Chapter 30 :: Akhir Dari Keputusan

6.4K 896 73
                                    

"Jennie, main yuk?!" teriak Bintang sambil menggedor-gedor pintu kamar Jennie tanpa henti.

"Jennie!"

"Jeeennnn!"

"Jennie woy bangun!"

"JEN KEBAKARAN JEN!"

Akhirnya pintu kamar Jennie terbuka menampakan sosok cewek itu dengan muka bantal khas orang bangun tidur. Jennie melayangkan tatapan bengisnya lalu tanpa ampun langsung menendang tulang kering Bintang hingga cowok itu mengaduh kesakitan.

"Anjir Jennie sumpah sakit banget!" Bintang mengelus kakinya yang kena tendangan Jennie.

"Berisik amat lagian, ganggu orang tidur aja!"

Bintang mencoba mengabaikan rasa sakit di kakinya dan berdiri tegak menatap Jennie. "Ayo jogging!"

Tanpa menjawab Jennie segera menutup pintu kamarnya kembali, tapi Bintang dengan gesit menahannya.

"Sesekali olahraha napa Jen, rebahan mulu lo sejak libur semester. Liat badan lo udah melar gitu!" Jennie melotot dan segera berlari ke arah cermin. Ia memperhatikan bentuk tubuhnya. Tak lama desahan napas terdengar dari mulutnya. Berat badannya memang naik dan Jennie tidak menyangka Bintang akan menyadarinya.

"Oke, gue ganti baju dulu. Lo tunggu di bawah aja!" Bintang tersenyum puas sebelum keluar dari kamar Jennie dan berderap menuruni tangga.

Sebenarnya bagi Bintang tidak ada yang berubah dari bentuk tubuh Jennie, ia hanya asal bicara saja agar Jennie mau ikut jogging dengannya. Tak disangka ucapannya ternyata berhasil membujuk Jennie.

"Ma, aku pergi dulu sama Bintang!" teriak Jennie lalu menyusul Bintang keluar rumah.

"Pemanasan dulu!" titah Bintang. Kali ini Jennie menurut tanpa bantahan sedikitpun.

Selesai pemanasan, Jennie dan Bintang berlari mengelilingi komplek perumahan. Jennie jadi teringat masa lalu. Dulu saat masih SMA Bintang sering mengajaknya jogging seperti ini. Bintang kadang mengajaknya ke beberapa tempat agar Jennie tidak bosan.

Lapangan Sempur dan Kebun Raya yang paling sering mereka datangi karena memang spot terbaik untuk jogging, ditambah tak begitu jauh dari rumah mereka—walau ramainya bukan main.

"Bin ... lo di kos masih suka jogging juga?" tanya Jennie ngos-ngosan

"Iya, seringnya sih gue jogging di lapang atletik atau deket rektorat."

Bintang memelankan langkannya untuk mengimbangi Jennie. "Gue tebak lo pasti gak pernah olahraga sejak masuk kampus."

Jennie langsung nyengir sementara Bintang berdecak. "Entar sesekali gue ajak deh biar tubuh lo banyak gerak. Cuma jogging gini asal rutin juga udah bagus Jen!"

"Males banget tau kalau di kos tuh bawaannya."

"Emang kalau di rumah gak males?Aalesan aja!" Jennie mengerucutkan bibirnya, tapi tak mampu membalas perkataan Bintang.

Lima belas menit kemudian langkah Jennie terhenti dan tangannya refleks menarik lengan Bintang agar ikut berhenti juga saat mereka melewati lapangan yang sangat ramai.

"Bin, kesana yuk?" ajak Jennie seraya menunjuk deretan ibu-ibu komplek yang sedang melakukan pemanasan untuk senam aerobik.

Kepala Bintang sontak menggeleng. "Ogah!"

"Ih, ayolah Bin. Jarang-jarang tau gue ikut senam," rengek Jennie sambil menunjukan puppy eyesnya. Kalau kaya gini Bintang jadi tidak bisa menolak. Ia pasrah saja saat Jennie menyeretnya bergabung ke dalam barisan.

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang