"BINTANG LO SERIUS PUTUS SAMA DELLA?" teriak Jennie malam itu mengundang tatapan penasaran orang-orang di sekitarnya.
Bintang serta merta membekap mulut Jennie dan memberi kode agar dia berhenti teriak-teriak mengingat mereka sedang berada di salah satu warung makan yang suasananya cukup ramai.
"Kok bisa?" tanya Jennie memelankan suaranya setelah menurunkan tangan Bintang dari mulutnya.
"Ya bisa lah."
"Gimana ceritanya? Perasaan kalian damai-damai aja tuh."
"Udah takdir."
"Seriusan Bintang!"
Bintang menghela napas. Ia tahu cepat atau lambat Jennie akan menyadarinya meski ia tidak bercerita sekalipun dan sekarang Bintang bingung harus bagaimana menjelaskannya. Jennie sangat mendukung hubungannya dengan Della, sampai-sampai cewek itu sering menjadi penengah dikala mereka sedang ada masalah.
"Gue udah bosen LDR Jen, pengen ganti suasana." Jennie melotot mendengar jawaban Bintang.
"Gila ya lo?!"
Bintang tahu Jennie tidak akan menerima alasan seperti itu, tapi mana mungkin ia jujur dan mengatakan kalau alasan sebenarnya adalah karena Della tidak bisa membuatnya move on. Terlebih yang membuatnya gagal move on adalah Jennie sendiri.
"Gak jodoh aja kali Jen."
"Pantesan Della udah lama banget gak ngontak gue, lo juga bisa-bisanya gak nyerita apa-apa! kalau bukan karena gue gak sengaja liat snapgram Della sama cowok barunya mungkin gue akan pernah tau."
"Ya maap Jen, gue lagi males curhat aja soalnya lo pasti bakal ngeintrogasi gue." Kepala Jennie berdenyut pusing. Padahal waktu liburan kemarin Jennie sempat galau sendiri mengira Bintang sedang bersenang-senang bersama sang kekasih sedangkan dia cuma rebahan di kamar sambil mantengin layar ponsel, menjelajah setiap aplikasi yang ia punya tanpa tujuan yang jelas.
"Tapi kalian putus secara baik-baik kan?"
"Kita gak sampe saling blokir nomor atau unfoll IG sih."
"Lo kira pacaran anak SMP?!"
"Canda Jen canda elah sensi amat sama gue. Kita putus baik-baik kok, kan Della orangnya woles."
"Kalian putus bukan gara-gara lo naksir cewek yang waktu itu ketemu di parkiran kan?"
Dahi Bintang mengernyit. "Seje maksud lo? Gila kali ... dia udah ada yang punya, gue gak ada niat ngerebut cewek orang."
"Sayang banget tau Bin, padahal gue suka sama Della."
"Dihh lesbi."
"Singting, bukan gitu maksud gue! Della tuh orangnya asik terus gak baperan juga," ujar Jennie setelah menoyor kepala Bintang.
"Ya mau gimana lagi orang udah putus." Bintang menyeruput es tehnya lalu melahap ayam geprek pesanannya dengan khidmat.
"Gue doain semoga kalian balikan."
"Gini ya Jen, dari pada lo ngurusin gue mending lo cari cowok sana! Sejak kita putus lo belum pernah pacaran lagi."
Jennie menelan makanan di mulutnya sebelum menjawab perkataan Bintang. "Males ah, gue lagi gak pengen pacaran. Lagian kan udah ada lo Bin."
"Aduh Jen jangan gitu, hati gue lemah nih. Kalau gue baper gimana?" Jennie malah tertawa dan hampir tersedak karenanya.
"Maksud gue kalau nyari orang buat dibabuin kan gue udah punya lo. Kang ojek gue juga nambah satu si Momo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yestoday [END]
General FictionAwal masuk praktikum, Jennie sudah dicap sebagai tukang gosip oleh salah satu asisten praktikum yang ia sebut sebagai titisan medusa. Namanya Terry, si perfeksionis bermulut pedas yang sayangnya dianugerahi wajah tampan luar biasa. Campus Life | Rom...