Jennie rasanya ingin mengubur diri saja waktu melihat sosok cowok yang dua hari lalu mergokin dia dan Momo yang sedang menggosipkannya dengan Nayla. Mimpi buruk Jennie menjadi kenyataanya. Rupanya cowok jutek itu salah satu asisten praktikum Geologi dan sialnya dia ditempatkan di rombel Jennie.
"Nama saya Terry Leonardo. Jurusan ilmu Geografi semester tiga."
Lagi-lagi semua anak cewek dibuat kagum. Mereka Terpesona dengan rupa cowok itu—yang sialnya memang ganteng sih. Jennie bisa saja ikut terpesona jika ia tidak mengalami tragedi memalukan di tempat foto copy.
"Eh, bentar. Nama dia Terry?" gumam Jennie menyadari sesuatu. Ia seketika ingat dengan ucapan Momo beberapa waktu lalu.
"Ah iya, ada juga yang sebelas duabelas sama kak Nayla. Katanya sama-sama semester tiga juga. Kalau nggak salah namanya itu Terry."
Jennie tercengang.
Berarti dia denger dong waktu gue ngomongin dia di kantin sama Momo?
Mampus gue mampus! Jennie sibuk mengumpat dalam hati. Kebodohannya seolah bertambah berkali-kali lipat. Bisa-bisanya ia baru menyadarinya sekarang.
Tuhan semoga dia gak ngenalin gue. Semoga dia lupa sama gue. Jennie segera merapalkan segala doa dalam hatinya yang membuat dia tidak begitu mendengarkan penjelasan Terry karena Jennie panik bukan main. Lalu saat Bintang yang duduk di sebelahnya tiba-tiba mengangkat sebelah tangan Jennie, ia terkejut.
"Ini Kak, Jennie katanya mau jadi komting!"
"Hah?" Jennie bingung. Dia menatap Bintang kaya orang linglung.
"Oke, mulai sekarang kamu komting praktikum rombel saya."
Woy anjir Bintang bego!
"Siapa nama kamu tadi?"
"Namanya Jennie Claradina Kak." Bintang yang menjawab. Jennie langsung mencubit lengannya.
"Heh gila lo?!"
"Apa?" Bintang menatapnya dengan wajah tanpa dosa.
"Ngapain lo ngajuin gue jadi komting? Udah nggak waras ya lo?"
"Abisnya sebel gue liat cewek-cewek rebutan pengen jadi komting jadi yaudah gue ajuin lo aja. Lagian biar gampang juga kalau mau ngumpulin laprak."
"Kenapa lo nggak ngajuin diri sendiri aja sih!"
"Males, gue gak cocok jadi komting." Jennie mengepalkan kedua tangan serta mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Gemas ingin mencekik Bintang saat itu juga, tapi ia mencoba untuk menahannya. Kalau nggak ingat dia sedang ada di kampus, sudah habis Bintang di tangan Jennie.
"Kita langsung mulai praktikum aja, tapi sebelumnya saya mau jelasin format laporan kalian." Suara Terry kembali terdengar. Jennie menutup mata sambil menarik napas dalam-dalam. Kembali mengatur emosinya yang tadi siap meledak.
"Pada dasarnya format laporan Geologi sama kaya laporan praktikum lainnya, bedanya ditulis di kertas HVS f4 bukan di kertas folio. Terus dikasih garis tepi. Kiri dua senti kanan satu dan gak boleh bolak-balik, nanti jelek ada bekas pulpennya."
Jennie membatin. Ini sih lebih ribet, mending pake folio aja yang udah ada garis-garisnya.
"Formatnya bisa kalian lihat di sini." Terry menunjuk papan tulis. "Judul center, tujuan minimal tiga, langkah kerja minimal sepuluh, analisis minimal dua lembar penuh. Kesimpulan maksimal satu lembar dan daftar pustaka minimal lima. Buku dua jurnal tiga. Harus jurnal ngga boleh nyari di blogspot atau web abal-abal yang gak bisa dipercaya. Terus inget kalian udah mahasiswa, bukan anak SMA lagi. Jangan langsung copy paste karena itu sama aja plagiarisme!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yestoday [END]
Ficción GeneralAwal masuk praktikum, Jennie sudah dicap sebagai tukang gosip oleh salah satu asisten praktikum yang ia sebut sebagai titisan medusa. Namanya Terry, si perfeksionis bermulut pedas yang sayangnya dianugerahi wajah tampan luar biasa. Campus Life | Rom...