01. Panggil aku Bintang

411 53 44
                                    

Kamu meremehkan sayap patahku. Kamu tak tau aku masih memiliki satu sayap untuk menamparmu⭐️

🐞Kumbang🐞

Now Playing => IU - Love Poem

***

Brukkk!!!

"Heh!!! Kalo jalan pake mata! Selain kaki lo pincang ternyata lo buta ya?!" teriak seorang siswi setelah ia tertabrak oleh gadis si pembawa tongkat berjalan itu. Padahal situasinya sama sama salah bahkan gadis pincang itu yang terjatuh karena tak mampu menahan tubuhnya yang memiliki kekurangan fisik itu.

Gadis itu berusaha bangkit walau sangat sulit, bukannya dibantu malah dibentak. Nasibnya yang dikucilkan sudah biasa, mungkin gadis itu sudah kebal.

"Maaf," ucap gadis pincang itu.

"Heh! Shafa! Maaf doang gak cukup," ketus gadis di hadapannya itu pada gadis pincang yang bernama Shafa.

Terlihat gadis di depannya itu mengisyaratkan kedua temannya untuk mengganggu Shafa, "Gimana kalo kita kerjain si pincang dulu," ucap gadis di hadapannya berseringai. Hingga gadis di hadapannya itu mengambil tongkat berjalan Shafa dengan paksa hingga Shafa harus menyandar pada dinding koridor sekolah untuk menahan tubuhnya.

"Nih ambil!" ucap gadis itu yang langsung memberi tongkat berjalan Shafa pada satu temannya.

Shafa menatap tongkatnya dengan panik, "Aku mohon balikin tongkat aku," pinta Shafa
"Ambil tongkat lo kalo bisa!" ucap gadis itu tergelak.

Shafa berusaha mengambil namun apa daya dia hanya memiliki satu kaki yang berfungsi hingga ia harus tertatih meraih tongkatnya. Shafa terus berusaha mengambil tongkatnya namun gadis yang membawa tongkatnya terus menjauh hingga Shafa sudah tak mampu lagi menahan tubuhnya.

Brukk!!!

Dirinya kembali terjatuh ke lantai.

"Tolong balikin tongkat aku!" pinta Shafa yang terduduk dilantai.

Gadis itu menatap Shafa sinis, "Payah banget sih! Lagian kaki satu aja belagu pake nabrak gue segala," ucap gadis yang menyilangkan tangannya itu. Sepertinya dia pimpinan kedua temannya. Sedangkan kedua temannya hanya terkekeh melihat nasib Shafa.

"Udahlah Elina! Ngapain ngerjain cewek pincang kaya dia, gak ada serunya," ketus gadis yang membawa tongkat Shafa itu pada pimpinannya yang bernama Elina.

"Elina!!!" teriak seseorang membuat mereka semua menoleh mendapati pria yang menatap tajam kearah mereka bertiga.

Itu Ezra, pria baik hati sekaligus teman Shafa satu-satunya.

"Jangan ganggu Shafa terus! Sekali lagi gue liat lo ganggu Shafa gue gak segan-segan laporin lo ke kepala sekolah!" peringat Ezra.

"Udah Ra.. Gapapa," ucap Shafa begitu tenang dan sabar.

Elina menatap Ezra sinis lalu terkekeh setelahnya, "Gak akan bisa! Orang tua gue penyumbang besar sekolah ini, kepala sekolah gak akan bisa sedikitpun ngehukum gue. Karena orang tua gue juga gak segan-segan buat cabut kerjasamanya dari sekolah ini kalo gue dihukum!" ketus Elina pergi begitu saja diikuti kedua curutnya membuat Ezra sangat geram. Dan tanpa memikirkan tiga curut itu, kini Ezra langsung membawa Shafa untuk bangkit dan memberi tongkat yang baru saja dijatuhkan oleh anak buah Elina.

"Gue gak ngerti kenapa Elina hobi banget gangguin lo," ketus Ezra yang berusaha menyamakan jalannya dengan Shafa yang cara jalannya terlihat menyulitkan namun Shafa sudah terbiasa dengan semua kekurangan yang ia miliki.

Kumbang [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang