⭐Bungaku layu seperti kisah cinta kita yang tak memiliki harapan. Hanya akan berubah kering dan mati terkikis waktu.⭐
🐞Kumbang🐞
Now Playing => The Rock - Munajat Cinta
...
Hati Shafa masih hancur berkeping-keping setelah membuka lebar telinganya mendengarkan setiap detail kehidupan Genta di masa lalu. Rapuhnya pria itu membuat Shafa tak habis fikir, hanya ada dirinya di dunia ini Genta mampu bertahan. Sepenting itukah dirinya di hati Genta.
Dress golden rose itu masih terpasang di tubuhnya, pikirannya masih kosong tentang masa lalu membuat Shafa tak buru buru menggati pakaiannya setelah sampai di rumah sendiri. Ya! Shafa ingin sendiri untuk sementara walau sebelumnya Genta bersikukuh mengantarnya pulang namun bunga Gardenia di tangannya sudah cukup untuk menemaninya saat ini.
Shafa menatap dalam bunga itu, ia melucuti pelindung bunga Gardenianya agar ia dapat mengambil bunga tersebut untuk ia taruh di vas bunga. Namun, ketika Shafa mencoba melucuti balutan itu, sesuatu jatuh mendarat di depan kakinya. Shafa menunduk menatap bingung sebuah kertas yang terlipat. Shafa meraihnya perlahan dan membukanya.
Shafa mencoba menyiapkan batinnya ketika beberapa kalimat tertulis disana. Shafa membacanya dengan seksama hingga air bening secara lancar tergelincir di pipi merahnya. Air matanya pecah begitu saja mengeluarkan segala kepedihan dalam hatinya yang entah kapan akan sembuh. Atau... Takkan pernah sembuh.
Benarkah malam ini adalah malam terakhir dirinya bertemu dengan Genta? Jika begitu, ia salah dalam bersikap. Seharusnya Shafa tak mengacuhkan Genta dengan pikiran kosong dan menolak pria itu untuk mengantarnya pulang. Sesungguhnya Shafa ingin Genta tetap mengantarnya pulang setiap hari seperti biasa dengan cerita random yang dapat menghangatkan suasana hatinya. Mengapa Shafa sangat egois? Ia lupa bahwa ada posisi Genta yang harus Shafa mengerti. Namun, dirinya telah telat, Shafa sudah menderita karena kehilangan kekasihnya yang berharga, sangat berharga seperti Bintang.
Kini, satu hal yang Shafa tau bahwa Bintang memang tak akan pernah bisa tergapai walau Shafa memiliki sayap sekalipun. Tugas Bintang hanya menyinari malam dari atas yang paling tinggi dimana siapapun tak akan bisa meraihnya.
Tongkat dan kakinya membuat kerjasama yang keras, Shafa mencoba berlari mencari pria itu kembali. Anggap saja dirinya memang bodoh karena telah menggunakan egonya yang berubah menjadi penyesalan.
Ia kembali ke atap itu, ke balkon dimana sebelumnya mereka berdua melihat Bintang di malam hari. Shafa terus mengedarkan pandangannya ditemani air mata dan isakan yang tak bisa dihentikan. Namun, tak ada disana. Shafa menghampiri meja yang sebelumnya mereka tempati, namun lilin yang sebelumnya terpajang indah menjadi padam semua.
Suasana di tempat itu semakin dingin dikala setetes demi setetes air hujan turun ke bumi. Tak peduli, Shafa masih bergerak menerjang hujan di malam hari yang semakin deras. Dressnya basah total, kini Shafa semakin terlihat menyedihkan ketika dirinya berjalan tertatih bersama tongkatnya untuk mencari keberadaan Genta.
Shafa mengingat kembali kata perkata yang tertulis pada kertas terkutuk itu, tanpa menghentikkan langkahnya untuk menyusuri jalanan yang basah.
Kumbang... Terimakasih telah menjadi saksi atas keredupan Bintang palsu ini. Bintang mohon untuk yang terakhir kali..
Shafa terjatuh, tenaganya habis menyisakan penyesalan mendalam yang hanya akan membekas dalam hatinya. Shafa terlanjur jatuh cinta pada Genta sang Bintang redup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumbang [Complete]✔
Teen FictionNoushafarina Tavisha, gadis cacat yang mampu bersekolah di SMA Mekar yaitu salah satu sekolah paling bergengsi yang dihuni oleh para murid yang high class. Namun, hanya Shafa yang berbeda mengingat gadis itu hanyalah gadis cacat dari kelas rendah ya...