05. Berjanjilah...

164 31 3
                                    

⭐️Suaramu mendobrak pintu masa laluku yang penuh akan kenangan kita berdua⭐️

🐞Kumbang🐞

Now Playing => Ashira Zamita - Cintaku Kini

***


Hari libur kerja memberi sedikit kelenggangan waktu bagi Shafa. Shafa masih menggunakan seragam sekolahnya, ia bingung jika libur kerja ia harus pergi kemana karena ia tak begitu suka untuk pulang ke rumah. Ia akan merasa kesepian karena ia hanya tinggal seorang diri. Ibu Shafa meninggal ketika ia dilahirkan, dan ayah Shafa meninggal karena penyakit darah tinggi ketika umurnya masih 9 tahun. Ia diasuh oleh kakak perempuannya hingga satu tahun yang lalu kakak Shafa harus bekerja di luar kota dan tinggal disana meningalkan Shafa sendiri dirumah. Shafa tau betul kakak perempuannya terlalu sakit hati ketika mengasuh dirinya, sakit hati bagaimana ibu meninggal saat melahirkannya hingga ketika aku dirasa bisa melakukan semuanya sendiri, kakakku malah pergi dengan perpisahan menyesakkan.

"Kita harus hidup masing-masing. Kakak rasa kamu udah cukup dewasa untuk mengurus hidup kamu seorang diri,"

"Tapi kak.. Aku gak bisa lakuin semuanya sendiri. Aku gak mau kesepian, aku gak mau ditinggal, aku gak mau hidup seorang diri. Aku belum bisa!" lirih Shafa yang terus mengeluarkan air matanya.

"Kamu harus bisa! Itu alasan kakak pergi, kamu bisa melakukan semuanya dengan satu kaki kamu. Jangan lemah! Jangan buat diri kamu direndahkan! Kamu masih punya satu kaki lagi untuk melangkah! Jangan bergantung pada orang lain,"

"Aku gak peduli sama kaki aku.. Yang aku mau kakak tinggal sama aku, aku gak mau sendiri. Aku takut.."

"Selamat Tinggal Shafa."

Shafa meremas tongkat berjalannya dengan tangan yang berkeringat. Masa kelamnya terpaksa membuat Shafa harus melakukan semuanya sendiri, ia direndahkan, di hina, dikucilkan, dan di saat itu semua tak ada satu orangpun yang bisa dijadikan sandaran bagi Shafa untuk menangis dan mengeluh. Setidaknya hingga Ezra datang menemani rasa sepinya di sekolah dan juga pelanggan setia bernama Bintang yang selalu berdiam menatapi bunga di toko bunga tempatnya bekerja. Namun, mereka semua bukan keluarga Shafa. Mereka hanya teman yang entah harus Shafa percaya atau tidak karena keluarga saja sudah menghancurkan kepercayaan Shafa, bagaimana orang lain?

"Kalo butuh temen buat nemenin kamu tuh bilang!"

Shafa tersentak dari lamunan menyakitkannya lalu menoleh mendapati pria yang tersebut dalam lamunannya.

"Bintang.. Kamu kok disini?" tanya Shafa menatap pria di depannya dengan tatapan bingung.

Genta terlihat melihat sekeliling, "Ngapain kamu di tempat sepi kaya gini. Gimana kalo ada om-om yang nyulik kamu?" ucap Genta.

Shafa menghembuskan nafasnya pelan, "Kamu ngikutin aku?" tanya Shafa kalem.

"Kalo iya gimana?" tanya Genta membuat Shafa melotot. Ia jadi terfikirkan ucapan Genta sebelumnya.

"Apa kamu cinta sama aku? Karena, aku cinta sama kamu."

Shafa masih heran dengan eksistensi Genta yang terlalu mendadak baginya. Karena awalnya Genta hanya pelanggan setia toko bunganya, lalu mendadak Genta adalah anak band terkenal dan satu sekolah dengannya dan terus berbicara hal aneh dengannya seakan pria itu mengenal Shafa. Ditambah disekolah tadi pria itu menyatakan cinta? Padahal Shafa sungguh tak mengenal pria itu lebih dari sekedar pelanggan.

Kumbang [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang