18. Terungkap Semuanya

76 16 1
                                    

⭐️Kamu tak dapat mempercayai apa yang kamu dengar. Namun, apa yang kamu lihat akan membuatmu sulit percaya. ⭐️

🐞Kumbang🐞

Now Playing => The 1975 - Be My Mistake

...

Sukabumi, 2017

Darah mengalir tanpa henti, setelah tubuh gadis itu terpental cukup keras oleh sebuah mobil, kematian mulai berada diujung tanduk hidup gadis itu.

Matanya berusaha terbuka, penglihatannya memburam. Ia berusaha mencari seseorang, bahkan gadis itu berusaha keras untuk bersuara memanggil sebuah nama yang berharap akan menjadi satu-satunya cahaya yang akan menerangi hidup keduanya, entah itu di alam lain sekalipun.

"Bin--Tang..."

"Bintang."

Air mata sudah bercampur dengan darah yang mengalir. Usahanya tetap berjalan, sebelum matanya terpejam ia ingin melihat prianya.

"Bintang."

"NOUSHAFARINA TAVISHA!!!"

Gadis itu tersenyum ketika suara itu memanggilnya. Pria itu datang. Namun, tanpa sempat gadis itu melihat, indra penglihatannya mulai memburam dan semuanya berlalu begitu saja.

Semuanya menjadi...

Gelap.

*****


"Saya akan bertanggung jawab atas cacatnya adik anda. Pekerjaan impian anda di Sulawesi, anda dapat bekerja disana." ucap seorang pria paruh baya yang terlihat berwibawa dengan jasnya namun tidak dengan akhlaknya.

"Tapi, bagaimana dengan adik saya Shafa? Saya tak bisa meninggalkannya sendirian disini," balas seorang wanita berumur 23 tahunan itu.

Pria paruh baya itu tersenyum, "Saya akan menjamin hidup Shafa. Sekolah di sekolahan berkelas tanpa biaya sepeserpun di Jakarta. Bukankah saat ini anda perlu memikirkan masa depan Shafa? Daripada saat ini anda luntang lantung tak memiliki pekerjaan ditambah cacat yang diterima adik anda?"

"Semunya. Saya akan bertanggung jawab." lanjut pria itu.

"Tolong izinkan saya tinggal selama satu tahun bersama adik saya di Jakarta. Shafa mengalami amnesia, dan saya tak ingin Shafa melupakan eksistensi saya sebagai kakaknya. Tentu saya ingin hidup yang lebih baik untuk adik saya."

*****

Plakkk!!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi anak sekolah yang duduk di bangku kelas 10 itu.

"Pembunuh? Itu sebutan kamu dari orang-orang?! Apa kamu gak tau akibat hal itu perusahaan ayah menurun drastis?!!!" teriak pria paruh baya itu.

Tak ada raut bersalah dalam wajah anak itu sedikitpun.

"Perusahaan. Itu yang ayah peduliin!"

"Itu karena kamu gak patut untuk dipedulikan, Genta! Yang kamu lakukan hanya membuat perusahaan ayah turun!!!"

Plakkk!!!

Lagi lagi direktur Pradipa itu menampar anaknya.

"Dan terakhir kali apa??? Kamu hamilin anak orang!!!" teriak tuan Pradipa membuat Genta mengepalkan lengannya kuat kuat.

Kumbang [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang