⭐Siapapun yang mencoba membuka hatiku. Kamu bukanlah dirinya, hatiku akan selalu tertutup tanpa dia.⭐
🐞Kumbang🐞
Now Playing => Terry - Harusnya Kau Pilih Aku
...
Hari-hari berlalu dengan cepat, mungkin tak terasa. Sudah tak terhitung berapa kali Genta membeli bunga. Kini, Genta melangkahkan kakinya menyusuri lorong rumah sakit mencari nomor kamar yang ditempati si perangkai bunga.
Cklek!
Genta membuka perlahan pintu kamar rawat Shafa menampilkan dua sahabat Shafa yang katanya menjalin kasih, siapa lagi jika bukan Evelyn dan Ezra. Sahabat jadi cinta itu sudah biasa karena pada dasarnya terlalu dekat dengan lawan jenis bahkan melakukan hal sederhana bersama akan membuat persahabatan menjadi cinta.
Evelyn dan Ezra sempat tersentak lalu menatap Genta datar. Percayalah awal mula Genta mendatangi Shafa, mereka berdua bersikap ketus pada Genta seakan mereka tak menerima Genta untuk mendekati atau sekedar menemui Shafa dengan apa yang telah Genta lakukan pada gadis itu, yaitu meninggalkannya pergi. Tapi, kini mereka mengerti sepenuhnya mengingat saat itu masih ada Lukas yang setia berada di samping Shafa.
Genta meletakkan sebuket bunga di nakas samping kasur Shafa. Genta akan menaruh bunga itu di vas nanti jika pertemuannya dengan Shafa selesai hari ini.
Evelyn dan Ezra mulai beranjak dari tempatnya.
"Syukur lo dateng. Kita ada kerjaan, gue juga harus ngurus usaha bunganya Shafa. Siapa yang akan ngurus kalo bukan gue, temen yang ngerti sama pekerjaannya." ujar Evelyn yang langsung menggandeng Ezra.
"Jagain Shafa ya." lanjut Ezra langsung melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu meninggalkan Genta yang kini duduk di samping tempat tidur Shafa.
Genta menghela nafas, terlalu lama Shafa terpejam dan selama itu pula Genta selalu khawatir. Apakah hari esok tetap sama? Apakah hari esok Shafa akan sadar? Atau sebaliknya? Yang Genta inginkan hanyalah Shafa dapat membuka matanya kembali. Dan menatap dunia indah sedang menunggunya.
Genta meraih lengan Shafa mengusap dan mengecup lembut, ia sangat merindukan genggamannya pada lengan Shafa. Namun, yang paling ia rindukan ialah mata Shafa ketika tersenyum manis. Ia sungguh berharap dapat melihat senyum itu lagi.
Genta mengeluarkan earphone yang tersambung pada ponselnya.
"Banyak orang yang suka suara aku dan merekapun sering muji suara aku. Tapi, kayanya cuma kamu deh yang belum pernah muji suara aku."
Genta langsung memasangkan earphone itu pada telinga Shafa, harap-harap Shafa dapat mendengar hingga degup jantung gadis itu mulai kembali normal atau bahkan cepat ketika gadis itu mendengar kembali suara Genta. Dan kini, Genta memutar lagu favorit yang hanya beberapa kali ia dengar. 'Kumbang'. Lagu itu jarang sekali Genta dengarkan, ia sangat takut rasa rindunya semakin dalam, karena dari judulnya saja mampu membuat Genta menangis dalam batinnya.
"Jangan terlalu lama istirahatnya. Aku nungguin loh."
Genta menatap sendu wajah gadis itu. Entah mengapa seiring waktu berlalu wajah Shafa semakin cantik dan dewasa dari terakhir yang ia lihat. Tentu saja... Genta terlalu lama meninggalkan gadis itu. Ia kira meninggalkan Shafa adalah opsi terbaik namun sepertinya semakin hari semakin gadis itu takut sendiri, apalagi kini Lukas tak lagi di sampingnya. Dasar! Pria tak bertanggung jawab! Sudah Genta relakan Shafa untuk Lukas namun pria itu malah pergi meninggalkan Shafa dalam tekanan batin.
![](https://img.wattpad.com/cover/203045610-288-k589531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumbang [Complete]✔
Teen FictionNoushafarina Tavisha, gadis cacat yang mampu bersekolah di SMA Mekar yaitu salah satu sekolah paling bergengsi yang dihuni oleh para murid yang high class. Namun, hanya Shafa yang berbeda mengingat gadis itu hanyalah gadis cacat dari kelas rendah ya...