36. Pernikahan Menjadi Pemakaman

91 10 0
                                    

Biarkan aku bahagia menjadi bagian dari bintang-bintang di atas sana.

🐞Kumbang🐞

Now Playing => Maizura - Aku Tanpamu

...

Lengan otot Genta sudah tak kuasa menahan nyeri yang mendalam setelah mencoba mendobrak pintu rumah Shafa untuk yang ke sekian kalinya hingga satu tendangan kuat Genta berhasil membuat pintu di hadapannya terbuka memperlihatkan betapa gelapnya rumah itu bak tak di huni.

Namun, Genta tetap bergegas menyusuri rumah Shafa. Saking tergesanya Genta menyenggol sebuah foto berbingkai hingga jatuh dan pecah. Genta tersentak sejenak ketika foto yang ia lihat berhasil membuat hatinya menangis lagi. Foto Shafa yang tersenyum dengan Lukas yang sedang mengenakan mahkota bunga membuat Genta refleks menggigit bibirnya seakan dirinya sedang menahan nyeri dalam dadanya. Namun, rasa sakit di hatinya ia lupakan dan melanjutkan langkah, membuka setiap pintu yang ada di sana hingga Genta sampai di depan sebuah pintu yang lagi-lagi terkunci. Dan dalam sekali tendangan Genta dapat membuka pintu tersebut dengan mudah, karena pintu itu hanya pintu kamar.

Dan di detik selanjutnya mata Genta membulat sempurna disaat darah segar keluar begitu lancarnya dari lengan Shafa yang mengalir hingga menodai baju Lukas yang ada di bawah gadis itu.

"KUMBANG!!!"

Genta bergegas menghampiri Shafa tepat ketika gadis itu melirihkan sesuatu yang pernah ada dalam memori kelamnya. Shafa yang sekarat seperti waktu itu, darah yang sama yang keluar dari tubuh Shafa seperti waktu itu. Dan kata yang sama yang terucap sebelum mata Shafa terpejam dan terbaring di atas tubuh Lukas tanpa daya dengan wajah yang sama sama pucat.

"Noushafarina Tavisha!" teriak Genta panik. Ia langsung melepas dasinya dan berusaha menutupi lengan Shafa yang tak berhenti mengeluarkan darah segar.

Sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan? Mereka sedang janjian untuk mengakhiri hidup mereka?

Namun, pikiran kalut Genta mengusir segala tanya. Dan buru-buru Genta menghubungi ambulance.

Mengapa banyak sekali malapetaka dalam hidupnya?

⭐🐞⭐🐞⭐

Semua orang mulai meninggalkan makam itu hingga menyisakan Robi, Ferdi, Genta juga Friska. Mereka berniat menemani Genta yang tak ingin pergi dari makam baru itu, matanya masih menatap pilu nisan yang terpajang disana. Bunga sudah bertebaran di atas makam itu bahkan sebuah cincin indah ada di atasnya.

Pernikahan yang berubah menjadi pemakaman tentu hal yang membuat siapapun akan merasakan depresi mendalam hingga percobaan bunuh diri pun terjadi. Dan Genta tak pernah membayangkan itu akan terjadi pada pasangan Lukas dan Shafa. Walaupun ia sangat membenci Lukas tapi rasa bersalahnya pada Lukas mampu membuat Genta mengikhlaskan kekasih yang ia cintai untuk pria itu.

Namun, hari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan tapi mengapa lagi-lagi harus dihapus oleh air mata. Mengapa tak pernah ada kebahagiaan ketika dirinya muncul? Selalu ada rasa sedih dan pilu seakan Genta hanyalah pria pembawa sial yang tak membiarkan orang di sekitarnya bahagia.

Genta menatap buku merah yang juga terpajang di atas makam itu. Ia penasaran namun di satu sisi, apa haknya untuk membuka buku itu? Dirinya tak ingin lagi menjadi pembawa sial untuk siapapun.

"Kalian pergi aja.." titah Genta.

"Tapi..-"

"Gua bilang pergi!!!"

Kumbang [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang