27. Let Me Die

66 11 0
                                    

Dunia tak ingin aku berpijak di dalamnya maka dari itu aku menderita.

🐞Kumbang🐞

Now Playing => Halsey - Nightmare

...

Bagai malam tersambar petir menatap cumbuan dari ayahnya kepada selingkuhannya, Genta berlari dari rumah mencari tempat apapun yang dapat ia singgahi selain rumah bak neraka itu. Ayahnya memiliki wanita lain selain Ibunya dan Ibunya pergi meninggalkan Genta tanpa pamit atau sekedar memikirkan untuk membawanya ikut pergi.

Namun, seperti anak yang tak diinginkan, kedua orang tuanya berlaku semaunya tanpa memikirkan hati Genta. Yang mereka pikirkan hanyalah bahwa Genta bisa makan dan sekolah, jika itu yang mereka mau, baiklah Genta akan mengurus dirinya sendiri.

Sepanjang jalan Genta melangkah, punggungnya terasa berat hingga ia tak mampu berjalan dengan tegap. Ia menoleh mengitari malam yang mulai dalam, ia tak tau langkah itu membawanya kemana, yang pasti Genta tak ingin berada dirumah itu.

"Genta!"

Seorang gadis datang menghadang jalan Genta, gadis itu berseringai menatap wajah muram Genta.

"Kamu teh kenapa?" tanya gadis itu.

Genta baru memiliki niat untuk mengangkat kepalanya menatap gadis yang berpakaian minim. Padahal cuaca di Sukabumi selalu dingin, bisa-bisanya gadis itu berpakaian minim layak gadis tak tau peraturan. Namun, Genta paham gadis itu memang seperti itu.

"Anindira,"

Genta menyebut nama gadis itu, nama yang cantik secantik parasnya namun jauh dengan sikapnya. Anindira adalah teman satu kelasnya, dia tipikal gadis nakal yang sering main malam, dan berganti-ganti pria. Tak jarang Genta memergoki Anindira mencium pria yang berbeda seperti gadis murahan.

Tapi satu hal yang Genta tau, Anindira selalu mengincarnya. Banyak teman sekolahnya yang mengatakan bahwa Anindira menyukainya namun Genta buang pikiran itu jauh jauh karena Genta tak pernah menyukai gadis murahan yang sering gonta ganti pasangan seperti Anindira.

"Muka kamu teh kusut," ujar Anindira mencoba meraih wajah Genta namun buru-buru pria itu mundur.

Genta menghindar, ia mulai melangkahkan kakinya lagi untuk menyusuri jalan namun Anindira memang tipikal tak bisa puas.

"Mau kemana kamu Genta?" tanyanya lagi.

Genta menggeleng masih melanjutkan langkahnya dan dengan setia Anindira mengikuti Genta.

"Kamu kayanya lagi bete ya? Mending ke rumah aku." ucap gadis itu.

Genta diam, ia tak memiliki tujuan malam ini. Apakah ia harus pergi bersama Anindira untuk malam ini, mengusir segala pikiran kalutnya tentang kedua orang tuanya?

"Ayo atuh!" Anindira menarik lengan Genta secara paksa. Genta tak memiliki pilihan lain

...

Genta membuka mata ketika sinar matahari menyapu lembut wajahnya. Ia terdiam sejenak mengisi kesadaran yang belum pulih setelah bangun dari tidurnya hingga ia mulai sadar akan sesuatu, bahwa dirinya sedang berada di tempat asing.

Ia menoleh ke kiri mendapati Anindira yang tertidur pulas disana. Genta tersentak di tempatnya, ia masih memakai baju yang semalam ia pakai. Ia percaya bahwa dirinya hanya tidur, tak lebih. Ia hanya sedikit panik karena Anindira tidur disampingnya dengan pakaian minim.

Kumbang [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang