Part 18 - Bimbang

597 17 0
                                    

Happy Reading!!
-------------------------------------------------------

Dua hari berlalu setelah pemberian kotak dari El, namun Joan belum memberitahu perihal itu kepada teman-temannya. Ia memutuskan hari ini ia akan menceritakan dari awal hingga akhir dan berusaha serinci mungkin agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan dari para anak ayam. Saat ini anak ayam tengah berkumpul dan bersiap untuk makan siang. Joan pun membuka suara.

"Gais, ada yang mau gue omongin"

"Ngomong aja sih, serius amat lu" timpal Icha.

"Gue jadian"

Perkataan yang keluar tiba-tiba itu berhasil membuat beberapa temannya tersedak.

"Gimana ceritanya??" tanya Nuri. Joan pun menceritakan kejadian kemarin dari sepulang sekolah, nonton drakor, hingga saat ia membuka kotak pemberian El.

"HAAAHH?!!" ke enam perempuan yang sedang makan siang bersama terkejut mendengar ceritanya.

"Ssstt berisik dah, gausah teriak napa. Lebay kalian" ucap Joan.

"Gimana ga teriak sih njir, gue aja speechless dengernya" ucap Desy.

"Wah gila, PJ ini mah" ucap Yola yang diangguki oleh Lia dan Icha.

"Eh ga ada ya, tekor gue kalo traktir kalian semua" sergah Joan.

"Udah-udah, makan dulu kelarin" ucap Anggy mengakhiri.

Seketika meja mereka hening karena semua melanjutkan kegiatan makannya. Setelah selesai makan, mereka berbincang sebentar dan satu-persatu anak ayam bubar menyisakan Joan, Lia dan Desy.

"Jadi, udah taken nih?" tanya Desy memulai percakapan yang membuat Lia menunggu jawaban Joan dengan penasaran. Namun hanya gumaman yang keluar dari mulut Joan.

"Yes! KONSER SKZ gratis uwuwuwu" ucap Lia antusias yang membuat Desy tersenyum. Berbeda dengan Joan yang tampaknya kurang senang, dan ternyata hal itu disadari oleh Desy.

"Kenapa Jo? Lu ga ikut? Kan udah berhasil taken sama El" Joan tersenyum tipis mendengar perkataan Desy.

"Gue emang udah taken sama El, tapi kalo gue ikut nonton konser berarti El cuma jadi taruhan dong?"

Ingin rasanya Joan berkata seperti itu, namun sayangnya kalimat tersebut hanya tersimpan didalam benaknya.

"Ohh, gue ikut kok" ucapnya sambil tersenyum dipaksakan.

"Nah gitu dong" ucap Desy lalu merangkul Joan.

Tanpa mereka sadari, percakapan tersebut didengar oleh seorang gadis. Gadis itu pun beranjak pergi dengan rasa amarah.

...

Seperti biasa Joan menunggu El didepan gerbang SMK Tarumanegara 1, sudah 15 menit lamanya namun El tak kunjung datang. Joan pun duduk di depan pos satpam sambil menendang batu-batu kecil.

"Lu dimana sih?!" gerutu Joan.

"Belum pulang neng?"

Suara Pak Hasan selaku satpam sekolah membuatnya menoleh.

"Lagi nunggu jemputan, Pak"

Mendengar jawaban dari Joan, Pak Hasan pun hanya ber-oh ria.

"Yaudah, saya tinggal ya neng. Mau ngopi dulu"

"Oh, iya Pak"

Joan masih menunggu kehadiran El seorang diri didepan sekolahnya. Satu jam kemudian, langit sedikit demi sedikit mulai menggelap dan terdengar gemuruh. Joan memeluk dirinya yang sedikit terasa dingin. Tak lama kemudian rintik hujan turun dan semakin lama semakin deras. Joan masuk ke dalam pos satpam untuk berteduh.

Masa SMK | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang