Masih suka baca book ini?
Kalau suka,
Vomment anda memberi nafas book ini supaya tetap berlanjutKalau ga suka,
Jangan dibaca daripada bikin sakit kepala》》》》》》》》
Jungkook terbangun oleh rasa haus yang sangat mendera tenggorokannya. Suasana yang gelap membuatnya agak sungkan untuk menyalakan lampu. Menyadari bahwa ini bukanlah kamar apartemennya, pria manis itu menarik nafas kesal.
"Taetae..." erangnya ingin menangis.
"Jungkook? Kau bermimpi?" Teguran serak Jin di sampingnya membuat Jungkook segera menutup muka dengan selimut.
"Kau masih tak enak badan?"
"Huum,"
"Besok masih ada satu sesi wawancara di radio Ulsan FM. Lusa kita baru kembali ke Seoul. Apa kau sudah tak kuat?" Jin meraba dahi Jungkook yang berkeringat.
"Hyung, aku bukan anak kecil. Kalau cuma demam begini aku cukup minum air hangat segelas besar," gerutu Jungkook.
"Bagiku kau masih balita, yang masih menangis jika tidak diajak bicara," Jin teringat saat kecil, Jungkook termasuk anak cengeng. Waktu masuk SMA Seoul dan ikut tinggal di rumahnya, Jungkook masih saja cengeng. Terutama jika sedang bertengkar dengan Taehyung.
"Jungkookie, kau tentu haus. Hyung ambilkan minum ya?"
Bahkan setelah air di gelas licin tandas, Jungkook masih galau menarik nafas resah. Ia takut mengganggu tidur Jin. Jika ingin keluar malah mengganggu tidur member bangtan lain yang tidur di kamar sebelah.
Demamnya memang tidak seberapa namun saat hatinya selemah ini, Jungkook sangat butuh sosok Taehyung suaminya.
Taehyung biasa memeluknya erat sambil berdendang lagu cinta. Kini ia dalam pelukan Jin kakak sepupunya, namun tidak sama dengan aroma Taehyung. Jungkook kembali mengerang menahan tangis.
"Jungkookie, kau perlu kupanggilkan dokter?" Jin kembali terbangun dan menyalakan lampu kamar.
"Aku mau Taetae..hiks.."
"Taehyung? Astaga. Apa kau ingin membuatnya juga sakit harus terbang kemari?"
Jungkook berbalik memunggungi dan tangis yang ditahannya pecah juga.
Jin bingung. Memang apa yang salah jika Jungkook butuh suaminya saat serapuh ini? Tapi sekarang jam 1 malam waktu tidur sedang dalam puncak berkualitas. Jika Taehyung menyusul kemari sudah tak ada pesawat ataupun kereta lagi. Naik mobil setidaknya akan menghabiskan waktu 4 jam perjalanan. Kasihan manusia alien itu tulangnya akan berantakan saking letihnya.
Jin terpaksa menanyakan ini pada manager Sejin bagaimana sebaiknya.
"Seandainya Jungkook kita bawa pulang ke Seoul, aku khawatir sakitnya akan makin parah terkena angin malam. Jadi kita bawa ke RS saja agar diberikan obat tidur,"
"Mwo? Apa itu solusi terbaik? Jungkook itu hanya demam dan dia hanya bisa tenang dengan Taehyung disisinya. Ini bukan tentang sakitnya, hyung,"
"Kalau begitu aku akan mencarikan pil tidur, nanti kau taruh di minumannya." Putus Sejin lalu mengambil jaketnya keluar.
Jin hanya menggeleng bingung. Ini seperti kondisi istri akan melahirkan sedangkan suaminya jauh di dasar laut mengeruk pasir.
Saat dia kembali masuk ke kamar, Jungkook sedang menerima telepon dari ponselnya sambil berbaring lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Loves Him (vkook AU) 17+
General Fictionkoleksi vkook BXB yang dibuat AU, hasil remake "my old book". mature content! harap menyesuaikan usia sebelum nekat membaca!