Alang alang pun akan hilang bila diterpa angin berterusan, lantas apa kabar hatiku yang kau abaikan?
Mentari pagi cerah menyapa keempat gadis cantik yang sedang menjalannkan hukuman hormat bendera karena telat. Mereka telat kurang lebih tiga puluh menit, dan itu di sebabkan karena mobil Alphard berwarna putih milik Alya mogok di jalan, dan mereka harus menunggu mobil Lamborghini milik Diva
Mereka dapat masuk karena menyogok Kang Dadang selaku satpam sekolah dengan sebungkus Rokok, betapa apes mereka saat memasuki area sekolah bertemu dengan Pak Komari selaku guru BP yang tak punya hati. Eh ga deng😅 hingga akhirnya mereka dipepe jadi pindang di tengah lapangan
"Kampret, bisa item ini gue" gerutu Fita, seketika pamdangan ketiga temannya mengarah padanya
"Lo kira kulit lo aja, kulit gue juga kali" sahut Diva, enak ya panas panas padahal Skincare Mehong :)
"Hih lo mah, bacot mulu! Sinar mentari pagi itu baik untuk kesehatan tubuh!" seru Alya ia malas mendengar ocehan temannya yang unfaedah itu
"Gaya lo Al, coba mobil lo ga mogok di jalan ga bakal di hukum kita" ucap Fita yang berbaris paling pinggir
"Lo kira gue mau mobik gue mogok? Ya engga lah" jawab Alya, ia mengelap pelipisnya yang berkeringat
"Mobil bagus brend Alphard lah mogok di jalan kan ga asik!" cetus Fita, ia masih kesal kenapa harus telat dan yang paling ia sesali kulitnya bisa jadi hitam nanti
"Lo, anjir diem aja napa! Gue aja dihukum cuma diem!" ucap Arla agak membentak, sejak tadi ia sudah kepanasan tambah panas denger ocehan ketiga temannya
"Ye.. Lo mah biasa kek gini bego, lah gue boro boro" ujar Fita, ia mengibas ngibaskan tangan kirimya untuk mengurangi rasa gerah
Mereka yang sibuk berdebat dengan pendapat masing masing sampai tak sadar bahwa banyak siswa maupun siswi yang memperhatikan mereka, banyak kaum adam yang ingin memberi minum dan sekedar mengelap keringat.
"Kalian boleh pergi ke kelas, tapi jangan di ulangi lagi" ucap Pak Komari, dan itu disambut dengan bahagia oleh Abstrak Girls
"Nah Pak, dari tadi kek! Kan saya gak harus repot panas panas gini" ceplos Fita membuat Pak Komari mendelik ke arahnya
"Masi untung saya bolehin masuk kelas, mau saya tambahin lagi hukumannya?" tanya Pak Komari tetepi dengan nada menggertak
"Eh eh pak, makasih" jawab Abstrak Grils kompak dan berlari menjauhi Pak Komari, tapi sebelum jarak mereka jauh Diva masih sempat berteriak
"Pak... Kalo hukum kita jangan berat berat yah, kasian kulit kitanya ntar jadi item kaya kumis bapak yang kaya uket bulu itu pak, skincare juga mahal pak, kalo bapak mau beliin mah gak papa" teriak Diva panjang lebar, kepala Pak Komari lantas berasap
"Diva... Kesini kamu ya!" teriak Pak Komari, tetapi mereka lari dengan kecepatan kilat jadi gak kekejar Pak Komari
"Peh... Nda umum itu Pak Kom!" ucap Diva ia mengatur napasnya yang terenggah enggah
"Lo sih cari gara gara" sahut Alya ia juga sedang mengatur napasnya
"Untug kita ga di hukum lagi, kalo iya bisa tambah item ini kulit" jawab Fita, ia menyeka keringat di dahinya
"Diva sih, lo juga" jawab Arla menunjuk Diva, dan Fita
"Kantin yok, males gue masuk kelas laper!" ajak Diva, tangannya menarik Alya, Alya menarik Fita, dan Fita menarik Arla jadi kaya gerbong kereta
"Yaudah kantin ya kantin, tapi gak gini juga kali!" protes Arla yang di tarik Fita
"Lah kok jadi gandengan gini?" tanya Diva yang baru ngeh

KAMU SEDANG MEMBACA
ABSTRAK GIRLS (End)
FanfictionEmpat gadis dengan karakter yang berbeda, dengan sifat kepribadian yang berbeda pula, di satukan dengan ikatan persahabatan. persahabatan yang mewarnai luka, lara, bahagia, dan tawa. Dan di padukan oleh bumbu bumbu cinta bagaimana perjuangan dengan...