Memendam rasa itu nggak enak!
Apalagi menyembunyikan rasa nyamanSetelah kejadian tadi di karidor sekolah, Arsen membawa Diva menuju lapangan membuat Diva bertanya tanya apakah Arsen tau tentang hukumannya?
"Ngapain kesini?" tanya Diva ia bingung
"Main" jawab Arsen singkat, Diva berkali kali lipat lebih bingung, main di lapangan? Ngapain? Lah iya kalo di lapangan basket, la ini di lapangan utama
"Sana lo hormat bendera, lo di hukum kan sama Bu Ghina" ucap Arsen membuat Diva kesal bukan main, tadi Zidan sekarang Arsen nanti siapa? Pak Komari?
"Kampret lo katanya main bang-" ucapan Diva terhenti kala ada jari telunjuk yang menempel di bibirnya
"Udah gak usah banyak bacot lo, gue aduin Bu Ghina mau?" tanya Arsen, Diva menggelengkan kepalanya kuat membuat Arsen gemas bukan main
"Udah sana" Arsen membalikkan tubuh Diva dan mendorong Diva untuk hormat bendera, setelah itu Arsen pergi entah kemana
"Arsen bangsat, Arsen kampret, Arsen taik, anjeng nyesel gue ngikut dia" sumpah serapah keluar dari bibir mungil milik Diva, Diva mengedarkan pandangannya ke arah karidor karidor kelas namun nihil sepi sangat sepi bahkan ia tak menemukan siswa atau siswi yang berkeliaran
"Panas gila, ini matahari gak bisa kasih keringanan dikit napa, mendung dulu kek biar gue gak kepanasan" keluh Diva, ia menyeka keringat di dahinya yang mulai mengucur
"Panas gini mah enaknya minum es jeruk jan josss" gumam Diva, tak terasa sudah lima belas menit Diva hormat bendera
Benda dingin menempel di pipi Diva, membuat Diva kaget lantas ia menoleh ke samping dan mendapati Arsen di sampingnya sedang tersenyum sangat manis
"Panas?" tanya Arsen ia masih mempertahankan senyumannya
"Lo masih nanya lagi, jelas lah panas bego lo ya?" tanya Diva, ia langsung menyahut botol aqua dingin yang di pegang Arsen dan meneguknya hingga tersisa setengah
"Haus banget?" tanya Arsen, ia mengelap keringat di dahi Diva yang masih menetes dengan tangan kosong
"Masi nanya ya haus lah!" sewot Diva
"Coba lo liat belakang Div" pinta Arsen, Diva melihat ke belakang dan ia sukses menganga
Bagaimana tidak di di belakangnya ada banyak kelopak mawar merah yang di bentuk hati dan juga tulisan I LOVE YOU DIVA dengan kelopak bunga warna putih, jangan lupakan ada satu kursi lengkap dengan gitar klassik berwarna coklat tua
"Apaan nih?" tanya Diva, Arsen mengendikkan bahunya pertanda ia tak tau
"Terus?" tanya Diva, Arsen tak menjawab melainkan membawa Diva untuk lebih dekat dengan tulisan tadi, Arsen duduk di kursi single tadi, lalu ia memangku gitar klasik warna coklat tua itu
"LAGU INI GUE PERSEMBAHAN UNTUK ELO DIVANA RADHITYA" teriak Arsen lantang, entah karidor yang tadinya sepi sekarang menjadi ramai seakan penasaran dengan apa yang Arsen lakukan
Jreng....
Arsen memetik gitarnya memainkan intro lagu PERFECT - ED SHEERAN, gitar yang tadi hanya petikan kini di iringi dengan suara serak basah namun merdu milik Arsen, Arsen bernyanyi dengan penghayatan ia juga memandang bola mata Diva seakan mengunci tatapan itu, kurang lebih tiga menit Arsen bernyanyi ia mengakhiri lagu yang ia bawakan dengan senyuman yang teramat manis membuat kaum hawa yang ada di sana menjerit histeris tapi Diva tidak
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSTRAK GIRLS (End)
FanficEmpat gadis dengan karakter yang berbeda, dengan sifat kepribadian yang berbeda pula, di satukan dengan ikatan persahabatan. persahabatan yang mewarnai luka, lara, bahagia, dan tawa. Dan di padukan oleh bumbu bumbu cinta bagaimana perjuangan dengan...