Mantan, Manis diingatan susah dilupakan
Mentari pagi bersinar cerah menyapa ke empat gadis yang tegah dijemur di tengah lapangan untuk hormat bendera. Abstrak Girls terancam dihukum karena telat dua puluh lima menit, entah karena apa alasan mereka berempat yang berbeda - beda membuat Pak Komari pusing tujuh keliling
"Haduh haduh, coba aja lo gak molor kita gak bakal dijemur gini La!" kesal Diva, kali ini matahari sedang terik membuat keringat cercuran didahi ke empat gadis itu
"Lo kira gue gak cape apa kemarin? Lo enak ya cuma ngebacot" jawab Arla sewot, enak aja ia yang disalahkan
"Mana gak ajak - ajak kita lagi kalo makan makan!" seru Fita, ia baru tau kalau Arla tunangan tadi pagi dari mamanya
"Kempret dia mah gak setia kewan" sahut Alya ia menyeka keringat yang menetes didahiya
"Kita bukan kewan bangsat" kompak Arla, Diva, Fita
"Eh... Typo tadi" jawab Alya dengan cengiran khasnya
"Typo dengkulmu" kesal Diva
"Duh duh, ini masi lama apa ya?" tanya Fita, seragamnya sudah basah karna keringat dan itu juga dialami oleh ketiga temannya
"Lima belas menit lagi" jawab Alya setelah melihat jam di pergelangan tangannya
"Kampret... Mati kering lah gue" sahut Diva dengan dramatis
"Aduduh... Kulit gue tambah item ini" keluh Fita, lalu Arla menoyor kepala Fita
"Masih putih gini dibilang item, lo katarak?" tanya Arla
"Bukan katarak La, tapi emang gak keliatan" ucap Alya ngawur, Fita hanya diam karena ia jadi bahan bullyan
"Itu Pak Komkom baskom ngeselin amat, masa kita di suruh hormat bendera gini di kira gak panas apa? Coba dia yang kita suruh hormat bendera auto tambah jelek itu guru" crocos Diva panjang lebar, membuat ketiga temannya ngakak atas pernyataan Diva yang terakhir
"Bukan tambah jelek lagi, malah jelek lah" ucap Fita membuat ketiga temannya diam
"Lah apa bedanya Fita?" tanya Arla, dan Alya. Sedangkan Fita masih memikirkan kalimatnya
"Geblek ya gitu" ucap Diva
"Kaya situ engga aja" jawab Fita
"Tapi kan masi ngotak gue daripada elo!" bela Diva, memang masih pinter dia masi gercep dia dibanding Fita yang lolanya minta ampun
"Udah lo dakjal perempatan, diem ngoceh melulu buset" kesal Arla ia gemas dengan kedua sahabatnya yang adu argumen
"Udahlah lo berdua itu sama!, sama - sama lolanya" lerai Alya, ia jadi kepingin nampol muka Fita, dan Diva yang keliatan banget sok polosnya
"Bodo ih kesel gue" ucap Fita lalu menurunkan tangannya karena pegal tapi siapa sangka bahwa Pak Komari mengamati gerak gerik Abstrak Girl dari lantai dua
"Itu Fita kenapa tangannya di turunin? Mau saya tambah hukuman kamu?" tanya Pak Komari dari atas sana, dengan reflek Fita mengangkat tangannya lagi dengan posisi hormat
"Aduh Pak, masih lama apa? Ini tangan kita udah pegel pegel loh, emang bapak mau kalo kita suruh bayar ongkos pijit?" adu Arla, ia sudah capek, eh malah kena hukuman
"Kalian Diem apa bapak tambah hukumannya?" tanya Pak Komari
"Diem lah Pak" jawab ke empatnya kompak membuat nada suara mereka seperti membentak
"Kalian di suruh diem malah ngebentak, ngelawan kalian?" tanya Pak Kom dengan menaikkan satu oktaf suaranya
"Kita gak ngebentak pak, tapi menjawab" jawab Diva membuat Pak Kom naik darah
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSTRAK GIRLS (End)
FanfictionEmpat gadis dengan karakter yang berbeda, dengan sifat kepribadian yang berbeda pula, di satukan dengan ikatan persahabatan. persahabatan yang mewarnai luka, lara, bahagia, dan tawa. Dan di padukan oleh bumbu bumbu cinta bagaimana perjuangan dengan...