Taehyung mengerjapkan mata saat cahaya matahari mulai merasuk ke dalam netranya yang masih terlelap. Rasa kantuk masih menguasainya, tapi ia tak mau kalah dengan cahaya yang terus saja mengusik matanya.
Namun akhirnya ia mengalah. Pria itu mencoba bangun dari kasur empuk miliknya. Dengan mata yang masih sulit terbuka, ia akhirnya berjalan menuju kamar mandi.
Taehyung keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang menutupi bagian pinggangnya kebawah. Tetesan air masih menetes dari helaian rambutnya. Sementara matanya menjelajah sekeliling kamar yang sangat tak bisa dibilang rapih. Ada banyak bekas minuman kaleng beralkohol di atas nakas dan lantai. Pria itu tersenyum miris, ia sudah berjanji itu adalah yang terakhir untuk saat ini. Setidaknya saat ia tak sedang merindukan kekasihnya.
Kembali, matanya teralih pada sebuah benda berbentuk persegi. Langkahnya sedikit tertahan namun akhirnya dengan cepat ia mengambil benda persegi yang tergeletak di lantai itu.
Dadanya masih saja terasa sesak jika melihat wajah kekasihnya dalam figura itu. Bae Sally kekasihnya, wanita dengan rambut pirang sebahu yang terurai indah, mengenakan sebuah dress pantai berwarna putih bermotif bunga sedang tertawa dalam pelukan Taehyung yang juga mengenakan kemeja dan celana putih serupa. Mereka mengambil foto itu saat mereka berlibur di Hawaii beberapa bulan yang lalu.
Dalam sekejap rasa sesak itu kembali menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat setetes air mata Taehyung kembali jatuh membasahi wajahnya yang semakin menirus. Namun dengan cepat juga pria itu menghapusnya, tak ingin kembali larut dalam keterpurukan. Sudah sebulan ia hidup bagaikan mayat hidup. Hanya tidur, mabuk-mabukkan dan mengurung diri. Mengabaikan semua kewajiban dan tanggung jawab pada perusahaan keluarga miliknya, seolah tak ada lagi yang bisa dilakukan setelah kehilangan seluruh dunianya.
Tekadnya sudah bulat, ia ingin menenangkan diri ditempat yang jauh. Dimana ia bisa menghirup udara segar yang benar-benar dapat membuatnya terasa hidup kembali.
Tak beberapa lama ponselnya berdering, tertulis nama -Eomma- di layar."Ne eomma"
"Kau jadi pergi nak? Sebelum pergi, mampirlah untuk makan siang dengan kami"
"Ne. Aku akan datang"
Taehyung menghela nafas berat setelah menutup panggilannya. Kembali menatap figura yang masih ia pegang, mengelus wajah cantik itu dengan jemarinya.
"Kemanapun aku pergi, kau akan tetap bersamaku kan sayang?" Ucapnya lirih.Ia pun segera mengenakan pakaian dan berkemas mempersiapkan segala keperluan untuk dibawa bepergian nanti.
----
"Berapa lama kau akan bepergian?" Tanya sang ayah setelah mereka selesai makan siang.
"Entahlah Appa" jawab Taehyung seadanya.
"Berjanjilah pada eomma jika kau akan makan dengan baik disana. Kau sangat tirus nak. Jangan buat eomma khawatir" sang ibu menggenggam salah satu tangan Taehyung, yang kemudian dibalas Taehyung dengan tepukan kecil menenangkan.
"Aku berjanji eomma. Jangan khawatirkan aku dan kau juga harus fikirkan kesehatanmu" jawabnya kembali menenangkan dengan senyum yang terasa dipaksa mengembang. Siapapun yang melihatnya kini pasti akan tahu bahwa senyum yang Taehyung berikan hanya sebuah kepalsuan agar orang-orang tak mengkhawatirkannya secara berlebihan.
"Pergunakan liburanmu dengan baik" sela seorang wanita berbadan mungil dengan setelan modis dan tak lupa dengan sebuah kacamata yang masih bertengger di hidungnya.
"Noona?"
"Kau tak perlu khawatir, aku yang akan menjaga eomma dan appa selama kau liburan" Taeyeon mendudukkan diri disebelah Taehyung. "Hah adikku, berjanjilah kau harus kembali dengan hati yang semakin kuat. Jika perlu carilah jodohmu disana" kekehnya.
Taehyung adalah anak kedua sekaligus anak bungsu di keluarga Kim. Sedangkan kakaknya adalah Kim Taeyeon. Wanita itu telah menikah dengan dengan kekasihnya Byun Baekhyun dan sudah dikaruniai seorang putra tampan berusia lima tahun, Byun Taehyun. Jarak tahun kelahiran Taehyung dan Taeyeon hanya berjarak dua tahun. Itulah yang menyebabkan hubungan keduanya teramat sangat dekat.
----
Taehyung duduk memandang jendela transparan besar dihadapannya. Menatap langit biru sejauh mata memandang. Ia sengaja mengambil tempat duduk persis dekat jendela saat menunggu waktu boarding. Membayangkan jika gadisnya masih hidup, maka dipastikan hari ini adalah hari dimana ia akan melamarnya.
Hubungan yang sudah berjalan 5 tahun itu memang akan segera Taehyung resmikan secepatnya. Jika bukan karena Sally yang ambisius untuk menyelesaikan kuliah dan bekerja lebih dulu, mungkin mereka sudah menikah sejak beberapa tahun yang lalu. Namun Kim Taehyung tetaplah Kim Taehyung, sebesar apapun cintanya pada Sally, jika Sally sudah mengucapkan keinginannya maka ia hanya bisa mendukung sepenuh hati dan berharap kebahagiaan untuk sang pujaan hati.
Taehyung tertunduk, kini semua itu tinggalah kenangan. Rencananya kini hanyalah angan yang tak akan pernah terlaksana. Harapannya saat ini hanyalah agar ia bisa diberi kekuatan walau hanya untuk menjalani hidup. Karena dirasanya, ia tak akan bisa membuka hatinya untuk mencintai siapapun.
Tring-
Sebuah pesan masuk menyadarkan Taehyung dari lamunan.From : Irene
Kau sudah berangkat? Hati-hati, jaga dirimu dan kabari aku. Aku selalu siap mendengarkanmu Tae.Taehyung membaca pesan itu tanpa berniat membalasnya. Ia masih tak ingin diganggu oleh siapapun walaupun itu adalah Bae Irene sahabatnya sendiri, sekaligus kakak dari almarhumah kekasihnya, Sally.
TBC
Hai.. aku kembali😸
Gimana chapter awal ini?
Menarik atau engga?
Jadi,chapter berikutnya tergantung respon dari readers aja yah. Terimakasih💜
Dp.280120
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity Of Unexpected Love
FanfictionSebulan berlalu setelah kematian sang kekasih, Kim Taehyung mulai tak tahan hidup dalam kenangan yang membayang disetiap detik nafasnya. Ia pun mencoba bangkit untuk melanjutkan hidup yang sempat kehilangan arah. Taehyung memulai kembali hidupnya me...