Chapter 2

2.5K 276 7
                                    

Sudah terhitung 2 bulan Taehyung lebih mengelilingi beberapa negara. Mulai dari New Zealand, hingga beberapa negara di benua Amerika sudah ia kunjungi hanya untuk menyalurkan hobi fotografinya. Ia lebih suka jika keindahan alamlah yang jadi objek potretnya. Entah mengapa dari setiap tempat yang ia kunjungi, hasil jepretannya membuat perasaan Taehyung menjadi damai. Seolah pemandangan dunia yang begitu indah bisa menenangkan gusar yang tumbuh liar dihatinya jika teringat kembali pada sang pujaan hati yang kini berada di tempat peristirahatan terakhir.

Hingga suatu hari tujuan travelnya berlanjut pada kota London, ia tertarik pada bangunan bersejarah bernuansa klasik disana. Puas memenuhi keinginannya, Taehyung kembali berjalan-jalan menikmati suasana sore hari di pinggiran kota, hingga ia tak menyadari jika langkahnya sudah berjalan jauh dan hari mulai gelap.

Brugh!

Akibat terlalu fokus pada beberapa objek potret, Taehyung tak menyadari jika jalannya bertabrakan dengan seseorang. Tubrukan itu hampir membuat tubuhnya hilang keseimbangan walau tak sampai terjatuh. Terlihat seorang pria dengan badan tegap yang lebih besar dari Taehyung berjalan dengan seringai yang sempat disadarinya sepersekian detik sebelum pria besar itu kembali berjalan meninggalkan Taehyung.

Taehyung meraba coat coklat bagian kiri yang dipakai, dompetnya kini sudah lenyap. Secepat kilat ia menoleh pada pria besar yang menabraknya tadi. Sementara pria itu sudah berjalan menjauh seraya memegang dompet hitam yang digoyangkan seolah tahu Taehyung saat ini sedang memperhatikannya.

"Sialan!"

Tanpa banyak berfikir Taehyung berlari mengejar pria itu. Dirasa korban mulai mengikutinya, dengan seringai licik pria besar itu juga berlari memasuki gang-gang di antara bangunan lama yang mana semakin jauh Taehyung mengejar semakin sepi pula jalanan itu.

Sampai di suatu gang buntu berbataskan tembok dengan pagar kawat diatasnya, pria besar itu berhenti berlari. Begitupun dengan Taehyung. Keduanya sama-sama menghirup oksigen semampu yang mereka bisa.

"You can take all of my money. But, bring back my wallet" ucap Taehyung diselingi engahan nafasnya.
Bukan uang yang membuat Taehyung berlari mengejar berandal itu, namun sesuatu yang berharga ada didalam dompetnya. Sebuah kertas kecil berwarna merah muda berbentuk love, dengan tulisan 'Aku selalu mencintaimu' ditambah foto yang diam-diam Sally ambil saat mencium wajah Taehyung ketika tertidur pulaslah yang membuatnya tak bisa membiarkan ia kehilangan dompetnya begitu saja.

Namun dengan wajah tengil, berandal itu justru menunjuk Taehyung dengan jari telunjuk dan mengisyaratkan untuk bertarung melawannya. Taehyung sadar dirinya tak terlalu ahli dalam masalah bertarung. Namun amarah dalam dadanya kini melebihi ketakutan pada si berandal tengil itu.

Dalam hitungan detik Taehyung berlari, kemudian memutar tubuhnya 360 derajat seraya mengangkat kaki kananya tinggi hingga mengenai wajah pria besar itu. Alhasil pria itu terjerembab ke belakang. Dengan sedikit erangan dari bibirnya, berandal itu mengusap rahang wajahnya yang terasa ngilu bekas tendangan Taehyung.

Sementara Taehyung tersenyum sinis, kini berganti ia yang menunjuk pria itu dan menyuruhnya maju untuk melawan. Pria itu meludah tepat ketika terasa ada gelenyar anyir darah dari dalam mulutnya.

Tanpa banyak basa basi pria besar itu maju, mencoba memukul Taehyung beberapa kali namun masih bisa Taehyung tepis. Hingga satu pergerakan dari pria itu membuat Taehyung kecolongan dan Buaak!
Satu bogem mentah mendarat di wajah tampannya. Taehyung tersungkur ditempatnya. Pukulan itu membuat kepalanya sedikit berdenyut. Tapi tak menyurutkan niat untuk merebut barang berharga miliknya.

Taehyung kembali berdiri bersiap menyerang kembali, namun ia merasa ada yang tak beres saat melihat pria berandal itu terkekeh senang. Seketika rungu Taehyung menajam, ia mendapati beberapa langkah kaki makin medekat dari arah belakang.

Felicity Of Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang