Chapter 4

2.2K 279 6
                                    

Hati Taehyung mencelos mendengar jawaban yang keluar dari mulut wanita dihadapannya. Harapan yang beberapa saat sempat ia gantung tinggi, kini harus ia relakan jatuh terjun bebas lebih dalam ke dasar relung jiwa.

Taehyung kembali berkali-kali meyakinkan dirinya jika Sally sudah benar-benar pergi dari dunia ini.

Itu sulit.

Sangat sulit.

Namun ia berusaha menerima kenyataan jika wanita dihadapannya adalah orang lain yang memiliki paras serupa. Walaupun itu adalah hal yang sangat tak masuk akal bagi Taehyung saat ini.

Hari ini jatah Tzuyu libur, maka ia tak perlu meninggalkan Moly dan Taehyung dirumah berdua saja. Tzuyu dengan telaten merawat Taehyung.

Tzuyu menghela nafas, ia menyesal sudah membentak Taehyung, "Makanlah. Lalu minum obatmu tuan" Tzuyu membantu Taehyung duduk bersandar, lalu menyuapi bubur perlahan.

"Ada banyak luka ditubuhmu yang harus kita obati setelah ini" ucap Tzuyu seraya mengelap pinggir bibir Taehyung yang sedikit belepotan oleh bubur.

Tak banyak respon yang Taehyung berikan, ia masih terlalu shock dengan sosok sang penolong. Setelah makan juga meminum obatnya, Tzuyu kini membantu Taehyung melepaskan baju yang masih ia kenakan sejak kemarin, menelisik setiap inci tubuhnya untuk menemukan luka terbuka atau mungkin memar yang mungkin sudah membiru sempurna.

Sementara itu Tzuyu sendiri tak henti-hentinya menahan rona merah diwajahnya tatkala melihat tubuh Taehyung yang begitu atletis dan juga berbentuk. Jujur saja, ini pertama kali baginya melihat pria bertelanjang dada sedekat ini. Bahkan hingga menyentuhnya.

Keduanya pun sibuk masing-masing dalam diam dengan berbagai fikiran yang berputar dikepala.

Setelah selesai, Taehyung tak dibiarkan bangun lagi oleh Tzuyu. Menurutnya, Taehyung harus sembuh terlebih dulu sebelum ia bisa diajak bicara lebih banyak. Taehyung akhirnya kembali tertidur karena tubuhnya masih membutuhkan istirahat.

----

Keesokan harinya..

Tzuyu membangunkan Taehyung lebih pagi, mengganti perban, mengoles luka, menyuapi sarapan dan terakhir memberikannya obat untuk diminum.

"Tuan, hari ini aku akan bekerja. Siang nanti aku akan mengantarkan makan siang untukmu dan Moly. Jadi beristirahatlah dan jangan lakukan apapun" pesan Tzuyu singkat pada Taehyung sebelum ia meninggalkan kamar.

"Moly-ya, eomma titip uncle ya. Uncle belum sembuh jadi jangan diganggu"
Terdengar suara Tzuyu yang melembut dari ruang tv.

Gadis kecil itu mengangguk paham. Biasanya jika Tzuyu bekerja, maka ia akan meninggalkan Moly dirumah sendirian. Walaupun umurnya masih 4 tahun beruntungnya Moly anak mandiri, sudah terbiasa ditinggal Tzuyu untuk bekerja. Bagaimana lagi, keadaanlah yang memaksa, membuat Tzuyu tak punya pilihan.

"Pintarnya" kemudian Tzuyu mencium kedua pipi cubby gadis kecil itu. "Jangan lupa setelah ini kunci pintunya. Ok?"

"Okay eomma" jawabnya patuh.

"Eomma berangkat sayang. Ayo kunci pintunya" Tzuyu berjalan menutup pintu apartement, lalu berdiri didepan pintu menunggu suara 'clek' yang artinya Moly sudah mengunci slot besinya. Ya, Tzuyu sengaja membuat slot besi yang posisinya agak kebawah agar bisa dijangkau Moly. Itu semua agar tak ada orang jahat yang bisa mencoba masuk ke apartement Tzuyu dan mencelakai Moly. Sesekali ia akan meminta tetangganya untuk mengecek keadaan Moly.

Setelah terdengar suara slot besi terkunci barulah Tzuyu berangkat ke tempat kerja dengan tenang.
.
.
.
Sementara itu, Moly berlari kembali ke sofa kecil. Mengambil pensil warna, lalu menggores-goreskan tak tentu arah pada buku gambar miliknya yang hampir penuh. Setelah bosan menggambar, rasa penasaran kembali menyergap Moly. Ia berjalan pelan menuju kamar ibunya yang sekarang sedang ditempati Taehyung. Biasanya ia akan bolak balik ke kamar itu, sesekali berguling-guling di kasur jika bosan.

Felicity Of Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang