Chapter 21

2K 276 72
                                    

Sudah seminggu Tzuyu tak bertemu Taehyung. Lebih tepatnya menjaga jarak. Bukan karena ingin menjauh, tapi ia masih tak tahu harus bagaimana.

Saat ini, posisi Taehyung sama seperti dirinya dahulu ketika baru saja ditinggal sang ibu. Tepat sebelum ajal menjemput ruh sang ibu untuk selama-lamanya, Tzuyu diamanatkan untuk merawat Moly yang bahkan belum pernah ia tahu bagaimana rasanya memiliki bayi. Semua sangat berat diawal, namun semakin membaik ketika Tzuyu tak banyak mengeluh dan mensyukuri hidupnya. Jadi sedikit banyak Tzuyu memahami Taehyung dengan sangat jelas walaupun kasusnya tentu berbeda.

Sejak malam dimana ia menginap dirumah Taehyung pun, Tzuyu tak banyak berinteraksi dengan Taehyung. Ditambah tatapan Taeyeon yang selalu sumringah jika melihat Tzuyu. Membuatnya lebih banyak diam karena malu dan juga resah disaat yang bersamaan. Dan sepertinya Taehyung memahami kebingungan Tzuyu, ia pun lebih banyak diam mencoba memberikan Tzuyu waktu untuk berfikir.

Maka untuk seminggu ini, dengan seribu alasan Tzuyu mencoba untuk tak mendatangi rumah Kim. Selama seminggu itu pula, Taeyeon yang datang untuk menjemput dan mengantar Moly jika bermain kerumah Kim.

Sejujurnya Tzuyu bosan dan rindu. Rasanya, ia tak bisa terus hidup dalam kegelisahan. Terlebih sama sekali tak mendengar kabar Taehyung. Yang bisa diingatnya hanyalah malam panas dibalkon dengan Taehyung. Rasanya ia menyesal tak balas memeluk Taehyung di malam itu.

"Ah..Kenapa cinta bisa serumit ini?"

"Apa eomma? What did you say?"
Moly menengok pada Tzuyu yang sedari tadi menggumam dalam lamunannya.

Tzuyu mendelik, melihat sang putri yang ternyata mendengar ocehannya.

Hanya dengan melihat wajah polos Moly, Tzuyu kembali tersenyum. Wajah kecil tanpa dosa itu selalu bisa membuat perasaannya menjadi jauh lebih baik.

"Tidak apa-apa. Moly lapar? Mau eomma buatkan cemilan?" Tanyanya gemas.

Dengan semangat Moly pun mengiyakan dan kembali bermain dengan boneka kesayangan miliknya.

Ting tong~

Suara bel membatalkan langkah Tzuyu menuju dapur. Kini ia berada di depan layar interkom untuk melihat siapa yang datang.

Saat itu juga, Tzuyu mengernyitkan dahi. Seseorang yang tak ia kenal berdiri di depan pintu apartemen kini. Ketika pintu terbuka, sang tamu terperanjat kaget seolah melihat hantu. Namun dalam keterdiamannya, ia masih bisa mengontrol perasaan emosional yang muncul begitu saja tatkala melihat Tzuyu.

"Maaf kau mencari siapa?" Tanya Tzuyu penasaran namun tetap ramah.

Dengan tatapan dingin namun juga berkaca-kaca, wanita itu mengeratkan kepalan tangan berusaha agar tak mengeluarkan tangisnya barang sebulir pun.

"Aku.. Bae Irene. Kakak almarhumah Sally"

----

"Sudah tak apa, jangan menangis sayang. Nanti Moly tak cantik lagi"
Tzuyu membujuk Moly yang sedang menangis sesenggukan.

Mereka berada di playground saat ini. Moly menangis pun berawal ketika ia sedang bermain bersama beberapa anak penghuni apartement lainnya. Awalnya semua biasa saja. Sampai Bong Gu, anak penghuni apartement gedung D datang bermain bersama kedua temannya. Bocah berusia 6 tahun itu mengganggu Moly dan juga Areum. Selain merebut ayunan, Bong Gu juga mengejek Moly yang tak punya ayah. Karena menurutnya ayah Moly tak pernah terlihat.

Tzuyu hanya bisa tersenyum miris lalu menasehati Bong Gu dan teman-temannya. Setelah itu Tzuyu membawa Moly menjauh untuk menenangkan sang putri.

Maka disinilah keduanya. Duduk dibangku taman yang terdapat disamping gedung apartement.

Felicity Of Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang