Suara bel yang sejak tadi berbunyi akhirnya harus membuat Tzuyu bangkit dari lelapnya. Tzuyu melirik pada gadis kecil disamping, Moly tidur dengan kaos yang tersingkap setengah perut dan selimut yang entah kemana. Ia tersenyum gemas, lalu membenarkan dan juga menyelimuti Moly kembali.
Tzuyu menguap beberapa kali sebelum matanya benar-benar fokus pada jam dinding kamar. Pukul setengah 3 pagi.
Tzuyu mengernyit, ia tak pernah menerima tamu selain Taehyung. Jadi apakah Taehyung yang datang? Rasanya tak mungkin bagi Tzuyu.
Bunyi bel itu masih saja terus berbunyi. Segera Tzuyu keluar dari kamarnya, berjalan menuju layar interkom yang berada di samping lemari sepatu dekat pintu masuk."Taehyung?"
Dengan segera Tzuyu membuka pintu, "Tae- Oh astaga kau bau alkohol" ucap Tzuyu begitu pintu terbuka, bau alkohol langsung menusuk tajam indra penciumannya.
Begitu melihat Tzuyu, Taehyung yang tengah berdiri limbung, sesegera mungkin meraih Tzuyu kedalam pelukannya.
"Aku merindukanmu" racaunya."Tae.. kau berat" keluh Tzuyu yang tak menghiraukan ucapan Taehyung lantaran ia terlalu terkejut manakala Taehyung memeluk dan menjadikannya tumpuan. Tzuyu dengan cepat melepas pelukan Taehyung dan memapahnya menuju sofa. Sekilas Tzuyu teringat kejadian saat pertama kali bertemu Taehyung. Kondisi Taehyung yang dalam keadaan tak sadar dan lagi lagi ia harus kembali memapah berat tubuhnya.
Tzuyu menjatuhkan Taehyung di sofa, merenggangkan pinggangnya yang kaku, "Aku buatkan teh jahe, sebentar"
Grep!
Tangan Tzuyu ditahan Taehyung, dengan mata merah, pria itu menatap Tzuyu begitu serius dan dalam. "Tetaplah disini"
"Hanya sebentar Tae"
"Kumohon"
Tzuyu menghela nafas pasrah, "Baiklah". Kini ia duduk di samping Taehyung, memandang pria yang saat ini masih betah memandanginya dengan mata setengah watt khas orang mabuk. Terlihat bulir-bulir keringat menyusuri pelipis Taehyung.
"Buka coatmu. Kau berkeringat" tangan Tzuyu bergerak membantu Taehyung melepaskan coatnya. Sementara Taehyung masih tak bergeming, matanya konsisten menikmati wajah Tzuyu, hanya tangan dan badannya yang mengikuti arahan Tzuyu.
Sadar terus diperhatikan, membuat Tzuyu jengah. Bukan apa-apa, Tzuyu juga wanita biasa, wanita normal pada umumnya. Ditatap sedemikian lamat oleh pria setampan Taehyung, tentu saja membuat hatinya berdegup tak karuan. Sejak tadi ia takut jika pipinya merona dan Taehyung menyadarinya. Tzuyu cukup tahu diri saat ini, siapa dirinya, dan siapa Taehyung. Maka dari itu, Tzuyu sekuat hati menjaga perasaannya agar tak lebih kurang ajar pada Taehyung yang selama ini sudah membantu hidupnya. Seperti kata Jeongyeon, si penabraknya tempo hari, ia harus tahu diri.
Tzuyu menatap balik Taehyung setelah meletakkan coat disampingnya.
"Kau kenapa? Kenapa kau mabuk hm?" Tanyanya lembut membuat Taehyung berdesir.Taehyung yang memang sudah kehilangan setengah dari akal sehatnya, saat itu juga menarik Tzuyu dalam pelukannya. Meletakkan dagu di bahu Tzuyu dan memeluknya seerat mungkin.
"Tae? Taehyung?" Tzuyu terkejut, mencoba melepaskan pelukan Taehyung.
"Aku bermimpi buruk tentangmu" lirih Taehyung membuat Tzuyu menghentikan usahanya untuk lepas dari Taehyung.
"Aku merindukanmu, sayang" lirihnya lagi, namun kali ini dengan tubuh yang sedikit bergetar.
"Berkali-kali aku terfikir untuk mati. Tapi aku tak bisa. Aku tahu kau akan sangat membenciku" kali ini isakan Taehyung mulai terdengar.
"Apa yang harus kulakukan Sally-ya????" Tangisnya pun pecah. Tangan Taehyung meremas punggung dan rambut Tzuyu, menandakan tak ingin sedetik pun melepaskan kenyamanan yang Tzuyu berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity Of Unexpected Love
FanfictionSebulan berlalu setelah kematian sang kekasih, Kim Taehyung mulai tak tahan hidup dalam kenangan yang membayang disetiap detik nafasnya. Ia pun mencoba bangkit untuk melanjutkan hidup yang sempat kehilangan arah. Taehyung memulai kembali hidupnya me...