Sehari sebelumnya..
BRAK!!!
Pintu ruang kerja Irene terbuka kasar menampilkan sosok Jeongyeon yang menatap penuh amarah. Dibelakangnya sang sekretaris sudah mencoba menahan Jeongyeon dengan sekuat tenaga.
Mengernyitkan dahi, Irene terheran karena kedatangan seorang tamu yang tak pernah ia duga. Ia memberi tanda kepada sang sekretaris untuk meninggalkan mereka berdua.
"Katakan padaku apa yang kau lakukan pada Taehyung!"
Irene yang masih tak bergeming dari posisinya tampak tenang menghadapi Jeongyeon.
"Apa maksudmu?"
"Kau menjebaknya atau mengancamnya hah?!"
Irene terkekeh, "Aku tak paham apa yang kau maksud nona Jeong"
"Sialan, berhenti berpura-pura Bae Irene!" Geram Jeongyeon menahan amarah.
Irene mengangkat bahunya seraya memainkan pena yang ia pegang di sela-sela jemarinya.
"Aku tahu kau pasti berbuat licik agar Taehyung mau menikahimu!"
Tuk!
Irene meletakkan penanya, merasa tertarik dengan apa yang Jeongyeon katakan. Senyumnya merekah bercampur dengan ekspresi dingin seolah menghina Jeongyeon.
"Jika Taehyung berkata begitu, maka Ya. Kami akan segera menikah"
Jemari Jeongyeon mengepal kuat, buku jemarinya terlihat memutih saking kencangnya.
"Bedebah!! Aku tahu kau melakukan sesuatu pada Taehyung"
Irene berjalan mendekati Jeongyeon, dengan kedua tangan yang dilipat ke dada ia mengulum senyum manis.
"Hentikan omong kosongmu nona, lebih baik kau kembali berakting daripada membuang waktumu disini"Jeongyeon terlihat menurunkan emosinya, dengan sinis ia menatap Irene lekat. "Percayalah, saat ini aku lebih rela Taehyung menikah dengan wanita lain dibanding dengan dirimu Bae Irene-ssi"
Irene hanya terkekeh geli mendengar ucapan Jeongyeon yang terasa bagai angin lalu, "Sayangnya Taehyung sudah memilihku. Jadi bisakah sekarang kau pergi? Aku harus menghubungi calon suamiku"
"Lihat saja nanti. Jika aku tak bisa mendapatkan Taehyung, maka wanita rubah sepertimu pun tak akan bisa memilikinya" tatap tajam Jeongyeon sebelum akhirnya ia meninggalkan ruangan tersebut.
Irene yang masih tak bergeming ditempatnya menghela nafas pelan. Seutas senyum hadir di bibirnya. Ia kembali menuju meja kerja, melirik pada ponselnya yang tak ada notifikasi apapun.
"Aku menunggu ucapan itu langsung darimu Tae"
----
Tzuyu terpaku.
Kata-kata Taehyung yang baru saja ia dengar membuat tubuhnya membeku seketika.
"Tzu?"
"Tzuyu?"
Tzuyu terkejut, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya sebuah senyum manis ia berikan pada Taehyung.
"Benarkah? Selamat Tae. Aku turut senang" bohong Tzuyu. Tak dipungkiri kini dadanya berdenyut nyeri.
"Kau senang Tzu?" Taehyung bertanya lirih. Ada kesedihan di netra pria tersebut.
Tzuyu mengangguk.
"Kenapa wajahmu begitu Tae?""Kau ingat apa yang kita bicarakan di danau Seokchon? Soal pertanyaanku jika orang yang kau cintai memintamu melakukan suatu hal?"
"Ne.. Jadi itu soal Sally dan kakaknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity Of Unexpected Love
FanfictionSebulan berlalu setelah kematian sang kekasih, Kim Taehyung mulai tak tahan hidup dalam kenangan yang membayang disetiap detik nafasnya. Ia pun mencoba bangkit untuk melanjutkan hidup yang sempat kehilangan arah. Taehyung memulai kembali hidupnya me...