Sesuatu menabrak Tzuyu, menyebabkan kantung belanja yang ia pegang jatuh. Beberapa sayur dan buah menggelinding ke sekitar.
"Ups.. maaf" ucap si penabrak.
"Ah tidak apa. Maaf aku juga tak melihatmu" tunduk Tzuyu kemudian berjongkok mulai mengambil barang belanjaannya dibantu si kecil.
"Apa aku harus membantumu memungutnya?" Si penabrak masih berdiri seraya menekuk kedua tangannya di dada.
"Ne?" Tzuyu merasa aneh atas pertanyaan yang ditujukan padanya, namun ia tak mau berfikir lebih jauh. "Tidak usah, tak apa" jawab Tzuyu ramah seraya memungut jeruk-jeruknya.
Sebelum tangannya meraih satu jeruk lagi, sepatu si penabrak sudah lebih dulu menginjak jeruk tersebut hingga tak berbentuk.
"Ups.. maaf. Kau masih mau memungutnya?" Jedanya, membuat Tzuyu mendongak."Apa gembel seperti kalian memang suka memungut dan dipungut?"
Tzuyu pun berdiri, menatap heran pada si penabrak. Alisnya terangkat menandakan rasa tak nyaman atas pertanyaan tersebut.
"Maaf.. apa maksudmu? Kau siapa?"Pertanyaan Tzuyu hanya dibalas dengan senyuman sinis.
"Maaf sepertinya kau salah orang" Tzuyu menggandeng Moly yang sejak tadi diam saja menyaksikan pembicaraan tersebut.
"Kau? Gelandangan yang Taehyung bawa dari London kan?" Ucapnya sinis dengan penekanan pada kata 'gelandangan'.
"Kau siapa? Kau kenal Taehyung?"
"Oh jelas aku sangat mengenalnya.." wanita itu maju selangkah, mendekat pada Tzuyu. "Aku bahkan sangat mengenalnya"
Jeongyeon menyeringai, melihat Tzuyu kebingungan. Ia kembali melangkah, kali ini tepat berada di hadapan Tzuyu. Mengangkat jemarinya hendak membelai wajah Tzuyu perlahan. Refleks Tzuyu melangkah mundur.
Kembali tersenyum sinis, Jeongyeon menatap Tzuyu tajam.
"Kuperingatkan padamu satu hal. Hanya karena wajahmu mirip dengan Sally jangan pernah berfikir sedikitpun kau akan bisa mendapatkan hati Taehyung, apalagi menikahinya""Nona, kau salah paham. Aku dan Taehyung, kami hanya berteman. Aku bekerja padanya untuk menjaga apartemen kesayangan Sally"
Jeongyeon tertawa geli mendengar jawaban Tzuyu, "Hentikan bualanmu, kau fikir aku tak tahu cara licik yang digunakan penipu sepertimu hah!" Sarkas Jeongyeon.
"Aku yakin kau hidup miskin di London. Begitu kau bertemu Taehyung, kau memanfaatkan wajahmu untuk memikat Taehyung yang kaya raya. Wanita murahan!"
Tzuyu jengah, ia berusaha menahan amarahnya dihadapan Moly. Ia tak ingin Moly menyaksikan pertengkaran.
"Maaf nona. Aku tak akan lagi menjelaskan siapa aku padamu. Tapi satu hal yang juga perlu kau tahu, caramu terlalu rendah untuk sekedar menyapa dan menilai seseorang yang bahkan belum kau kenal" Dengan segera, Tzuyu mengeratkan genggamannya pada Moly dan berjalan menjauh dari Jeongyeon yang menatap mereka dengan tatapan remeh.
----
Taehyung melonggarkan ikatan dasi maroonnya, melepas jas hitam yang sudah seharian ia gunakan. Ia duduk di sofa hotel kamar, menghela nafas setelah berjam-jam terus berunding mengenai proyek kerjasama dengan pengusaha ternama di Jepang.
Tapi ia tetap merasa senang, lelahnya berbuah manis. Dan besok ia sudah bisa kembali ke Korea. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatnya sangat ingin untuk segera kembali ke Korea.
Tok tok tok
Bunyi pintu kamar yang diketuk membuat Taehyung harus memaksa tubuhnya yang sangat letih untuk membangkitkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity Of Unexpected Love
FanfictionSebulan berlalu setelah kematian sang kekasih, Kim Taehyung mulai tak tahan hidup dalam kenangan yang membayang disetiap detik nafasnya. Ia pun mencoba bangkit untuk melanjutkan hidup yang sempat kehilangan arah. Taehyung memulai kembali hidupnya me...