Chapter 3

2.4K 266 5
                                    

Taehyung menyandarkan punggung pada sofa apartement. Kemeja kerjanya sudah ia tekuk hingga siku, Ia lelah, namun dengan cepat ia kembali berdiri menuju kamarnya- kamar mereka- kamar Taehyung dan Sally.

Tadi Sally menelfonnya meminta Taehyung untuk mengirimkan dokumen Sally yang tertinggal. Taehyung mendengus kesal, ini hari ulang tahunnya. Tapi kekasihnya justru memilih keluar kota demi pekerjaan. Menyebalkan!

Ceklek,

"Saengilchukkahamnida..
Saengilchukkahamnida, saranghaneun My Taehyung.
Saengilchukkahamnida"

Mata Taehyung membulat mendengar suara itu. Dilihatnya kamar gelap mereka berubah menjadi remang karena cahaya lilin dari cake yang Sally pegang. Gadis itu tersenyum jahil melihat wajah sang kekasih yang masih menahan kesal sekaligus terkejut.

"Kau tidak mau meniupnya?"

"Sayang..kau-" Taehyung tak dapat meneruskan kata-katanya. Ia terlalu tersentuh dengan kejutan yang Sally berikan. Taehyung berjalan mendekat, memperlihatkan senyum kotak khas miliknya. Lalu memejamkan mata, membuat untaian doa dalam hatinya. Bukan, bukan untuk dirinya sendiri, namun justru untuk Sally, sumber kebahagiannya.

Ia meniup lilin, membuat ruangan itu menjadi semakin temaram. Hanya cahaya rembulan yang masuk menerangi keduanya lewat pintu transparan berhiaskan gorden tipis yang terhubung ke balkon kamar. Sally meletakkan cakenya di atas meja, belum sempat gadis itu berbicara Tangan Taehyung beranjak meraih tubuh Sally, mendaratkan bibir dikening kekasihnya itu.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu"

Sally membalas pelukan Taehyung erat, menghirup aroma tubuh Taehyung yang seharian lelah bekerja.  Wangi. Pria tampan itu tetap wangi. Khas bau tubuhnya. "Aku juga mencintaimu tuan Kim"

Taehyung mengendurkan pelukan, tangan kanannya menyampirkan helaian rambut Sally ke belakang telinga gadisnya. Sungguh tak pernah bosan ia memandang wajah cantik ciptaan Tuhan yang satu ini. Tatapan matanya kini beralih pada bibir tipis itu, perlahan namun pasti mereka menautkan bibir mereka dengan penuh perasaan. Menyalurkan banyak cinta yang selalu membuncah dalam diri masing-masing. Hingga tangan Sally bergerak memukul dada Taehyung saat ciuman itu menjadi penuh nafsu. Sementara tangan kanan Taehyung sudah masuk dalam blouse kerja yang Sally gunakan.
"Sayang hentikan"

"Kenapa sayang~" rajuk Taehyung manja.

"Kita bisa lanjutkan nanti. Aku bahkan belum memberimu sesuatu" Sally mendudukkan Taehyung diujung kasur. Berjalan menyalakan lampu kamar dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang berbalut pita navy diatasnya.

"Cukup berikan aku anak sayang" ucap Taehyung menggelayut manja memeluk perut Sally ketika berada dihadapannya. Sally mengangkat kotak itu dan menaruhnya diatas kepala Taehyung.

"Kita akan punya anak setelah menikah sayang"

"Kalau begitu ayo kita menikah"

"Lamar aku dengan benar tuan Kim bodoh. Jadi, kau tak ingin membuka kadomu? Baiklah aku buang saja"
Sally bergerak pergi, namun kembali Taehyung tahan.

Dengan cengiran khasnya, ia mengambil kotak itu dan menarik Sally duduk disampingnya. Dibuka kotak itu segera, didalamnya terdapat satu set camera Leica S2-P seri terbaru yang menjadi salah satu kamera favorit dikalangan fotografer profesional. Taehyung membelalak, "Sayang, bagaimana bisa?"

"Tentu bisa.. aku tahu kau sangat menyukai fotografi"

"Bukan itu. Kamera ini sangat mahal. Berapa tabunganmu yang kau habiskan?" Taehyung tahu Sally sangat mandiri meskipun keluarganya kaya, dia tak begitu suka berbelanja untuk barang yang tak penting, walaupun memang semua barang yang ia pakai selalu bermerk. Tetapi ia hanya akan membeli sesuatu yang ia butuhkan saja.

Felicity Of Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang