Special Chapter : A Muss

2.3K 216 42
                                    

Warning : Chapter ini mengandung unsur dewasa. Dimohon kebijakannya untuk pembaca dibawah umur.
Happy reading♡

----

"Sayang"
Panggil Taehyung pada Tzuyu yang sejak tadi masih sibuk menatap pantulan dirinya di cermin.

Sebenarnya Tzuyu sudah rapih sejak tadi, dengan riasan natural yang terpoles ia hanya tinggal menunggu Taehyung bersiap untuk berangkat bersama.

Tak mendapat jawaban, Taehyung yang murung pun kembali mencoba memasang dasinya sendiri. Bukan ia tak bisa memasangnya sendiri, hanya saja ia terbiasa dipakaikan oleh Tzuyu. Memandang wajah istrinya yang selalu tersenyum kala memasangkan dasi, membuat hatinya terasa damai. Namun pagi ini semuanya berbeda, tak seperti pagi cerah di hari-hari kemarin.

Perdebatan semalam adalah perdebatan pertama mereka sebagai suami istri. Perdebatan kecil yang berlarut sejak satu bulan terakhir kini meledak dan membuat Tzuyu tidur menjauh dari pelukan Taehyung untuk pertama kali. Belum lagi pagi ini Tzuyu mulai mengacuhkannya, membuat Taehyung frustasi.

Taehyung menghela nafas dalam dan kembali mencoba memasang dasinya yang sejak tadi tak bisa diajak kompromi. Selalu saja tak rapih, tak seperti yang Tzuyu pasangkan setiap harinya.

Sementara itu, Tzuyu yang diam-diam memperhatikan dari cermin dihadapannya, akhirnya menyerah untuk bersikap masa bodoh. Paling tidak memasangkan dasi adalah kewajibannya.

Ia beranjak dari kursi rias, mendekat dan mengambil alih dasi yang Taehyung pegang. Dengan sigap ia memasangkan dasi sang suami, namun yang berbeda kali ini adalah hilangnya senyum semanis madu yang biasa ia berikan pada Taehyung.

Taehyung menatap Tzuyu dalam, kedua tangannya refleks memegang pinggang Tzuyu erat dengan sebuah senyum terkulum dibibirnya. "Aku tahu kau tak akan bisa mengabaikanku baby"

Mendelik tajam, jemari Tzuyu menarik kencang dasi yang mengikat di leher Taehyung hingga sang suami merasa tercekik. "Aku tak akan merubah keputusanku Tae"

Terbatuk, Taehyung mencoba untuk merajuk di hadapan Tzuyu. "Sayang.. jangan begitu" Ia meraih tangan Tzuyu yang mulai menjauh darinya. "Mengertilah.. aku hanya menghawatirkan kesehatanmu" tatapnya sendu penuh kasih.

"Pernikahan kita sudah enam bulan Tae, aku sudah baik-baik saja"

"Bulan lalu kau pingsan karena terlalu lelah. Bagaimana bisa aku melakukan hal itu padamu disaat kau perlu banyak istirahat?" Taehyung mengusap wajah Tzuyu pelan, binar matanya terlihat benar-benar khawatir mengingat kejadian tersebut.

Menepis tangan Taehyung, Tzuyu menatap kesal sang suami yang masih saja beralasan. "Aku hanya pingsan, aku juga banyak istirahat. Aku bahkan tak dibiarkan mengerjakan pekerjaan rumah. Kau lihat Tae? Aku sudah sangat sehat. Dokter juga bilang rahimku sudah baik-baik saja. Lalu apalagi yang kita tunggu Tae?"

Menarik nafas untuk kesekian kalinya, Taehyung mencoba memahami kemarahan Tzuyu. Ia berharap jawabannya kali ini dapat membuat kemarahan sang istri mereda.
"Kau sedang sibuk-sibuknya kuliah sayang. Kita juga sudah punya Moly. Kenapa harus terburu-buru hm?"

"Aku tak terburu-buru Tae. Aku hanya ingin kau tak lagi menggunakan pengaman atau bahkan mengeluarkannya di luar saat kita berhubungan! Apa kau tak ingin memiliki anak dariku?!" Tzuyu menaikkan beberapa oktaf suaranya, diiringi dengan yang kedua mata yang mulai berkaca-kaca setelah mengulang kembali ganjalan yang menggusarkan hatinya.

Nafas Taehyung seketika tercekat mendapati sang istri untuk pertama kalinya begitu marah, semalam ketika mereka berdebat tak ada perubahan nada dalam ucapan Tzuyu walaupun ia terlihat begitu gusar. Tapi saat ini, untuk pertama kalinya ia melihat Tzuyu semarah ini. Taehyung pun mencoba meraih wajah Tzuyu dengan jemarinya.
"Hey.. Baby. Please.. aku tak bermaksud untuk--"

Felicity Of Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang