Fatan Ose William

2.4K 88 4
                                    

Transit at Abu Dhabi

Setelah melakukan cek in dan mendapatkan boarding pass nya, Naya segera memasuki pesawat.

"Can you show me where is this seat? "

Tanya Naya sembari menunjukkan boarding pass kepada salah seorang pramugari yang berdiri standby di pintu kabinet utama pesawat

"With Pleasure, Miss"

Jawab pramugari tersebut ramah lalu berjalan menjelajahi kursi nomor 26 tempat nona berkerudung Krem kalem itu.

"Here. .your seat, Miss... Enjoy your flight"

Naya mengikuti petunjuk pramugari tersebut, hingga matanya tertohok kepada seseorang pria berkulit putih berwajah orientalis sedikit bule berjas hitam menutupi kemeja putihnya dengan kancing yang dibiarkan terbuka di bagian atas, headset putih di telinganya, berkacamata, nampak tengah tertidur.

Naya nampak ragu. Sebelum pramugari itu menjauh, Naya memanggilnya kembali.

"Sorry, is there other blank seat in this flight except here?"

Tanya Naya berharap

"I'm so Sorry Miss, our flight is full"

Jawab sang pramugari singkat.

"Hmmm... Baiklah..."

Naya menghela nafas panjang. Bagaimanapun juga, Naya akan lebih senang, jika perjalanan panjangnya bisa diisinya dengan mengobrol atau berdiskusi dengan sesama perempuan. Namun ternyata takdir berkata lain, Naya.

Naya mulai duduk di kursinya secara pelan. Agar keberadaannya, tidak diketahui oleh pria yang nampak pulas di sebelahnya.

Naya kembali menghela nafas, dan mengeluarkan kotak kecil yang sengaja diletakkannya di tas tangannya. Ya. Kotak kecil, dari Hamash.

Ketika, tangan kanannya akan membuka kotak tersebut, tiba-tiba i-phone berwarna putih milik pria di sebelahnya terjatuh mengenai kaki Naya, refleks, Naya langsung berusaha meraih i-phone tersebut.

Sialnya, sang empunya i-phone yang tadinya tertidur, kaget dan juga akan meraih i-phone nya yang terjatuh. Dan tidak sadar kalau ada orang lain pula yang berusaha mengambilkannya.

Ceettukkk..
Kepala mereka pun saling terbentur.

"Oh i'm so sorry Mr... "

Kata Naya, menelungkupkan kedua tangan di depan dadanya, meminta maaf.

Antara sadar dan tidak, pria tersebut membenarkan letak kacamatanya, dan diam seribu bahasa menatap pemandangan indah di hadapannya.

Oh.. God.. Apakah saya sedang bermimpi... Inikah malaikat yang dijanjikan itu?

Angan pria tersebut menari nari. Terpesona dengan sosok yang dianggapnya bidadari duduk sopan di sebelahnya. Auto. Serasa tiba tiba entah darimana turun bunga sakura kecil berwarna merah muda mengguyur dirinya yang tengah terpana.

Merasa tidak direspon, Naya mengulang perkataannya.

"Mr... Will you apologize me?"

Kata Naya, lalu mengayunkan tangannya di depan mata tak berkedip di hadapannya.

Akhirnya, suara decitan pergerakan pesawat lah yang menyadarkan pria tersebut. Wajahnya yang tampan tampak lucu dengan ekspresi terpananya.

"Oh.. Yes... Of Course"

Jawabnya terbata bata. Nervous.
Pria tersebut membetulkan tempat duduknya dan menetralkan suasana hatinya. Dari sudut matanya, ia masih melirik apa yang tengah dilakukan perempuan cantik berhijab di sebelahnya.

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang