Takdir

2.1K 63 1
                                    

Sepersekian detik, Naya masih saja mematung menatap taxi biru yang kini keberadaannya sudah tertelan gelapnya malam bersama orang misterius yang sedikit aneh. Baginya.

Naya menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir. Lalu mengayunkan kakinya memasuki perataran rumah minimalisnya.  Melewati taman yang terawat rapi, bonsai kesukaan Abahnya, dan berpot pot mawar putih, kesukaan mamanya. Semua tetap sama, seperti dahulu. Tak ada yang berubah.

Naya sekarang menginjakkan kaki di teras rumahnya. Entah apa yang akan abah dan mamanya lakukan, setelah mengetahui tingkah anak gadis satu satunya, pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Tak apalah. Ini kan, surprise. Gumamnya dalam hati.

Tok tok tok...

"Assalamualaikum... "

Naya mengucap salam. Namun, nampaknya tak ada respon. Apakah abah dan mamanya sudah tertidur? Mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

Dia mengetuk kembali.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang wanita berjubah biru tua dengan hiasan bunga di bagian perutnya, membuka pintu.

"Waalaikumussalam... Iya.. Dengan siapa?"
Kata perempuan berjilbab putih tulang tersebut sembari membenarkan letak kacamatanya.

Naya tak mampu berkata kata lagi. Kedatangannya disambut oleh wanita yang sungguh dirindukannya itu, membuat lisannya terkatup, tak mampu berkata kata, hanya matanya yang kini penuh dengan bendungan air mata, mulutnya yang tak bisa dia tahan lagi untuk segeranya menciumnya.

Setelah sedikit memicingkan mata, ibu Hj. Aisyah itu terperanjat.

"Ya Allah... Naya... " Ucapnya, shock.

"Mama.... "

Teriak Naya, lalu menghambur memeluk mamanya. Naya pun terisak bahagia.

Bukannya disambut, Naya malah dipukuli oleh mamanya.

"Berani beraninya kamu tidak mengabari mama dan abah... Pulang malam pula.. Kalau kamu kenapa kenapa bagaimana Nay.... "

Ucap Mama Naya, gemetar. Disamping, dia menunjukkan kekhawatirannya.

"Aduh... Ma... Sakit.. Jangan digebuki lah..  Alhamdulillah Naya selamat dan baik baik saja Ma... "

Belanya, sembari menarik tangan mamanya untuk duduk di sofa ruang tamu  mereka.

Tak lama, seorang laki laki bersarung model abstrak berwarna coklat dengan baju koko berwarna kuning muda serta kitab bulughal maram di tangannya, menuruni tangga utama dan menyaksikan drama antara dua orang perempuan yang kini saling rangkul, setelah terdengar suara isak tangis dari masing masing.

"Siapa ma? "

Tanya H. Abdullah. Pemilik TPA Al Hikmah. Yang telah dikelolanya selama 20 tahun dekat kediamannya.

Naya langsung berhambur, berlarian menuju abahnya berdiri. Lalu segera meraih tangan kanan abahnya, dan menciuminya.

"Assalamualaikum Abah... "

Abahnya juga tak kalah kaget. Namun, tidak sehisteris mamanya, Abahnya langsung memeluk anak gadisnya tersebut.

"Syukurlah... Ananda sampai dengan selamat... "

"Maafkan Naya abah.. Kan Naya ingin memberikan kejutan... "

Kata Naya beralasan dengan menunjukkan senyum termanisnya di hadapan abahnya.

Sekarang abah dan anak itu berjalan beriringan menuju ruang tamu.

"Abah, sehat kan..?"

"Alhamdulillah.. Abah sehat... Abah selalu sehat kok... "

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang