Keyakinan

2.2K 81 2
                                    

Tepat pukul 16.30, Pesawat yang meluncur dari Abu Dabhi International Airport itu mendarat mulus di lapangan bandara Juanda, Surabaya.

Akhirnya, pecah juga celengan rindu yang sudah Naya tabung selama ini untuk tanah air tercintanya. Naya mulai beranjak dari tempat duduknya. Berjalan menuju baggage room. Untuk mengambil barang barangnya. Tanpa dia sadari, Fatan, orang asing yang berada disebelahnya. Mengikuti langkahnya dari belakang.

"Nona Naya, Sorry... "

Panggil Fatan

Naya membalikkan tubuhnya ke arah suara. What? Kenapa lagi ini.

"Iya, ada apa? "

Fatan membetulkan letak kacamatanya dan sedikit merapikan jasnya. Basa basi. Nervous.

"Kamu pulang kemana?"

Naya mengernyitkan alis.

"Eee.. E maksud saya, alamatnya dimana? Siapa tahu kita searah gitu.. Hehe"

Kata Fatan diakhiri dengan ketawa yang cukup garing.

"Emang kalau searah kenapa? "
Tanya Naya, polos.

"Ya, siapa tahu saya bisa mengantar.. "

What? Oh.. Tidak.. Ini tidak boleh terjadi Nay. No way. Cari alasan yang tepat buat menolak. Please

Gumam Naya dalam pikirannya.

"Ee..e... Sa..saya dijemput kok, terimakasih "
Jawab Naya, berbohong. Dia sengaja tidak ingin mengabari siapa siapa tentang waktu kepulangannya. Karena niat Naya, ingin memberikan surprise kepada keluarganya. Jadi rencananya, dia akan naik taksi menuju rumahnya, Jl. Indah Permai Perumahan Sari Mulya, Surabaya.  Apalagi, ada kesempatan mustahil, dengan mengambil keputusan diantarkan orang asing kerumahnya.

"Oh.. Hmm.. Baiklah"

Kata Fatan, mendengus kecewa.

Ketika akan membalikkan tubuhnya, tiba tiba Fatan dengan sigap menghadapkan wajahnya di hadapan Naya.

"Senang bertemu denganmu, semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi"

Ucap Fatan seraya mengerlingkan matanya dan melemparkan senyuman terbaiknya, hingga nampak kedua lesung pipinya nan menawan di kedua belah pipinya.

Naya terkesan. Naya tidak bisa berbohong. Dan dia mengakui bahwa orang asing yang baru dikenalnya di pesawat itu memiliki pesona dan aura yang luar biasa.

Astagfirullah...

Naya mempercepat langkahnya. Menarik keranjang troll yang membawa barang barangnya. Menuju tempat parkir. Sesekali Naya menoleh ke belakang memastikan bahwa orang asing penuh pesona itu sudah lenyap dari hadapannya.

Tiba tiba, Naya berhenti sejenak. Setelah sebuah taxi berwarna biru berhenti di hadapannya. Sang sopir, membunyikan klakson. Mengisyaratkan kepada calon penumpang untuk masuk ke dalam mobilnya.

Tanpa pikir panjang, Naya segera masuk taxi tersebut, dan membiarkan barangnya di luar. Dengan sigap, sang sopir taxi turun dari peraduannya, dan memasukkan semua barang penumpangnya ke bagasi belakang.

Naya menarik nafas lega. Dia berdoa dalam hati semoga tidak dipertemukan dengan orang yang hampir menggoyahkan imannya itu. Tak lama. Taksi berwarna biru itu meluncur meninggalkan area bandara Juanda.

"Mau kemana mbak? "

Tanya sang sopir bermasker hitam sembari melirik penumpangnya melalui kaca pantul yang sengaja diletakkan di kaca depannya.

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang