Rasa yang tersisa

1.6K 68 5
                                    

Naya

Aku tahu, sekarang hujan sedang turun sangat deras. Kulipat kembali sajadah panjang yang sudah kukenakan.

Sedikit tenang rasanya, meluapkan isi hati kepada Nya. Walaupun masih ada beberapa titik keraguan yang sedikit mengganjal di dada.

Aku letakkan sajadah tadi di atas shofa pojok ruangan. Ku edarkan sejenak pandanganku ke seluruh sisi ruangan. Tak ada siapapun. Hanya aku dan Fahad di ruangan ini.

Aku menatap Fahad yang  telentang  tengah tertidur pulas. Melihat pipinya yang begitu menggemaskan membuatku tak kuasa untuk segera menyentuh dan menciumnya.

Kurebahkan tubuhku yang masih berbalut mukenah pecah berwarna putih tulang disamping Fahad.

Kuciumi pipinya. Aroma bayi yang begitu hangat sangat menenangkan bagiku. Kulingkarkan tangan kananku memeluk Fahad.

Sejenak, kubuka kelopak mata yang tak terasa mulai sembab. Air mata mengalir begitu saja.

Sekilas kutangkap bayang bayang seseorang melewati jendela. Aku terperanjat, dan refleks aku berteriak.

"Mas Fatih.... "

Aku beranjak. Lalu berlari ke arah jendela.  Nafasku memburu.

"Mas... Mas... "

Bayangan itu hilang seketika. Aku menangis sejadi jadinya. Aku duduk bersimpuh di bawah jendela. Aku rindu. Aku tidak tahu harus bagaimana.

Mas Fatih....

Fahad mulai merengek. Mungkin dia terbangun karena teriakanku tadi. Aku merasa bersalah dan berlari menuju ranjang.

Ku gendong Fahadku dengan penuh cinta. Kuciumi pipinya. Kini dia sudah mulai tenang. Aku pun tak mampu menahan air mata. Diam menerawang, Fahad yang tak bersalah ini, harus menerima takdir, bahwa dia sudah ditinggalkan oleh abinya. 

Tiba tiba. Naya teringat sekelebat bayangan Fatan yang tengah menggendong Fahad menghantui pikirannya.

Untuk apa dia kembali?
Kenapa aku harus bertemu Fatan?
Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup dan takdirku?
Apakah aku masih?

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang