Pasangan Halal

1.7K 70 2
                                    

Rabu di bulan november pagi pagi sekali. Sudah nampak aktivitas kesibukan di rumah mempelai perempuan.

Perias pengantin telah memulai tugasnya sejak bakda subuh tadi. Polesan make up tipis sesuai permintaan Naya, sudah cukup membuat Naya bak princess di negeri dongeng. Mukanya yang ke arab araban juga membuat penampilan sangat mempesona, seperti pengantin ala Arab gitu.

Naya mematung di depan meja rias kamarnya. Sementara sang perias sibuk mencari payet yang cocok untuk hiasan di hijabnya, tiba tiba Sarah masuk menerobos tanpa salam.

"Kak... "

Sapa Sarah, sembari menatap kalutnya wajah Naya meski sudah dipoles make up. Telapak tangannya menyentuh pundak Naya dari belakang. Tatapan mata Naya tertuju pada pantulan bayangan Sarah yang kini berdiri di belakangnya.

Naya terperanjat lalu membalikkan tubuhnya.

"Apa ada kabar? "

Tanya Naya kepada Sarah.

Sarah berlutut di hadapan Naya. Lalu menggeleng lemah.

Naya menghembuskan nafas panjangnya. Raut wajahnya menunjukkan kekecewaan.

"Kakak.. Kalau kakak tidak bahagia sebab perjodohan ini, biar Sarah bantu mengungkapkan ke bibi.. "

Ucap Sarah, tiba tiba. Mendengar apa yang diutaran Sarah, Naya langsung mensumpal mulut Sarah dengan tangannya, hingga membuat lipstik Sarah belepotan.

"Ssssttt.... Jangan bicara seperti itu... "

Naya lalu tersenyum, ketir.

"Kakak bahagia kok, Kakak bahagia ketika melihat abah dan mama bahagia... Apa Sarah tadi tidak melihat bagaimana cerahnya wajah beliau berdua, betapa semangatnya beliau berdua menyiapkan semua ini?"

Papar Naya, dengan mata berkaca kaca.

Sarah terharu. Matanya mulai memanas.
Sarah memeluk Naya, erat.

"Kakak yang sabar ya, Insyaallah, Allah jodohkan kakak dengan orang yang baik dan terbaik.. "

Kata Sarah menyemangati.

Klek...

Tiba tiba, Ibu Nyai Shofiya dan Mama Naya memasuki kamar Naya.

"Waduh, wes wes pelukannya.. Ayok siap siap.. Sebentar lagi akad.. "

Ucap Mama Naya menghampiri Naya dan Sarah yang tengah berpelukan seperti teletubies.

"Loh kok ini malah nangis nangisan... Ummi doakan semoga Sarah cepat nyusul dan ketemu jodoh ya.. "

Doa Nyai Shofiya untuk Sarah.

Sarah tersipu malu.

"Saya masih semester tiga bu Nyai.. "

"Loh.. Gak apa apa, kalau sudah ada jodohnya, lanjut saja heheh"

Timpal beliau lalu tertawa ringan.

Suara mikrofon sudah terdengar jelas dari ruang utama rumah Naya. Semua berkumpul membentuk lingkaran.

"H. Fatih Hizbullah Syadzili, ankahtuka wa zawwajtuka bibinti Allisiya Arranaya binti Abdullah bimahrin madzkur haalan"

Ucap Abah Naya dengan suara yang lantang dan jelas lalu mengayunkan tangannya yang tengah berjabatan dengan tangan calon menantunya.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bimahrin madzkur haalan"

Jawab Fatih jelas dan lantang.

"Sah? "

Semua tamu yang berasal dari alim ulama sekitar Jawa Timur yang menyaksikan akad lalu berseru kompak.

"Sahhhhh... "

K. Marzuki, pengasuh pondok pesantren Al Hidayah, Pasuruan yang bertindak sebagai saksi nikah memimpin doa untuk pengantin.

Kemudian acara dilanjutkan dengan kelanjutan pembacaan juz 30 yang telah dibaca Fatih sejak bakda subuh hingga saat akad, sebagai mahar pernikahan yang diminta oleh Naya.

Setelah pembacaan surah An Nas, semua tamu undangan bergemuruh dan beramai ramai melafadzkan takbir.

Suara takbir nan keras, terdengar sampai kamar Naya di lantai dua. Mama Naya dan Ibu Nyai Shofiya sangat terharu bahagia, Fatih telah menuntaskan mahar yang diminta Naya. Keduanya langsung memeluk Naya yang duduk mematung di atas kasur.

"Alhamdulillah... Naya sudah resmi jadi menantu ummi.. "

Ucap syukur Ibu Nyai Shofiya.

Sementara mama Naya tak henti hentinya mengusap air mata bahagianya. Terharu.

Tak lama, Fatih diantar oleh Abah Naya berjalan menuju kamar Naya yang berada di lantai atas.

Degup jantung Fatih berdetak kencang. Badannya mulai dingin. Wajahnya pun memerah, seperti biasanya.

Setelah dibuka pintu, Fatih menatap penuh arti perempuan yang bergaun putih sangat cantik duduk diapit oleh Umminya dan ibu mertuanya. Kaki Fatih refleks melemas, dalam hatinya tak henti hentinya melafadzkan kalimat tasbih, terpesona akan kecantikan perempuan yang ditakdirkan untuknya dan bertahmid, atas rasa syukurnya.

Sementara, Naya menunduk tersipu setelah melihat Fatih kini berjalan ke arahnya tanpa mengedipkan mata sedetikpun.

Semua orang yang berada di ruangan tersenyum geli melihat kedua pengantin yang sama sama tengah tersipu. Malu malu.

Abah Naya, mengisyaratkan mereka berdua untuk bersalaman.

Dengan gemetar Fatih mengangkat tangan kanannya untuk disalami oleh Naya. Tangan Naya yang telah dihiasi henna merah pekat itu menyambut tangan Fatih. Dengan malu malu dan nervous Naya menciumi punggung tangan seseorang yang telah sah menjadi suaminya saat ini.

Dan untuk pertama kalinya bagi Fatih bersentuhan dengan perempuan selain ummi dan adiknya yang mana kini telah sah menjadi istrinya.

Naya mendongakkan wajahnya menghadap Fatih. Fatih tersenyum lembut. Dengan malu malu. Fatih meletakkan telapak tangannya di atas ubun ubun Naya, lalu mengangkat tangan kirinya menengadah di depan dadanya. Berdoa.

"Allahumma inni as'aluka min khoiriha wa khoiri maa jabaltaha wa a'udzubika min syarriha wa min syarri maa jabaltaha"

Lalu tanpa dipandu siapa pun, Fatih memberanikan diri untuk mendaratkan kecupan lembutnya di kening Naya.

Hal spontan tersebut membuat kedua orang tua mereka tertawa bahagia. Sanak saudara di ruangan tersebut pun tersenyum malu nan bahagia melihat dua kekasih halal yang ditakdirkan Tuhan dalam ikatan pernikahan tersebut mulai menunjukan keromantisan yang halal.

Naya pun menahan nafas dan sedikit shock atas tindakan Fatih yang sangat tiba tiba. Aroma parfum yang dikenakan Fatih, tercium oleh Naya. Bau yang sangat maskulin, lembut dan menenangkan. Seperti melihat wajahnya. Lembut dan menenangkan.

Wajah Naya tersipu. Naya tampak lebih cantik ketika tersipu. Fatih pun kini juga tersipu dan dia pun tidak menyangka telah melakukan hal spontan tersebut. Hehehe..

Acara dilanjutkan dengan salam salam dengan para tamu undangan. Naya dan Fatih duduk di pelaminan. Para tamu bergantian berjalan menuju atas pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin.

Saat di pelaminan pun tidak ada dialog antara Naya dan Fatih. Keduanya diam membisu. Cuma sesekali ketika Fatih tersenyum menatap Naya dengan penuh arti, Naya tersenyum tersipu dan membuang muka. Malu.

Semua sanak keluarga begitu bahagia akan pernikahan Fatih dan Naya. Resepsi akan dilanjutkan di kediaman K. Ahmad keesokan harinya.

Lagu Barakallah dari Maher Zain yang berisikan doa selamat bagi pengantin pun menggema memenuhi ruangan. Semua hadir. Ucapan selamat pun berdatangan dari media sosial khususnya teman temannya yang masih di Kairo, Mesir.

Rasyid pun ikut bahagia. Meskipun masih terselip rasa kecewa, namun Rasyid sadar dan sabar. Mungkin bukan jodoh saya

Ucapnya dalam hati.

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang