Ujian Terbesar

1.4K 70 1
                                    

Pagi itu cuaca tengah mendung. Hari masih gelap, namun Fatih dan Naya tengah sibuk menyiapkan barang barang Fatih dan memasukkan ke dalam koper.

"Bi tidak lama kan?"

Tanya Naya memecah keheningan.

Fatih hanya tersenyum.

"Kan kita sudah bicarakan tentang hal ini tadi malam sama Abi dan Ummi bi... "

Ucap Fatih tenang dan begitu datar.

Naya terus melipat rapi beberapa potong pakaian Fatih ke dalam koper sembari menghela nafas.

"Bi... Kalau sudah selesai, langsung pulang ya... "

Ucap Naya menatap punggung Fatih yang tengah mengemasi beberapa file ke dalam ransel nya sedang membelakanginya.

Fatih melihat raut wajah kekhawatiran Naya melalui pantulan bayangan Naya dari cermin meja rias di depannya. Fatih tersenyum, menghela nafas panjang lalu membalikkan tubuhnya dan menghampiri Naya yang tengah duduk di bibir kasur dengan koper dihadapannya.

Fatih menyingkirkan koper di hadapan Naya. Lalu duduk dihadapannya.

"Bi ada apa? Apa yang bi pikirkan? Bi hanya sebentar, paling lama 5 hari...kan sudah kita bicarakan bersama tadi malam..?"

Ucap Fatih memegangi kedua tangan Naya,  meyakinkan. Naya terus saja menundukkan pandangannya.

"Heyy... Kenapa cemberut gini sih?"

Naya memeluk tubuh Fatih dan bersandar di dada bidangnya. Fatih menerima pelukan Naya lalu mengelus rambut hitam panjangnya.

"Naya takut ditinggal lama... Naya ikut ya.."

Fatih pun kebingungan kenapa Naya menjadi semanja ini.

"Ish ish... Kenapa ya? Bi janji.. Setelah acara konfrensi haflah di Mesir, Bi langsung pulang.. Ini kan undangan, jadi harus dihadiri... Bi janji.. "

Ucap Fatih menyentuh dagu Naya dan mengangkat sedikit wajah Naya menghadap ke arahnya. Naya memejamkan matanya. Fatih dengan lembut mengecup kening Naya. Dan memeluknya dengan begitu erat dan membaringkannya di atas kasur.

Mata mereka kini beradu, Fatih sangat mencintai Naya begitupun sebaliknya. Fatih mendekatkan bibirnya ke bibir Naya,  nafas hangat Fatih sangat membuat Naya terlena dan tenggelam dalam dekapannya.

"Oek... Oek... Oek... "

Fahad tiba tiba terbangun dan menangis.

Fatih dan Naya terkejut dan tersentak lalu sama sama tersenyum.

"Fahad Fahad.. Dia tidak paham kalau abi umminya sedang romantis romantisan... "

Canda Fatih lalu segera beranjak mengendong Fahad. Naya tertawa geli lalu beranjak menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa Fatih.

Tidak seperti biasanya, Fahad terus merengek di pangkuan Fatih. Fatih menyerahkan Fahad kepada Naya untuk disusuinya.

Sementara jam sudah menunjukkan pukul 06.30, jam 08.40 dia harus segera cek in di bandara Juanda, Surabaya.

"Bibi jadi kan berangkatnya di antar sama abi dan ummi.. Naya boleh ikut? "

Tanya Naya kembali.

"Insyaallah jadi, eit.. Tidak... Kamu kan masih belum vit betul, belum empat puluh hari.. Jangan kemana kemana istirahat di kamar saja.. Nanti kalau mau keluar setelah bi kembali ya... "

Ucapnya dengan penuh perhatian.

Naya menghela nafas kecewa. Tapi Bagaimanapun keputusan dan keinginannya, dia harus tetap mematuhi apa kata suaminya.

Pagi itu, KH. Ahmad dan Ibu Nyai Shofiya mengantar Fatih ke Bandara Juanda jalur penerbangan internasional.

Dengan menggunakan pesawat Emirates Dubai, Fatih menuju Bandara Internasional Dubai untuk transit lalu menuju Kairo, Mesir.

Tengah malam,  Fatih segera berpindah pesawat untuk menuju Kairo. EgyptAir Penerbangan 990 yang merupakan pesawat Boeing 767 yang menerbangi Dubai-Kairo.

Pesawat yang bermuatan 203 penumpang dan 14 awak tersebut lepas landas dengan mulus dari Bandara Internasional Dubai.

Di tengah perjalanannya, ketika pesawat  sudah berada di ketinggian normal, tiba tiba terjadi goncangan hebat yang membuat seluruh penumpang panik. Fatih pun tersentak dan segera mengencangkan sabuk pengamannya.

Secara tiba-tiba, terdengar suara menukik yang memekakkan telinga, dan arah pesawat sudah mulai tidak terkendali. Dalam hitungan menit, pesawat tersebut tergoncang, merendah dan terjatuh terjun menukik di samudra laut merah.

*****

Jangan lupa di vote ya gaeess....  🤗 Biar tambah semangat... Thank you all.  😘

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang