Kebahagiaan yang nyata

1.4K 58 0
                                    

Kini hari hari Fatih dan Naya kian berwarna. Fahad tumbuh dengan dengan cepat dan sehat. Meskipun agak rewel, tapi Fatih selalu punya cara untuk menenangkan anak pertamanya.

Mulai dari menyenandungkan sholawat di telinganya, membacakannya kitab kuning, membacakan lantunan ayat suci dari suaranya yang merdu. Sungguh indah...

Naya sebenarnya tak habis pikir atas tingkah lucu Fatih.

"Bayi kok dibacakan kitab kuning bi.. Heheh"

Ucap Naya, suatu hari.

"Ndak apa apa bi.. Insyaallah sholih kita ini akan jadi ulama besar... Kalau perlu, satu rak kitab kitab bibi ini akan ana khatamkan.. Untuk sholih abi ini.. "

Jawabnya antusias. Lalu menciumi Fahad yang sedari tadi menatap wajah lembut abinya. Lalu tersenyum lucu.

Naya pun menggelengkan kepalanya. Namun ada rasa kebahagiaan yang nyata terselip dalam hatinya. Baginya, Fatih adalah segalanya. Dia selalu punya cara untuk menenangkan Fahad ketika dia sudah menangis. Jangankan digendong, mendengar aroma tubuh Fatih saja, Fahad sudah langsung tenang dan tersenyum.

Fahad sangat mengenal abinya. Naya begitu khawatir kalau Fatih ada banyak jam ngajar di sekolah, senjata Naya hanya ASI, tapi kalau Fahad sudah tidak mau menyusu maka dia akan terus menangis sampai Fatih datang dan menggendong nya.

Uh... Fahad.

Fatih pun tak pernah mengeluh. Setelah penat dia mengajar full di sekolah, dia tidak pernak menolak ketika Naya memintanya untuk mengendong Fahad dan menenangkannya. Fatih paham, betapa beratnya Naya telah menjaga anaknya seharian sekarang ketika malam gilirannya lah untuk menjaga Fahad.

Rasa letih ketika di sekolah seolah olah holang seketika ketika melihat senyuman Fahad. Kadang, Fatih pun tertawa geli, melihat wajah Fahad yang begitu mirip dengan fotonya di masa kecil.

Benar benar Fatih junior

Ucapnya dalam hati.

Benar benar kebahagiaan yang nyata.

Untukmu, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang