Hari senin , hari ini tanggal 28 september adalah ulang tahun Nando. Ini kesempatanku untuk membuktikan keseriusanku pada Nando.
Aku membelikannya kado. Semoga kali ini benar-benar bisa membuat Nando luluh.
Aku membelikannya sebuah tas dan doodleart yang sudah ku pesan.Aku meminta bantuan sahabatku Ale. Untuk memberikan kadonya pada Nando. Ale sudah mengetahui semuanya karena tak satupun aku sembunyikan darinya. Kebetulan Ale juga mengenal Nando karena mereka satu club motor. Tapi tiba-tiba mood Ale berubah dan tidak mau membantuku.
Aku langsung mengirim pesan lada Nidya karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa ku mintai tolong.
Aku : Nid, need help !
Nidya : Nando gamasuk dia diskors.
Seolah sudah mengetahui maksudku, Nidya langsung membalas pesanku dengan berita buruk. Mungkin itu hukuman akibat aksi kabur Nando kemarin.
Mengapa tepat sekali saat ulang tahunnya.Lalu harus aku bagaimanakan kado ini. Mau tidak mau harus memberikannya saat dia sudah masuk.
Sekolah berjalan seperti biasa.
Bel pulang sekolah berdering menandakan bahwa aku harus segera kembali ke kasur dan mengerjakan. Aku berjalan menuju parkiran sambil membawa kado untuk Nando, tiba-tiba Intan menghampiriku.
"mbul, bawa apa tu ? Kado buat siapa ? Emang Nando ulang tahun ? "
"ada deh"
Aku langsung meninggalkan Intan, karena kalau diladeni bisa-bisa satu sekolah mengetahui hal ini akibat suara nyaringnya.
Aku membawa motor dengan tenang, namun di pinggir jalan sepi aku melihat ada dua orang laki-laki sedanh bertengkar. Ada 2 motor di sana dan aku mengenal motor satunya. Motor Nando. Ninja hijau. Aku kenal plat nomornya.
Aku meminggirkan motorku jauh dari lokasi mereka bertengkar agar Nando tidak curiga.
Aku mengintip apa yang mereka lakukan, ternyata lawannya mengantam wajah Nando. Nando terlihat sudah tak berdaya. Aku tak tahan melihatnya.
" woy stop ! Gue bisa aduin lo ke polisi sekarang. "
Keduanya menengok ke arahku. Entah karena wajahku yang menakutkan. Sang lawan Nando langsung meninggalkan tempat.
Aku menghampiri Nando.
" Nan. Gapapa ? Eh bentar."
Aku ingat bahwa aku menyimpan nomor orang tua Nando, aku langsung mengeluarkan HP untuk menelpon ibu Nando. Aku benar-benar panik saat itu sampai hanya terpikir untuk menelpon ibu Nando.
Nanto terlihat benar-benar lemas. Entah aku tak perduli apa yang mereka ributkan tapi keadaan Nando sedang mengkhawatirkan.
" Halo Tante, Ini Nara temannya Nan.."
Belum selesai aku mengucapkan kalimatku. Nando langsung menarik handphone ku.
"lo telpon siapa ?"
" nyokap lo."
" Maksud lo apa anjing ! Lo mau caper ? Gue gaperlu pertolongan lo cewek aneh ! Orang tua gue juga ga perduli asal lo tau."
Aku kaget. Tak menyangka bahwa reaksi Nando akan semarah itu padaku. Memang aku salah. Tapi haruskah dia mengeluarkan kata-kata kotor itu untuk ku ?
Aku diam tak menjawabnya.
" mau lo tuh apa sih ? Lo gausa terobsesi sama gue. Karena lo sama sekali bukan tipe gue jadi jangan kepedean ! "
Kalimat terakhir itu sangat menyakitkan. Mataku mulai panas tak kuat jika tetap di sini.
Mungkin aku yang berlebihan mengkhawatirkan Nando sampai tak berpikir ketika menelpon ibunya. Tapi seburuk itukah aku di matanya ?Sebelum pergi, aku memberikan kado yang sudah ku siapkan.
" maaf kalo gue ganggu lo selama ini. Gue janji ini yang terakhir."
Aku meletakkan kado di bawah.
" selamat ulang tahun, Nando."
Aku segera pergi meninggalkannya. Air mataku tak bisa berhenti. Itu sangat menyakitkan.
Aku tak tahu bagaimana reaksi Nando tadi, tak berani aku menatapnya.
Selamat tinggal Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Be Yours ✅(completed)
Jugendliteratur" Biarkan aku mencari cara untuk mengetahui ketulusan seseorang." - Nara