Setelah mendengar semua informasi tentang Nando dari Idam dan sedikit banyaknya aku sudah tau bagaimana sifat Nando walau pun belum tentu akurat karena baru dari sisi Idam saja. Setidaknya, sudah ada antisipasi reaksi Nando nanti.
Aku sudah tahu akan mulai dari mana. Mungkin untuk pertama aku akan berkenalan lebih intens di chat.
Setelah belajar, seperti biasa aku membuka ponsel dan memulai aksi ku. Memang kedengarannya sedikit arogan. Tapi mengertilah, perasaan penasaranku padanya sudah tak terbendung. Aku juga tak tahu mengapa. Tapi yang jelas, saat ini aku tertarik.
Aku membuka aplikasi line dan langsung mencari kontak Nando.
Nara : Hai, Nan.
19.05
Namun, yang membuat aku kaget. Biasanya Nando selalu membalas pesan sangat lama bahkan keesokan harinya ia baru membalas. Lima menit setelah ku kirim pesan itu, sudah terdengar bunyi notifikasi. Dan banar saja, dia orang yang ku harapkan balasannya.
NandoDS : Ya?
19.10
Nara : Ganggu ga?
19.10
NandoDS : ya.
19.56
Nara : Oh, yaudah. Sorry ya,Nan.
19. 57
lalu tak lama Nando membaca. aku sudah bersiap-siap apa yang akan Nando katakan setelah ini. tapi ternyata aku salah berharap. setelah 30 aku menunggu. Nando tak juga membalas. dia hanya membaca pesan dariku.
Sakit.
Ya. Ya itu yang menggambarkan perasaanku saat ini. Aku kira Nando tak sedingin ini. Hanya saja aku terus berpikir positif. Mungkin saja dia memang sedang mengerjakan tugas dan benar-benar tidak bisa diganggu. Aku juga salah.
Karena tak ada harapan untuk bercakap-cakap di chat. Aku memutuskan untuk tidur. Mungkin besok-besok bisa ku coba.lagi.
Ah tapi sepertinya aku sedang ingin membuka instagram.
Dan ternyata Nando belum lama membuat snapgram dimana dia sedang nongkrong bersama teman-temannya 2 menit yang lalu.
Ada sedikit kekecewaan, lantaran awalnya ku berpikir ia sedang mengerjakan tugas. Tapi bukan kah kalau main juga tidak mau diganggu? Ya sudah. Kan aku sudah harus terbiasa dengan sifatnya.
Keesokan harinya di sekolah. Saat aku sedang duduk di depan kelas. Idam menghampiriku, lalu duduk di sebelahku.
Tiba-tiba dia mengajukan pertanyaan yang membuatku sedikit terkejut.
lo semalem ngechat Nando ya, Nar?
Aku bingung bagaimana dia bisa tahu sedangkan aku tak menceritakan pada siapa pun. Oh. Mungkin Nando yang cerita pada Idam.
Nando cerita ya?
iya, awalnya nanyain lo gitu.
Rasanya senang mendengarkan pernyataan Idam yang bilang kalau Nando menanyakan tentangku. Antusias aku bertanya pada Idam.
hah? Serius? Nanya gimana ihh gimana? tanyaku sambil sedikit menarik kemeja Idam.
Saat Idam hendak menjawab, aku menyelanya. eh tunggu. Dia cerita lewat chat? Atau..
iya iya diem dulu ini gue mau cerita.
"jadi semale-" tiba-tiba Idam berhenti berbicara.
" semalem apa? dia bilang ap- awww"
aku kesakitan karena tiba-tiba Idam mencubit lenganku. aku ikuti arah bola matanya. bodohnya aku. karena terlalu antusias dan kepo sampai-sampai aku tidak melihat kalau barusan saja Nando melewati kami berdua.
tapi semoga saja dia tak mendengar obrolanku dengan Idam karena tadi Nando juga kelihatannya sibuk bercanda dengan temannya.
" ah jangan di sekolah deh ngomongnya. banyak gangguan. " ucap Idam.
" terus di mana? "
" pulang sekolah saja sekalian ngerjain tugas Sastra Inggris. "
kebetulan hari ini tadi ada pembagian tugas sekaligus pembagian kelompok belajar. aku dan Idam satu kelompok.
" ohiya, yauda. di BilikKafe ya?"
" yauda boleh. "
krriiinggg..................
bel tanda jam istirahat telah selesai berbunyi. aku dan Idam langsung memasuki ruang kelas.
aku masih bertanya-tanya. kira-kira apa yang diucapkan Nando pada Idam? apa dia juga penasaran pada ku? ah rasanya kalau aku berpikir seperti itu terlalu percaya diri.
tengneng nongneng...Jam pelajaran hari ini telah selesai. hati-hati di jalan dan sampai jumpa besok.
seteleah semuanya berdoa. aku langsung menghampiri Idam.
"jadi, kan?"
" kuy!"
BilikKafe jaraknya tak jauh dari sekolahku. bahkan jalan kaki pun tak terhitung jauh. aku dan Idam jalan kaki menuju Cafe tersebut. aku dan Idam berjalan dengan jarak yang jauh karena Idam takut kalau Nando melihat kami. karena Nando sepulang sekolah pasti nonkrong di warung bu Siti dengan teman-temannya sambil menghabiskan roroknya.
sesampainya di BilikKafe, tanpa basa-basi langsung saja aku hujani Idam dengan pertanyaan yang sedari tadi ingin keluar.
" Dam jadi bagaimana? dia ngomong apa? nanyain gue bagaimana ?"
" sttt ah sabar kek. pesen dulu gue aus. "
"ahh lu mah lama. "
" mbak menunya di mana ya?" Idam memanggil pelayan Kafetersebut.
setelah memesan makanan, Idam melanjutkan pembicaraan kami.
" jadi gini... "
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Be Yours ✅(completed)
Fiksi Remaja" Biarkan aku mencari cara untuk mengetahui ketulusan seseorang." - Nara