Sama seperti siswa pada umumnya, aku sedikit mengumpat pada hari senin. Karena ada Upacara. Aku tidak suka berpanas-panasan ria di bawah terik matahari. Namun, aku tetap semangat juga karena hari senin ada mata pelajaran Bahasa Prancis.
Rutinitas pagiku sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun, ada yang membuatku jengkel hari ini karena saat aku ingat-ingat di perjalanan sepertinya aku lupa membawa topiku. Bisa gawat kalau atribut tidak lengkap bisa dipermalukan aku di depan semua siswa oleh pak Guntur.
Akhirnya aku memutuskan untuk balik ke rumah. Sampai depan rumah ternyata topiku sudah digantung di depan pagar oleh nenekku. Memang beliau adalah sosok nenek yang sangat perhatian.
Secepat mungkin aku tidak boleh telat sampai sekolah. Lima menit sebelum bel, aku baru sampai parkiran. Aku buru-buru agar tidak telat karena tepat pukul 06.30 pagar sekolahku sudah tak lagi dibuka dan siswa yang telat kena sanksi.
Brugh
Ada yang menabrakku dari belakang hingga botol minumku terjatuh. Entah aku tak melihat sosoknya siapa. Tapi motor yang masuk setelah motorku itu motor ninja hijau dan kami adalah 2 orang terakhir yang masuk ke parkiran tersebut. Aku sudah berangan-angan kalau yang menabrakku adalah Nando. Tapi aku tepis pikiranku, karena yang memiliki ninja hijau tak hanya Nando.
Mengingat kalau aku sudah hampir telat, aku segera lari dan untung saja aku selamat. 5 detik setelah aku masuk, pagar ditutup. Hari ini aku beruntung tidak dihukum karena telat.
Saat aku menengok ke belakang,
Deg..
Deg...
Tiba-tiba jantungku berdegub saat melihat sosok yang ada di luar pagar. Di sana ada sembilan laki-laki dan salah satunya adalah sosok yang belakangan ini membuat aku penasaran.
“ itu kan Nando. “ ucapku dalam hati.
Saat aku berhenti melangkah karena melihat sosok yang terlambat tersebut, bel yang menandakan bahwa upacara segera dimulai sudah berlonceng. Aku segera meletakkan tasku di lobbi dan menempatkan diriku di barisan kelasku.
Upacara berjalan sama seperti biasanya. Namun sebelum barisan dibubarkan, pak Guntur menginformasikan kalau seluruh siswa tidak diizinkan untuk keluar dari barisan. Kalau begini seluruh siswa sudah tahu pasti akan ada sesi mempermalukan siswa yang melanggar peraturan.
Tidak lama kemudian, sembilan orang yang tadi ku lihat ada di depan pagar sudah ada di depan lapangan. Mereka semua berdiri sambil tertunduk. Mataku menyorot pada satu sosok, yaitu Nando. Ada rasa iba yang timbul dalam hatiku dan juga bertanya-tanya.Seharusnya Nando yang sampai duluan di sekolah karena tadi dia yang menabrakku kalau dugaanku benar. Lalu kemana dulu dia ?
“ assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. “ ucappak Guntur.
“ waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. “ jawab seluruh perserta upacara secara kompak.
“ mohon maaf kalau bapak mengambil waktu kalian sebentar, bapak hanya ingin kalian mengambil pelajaran dan sekaligus memberi peringatan tidak hanya untuk kesembilan orang di depan tapi seluruh siswa SMA Negeri Nusa Harapan agar tidak memiliki hobi melanggar peraturan. “
Di barisan siswa agak cukup ramai terdengar ocehan para siswi yang malas dijemur seperti sekarang.
“ ah ribet banget sih pak Guntur. “
“ tau ih udah tau panas.”
“ bapak sudah berkali-kali mengingatkan, kalau habis menaruh motor di parkiran langsung masuk ke sekolah jangan nongkrong sambil ngerorok di warung sebrang. Kalau kalian begitu terus malu sama masyarakat. Mereka akan berpikiran negatif soal perilaku siswa Nusa Harapan. Paham tidak?”
“ paham, pak.” Jawab seluruh siswa.
“ liat sembilan orang di depan kalian, udh baju compang camping, celana di kecil-kecilin, kaos kaki warna warni, rambut awuk-awukan, atribut sekolah tidak lengkap. Jangan di tiru ya yang lain. “
Aku tahu betul bagaimana rasanya dipermalukan di depan seluruh siswa.
Kasian Nando. Ujarku dalam hati
“coba kalian bersembilan, sebutkan nama dan kelas lalu berjanji tidak akan brutal dan melanggar peraturan lagi ! “
Dalam hati sedikit senang karena dengan begitu aku tahu kalau Nando siswa kelas apa sehingga aku lebih mudah mencari informasi tentang dia.
Satu-per-satu mereka melakukan hal yang diperintahkan pak Guntur. Nando berada di posisi orang ke lima. Aku memperhatikan ketika Nando hendak berbicara.
“ nama saya Nando Dwi Septanto kelas 11 IPA 2. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan dan melanggar peraturan sekolah. “
Ohh IPA 2 toh.
Setelah aku ingat-ingat aku memiliki teman satu organisasi kesiswaan di kelas IPA 2, mungkin suatu saat aku bisa meminta pertolongan sama dia.
Serelah kesembilan orang tersebut telah melakukan perintah pak Guntur. Seluruh barisan di bubarkan dan para siswa diperintahkan untuk langsung masuk ke kelas masing-masing.Pelajaran pertama adalah Antropologi. Guru yang akan mengajar Antopologi di kelasku bernama Bu Umi. Karena bu Umi tak juga datang dan aku ingin ke toilet akhirnya aku keluar kelas menuju toilet. Ketika membuka pintu kelas aku terkejut dengan seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kelasku. Lalu dia bertanya padaku
“ eh ada Idam ga di kelas lu? “ ia bertanya.Tak butuh waktu lama derap jantungku semakin cepat. Ya benar. Itu Nando. Tapi ada hubungan apa dia dengan Idam ? setahuku Idam tidak pernah mengenal Nando, atau mungkin aku yang tidak tahu soal itu. Entah lah.
“ ada, bentar ya. “
“ idammmmmm... idammm dicariin Nando. “ teriakku dari depan pintu kelas.
Tanpa pamit pada Nando aku langsung menuju toilet dengan jantung yang hendak meloncat-loncat.
Ahh perbincangan perdanaku dengan Nando sangat tidak berkualitas. Tapi tak apa dari pada tidak sama sekali. Entah mengapa setelah aku mengetahui Nando, sekarang lebih sering bertemu dengannya. Apa hanya aku yang merasa seperti itu?Setelah aku ke kamar mandi, ternyata Nando masih berdialog dengan Idam di depan kelas ku. Lalu aku hendak melewati mereka. Tidak mengatakan apapun ada sedikit menunduk dan senyum sebagai tanda aku sedikit mengganggu pembicaraan merek lalu di balas semyum olehnya. Setelah itu aku melewati kelas sambil tersenyum sendiri.
Ahhh ini kali pertamaku disenyumi oleh seoang laki-laki yang aku sukai.
Eh apa? Suka? Memang iya aku menyukainya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Be Yours ✅(completed)
Novela Juvenil" Biarkan aku mencari cara untuk mengetahui ketulusan seseorang." - Nara