Kangen
Itulah kata yang dikatakan Nando di chat setelah 75 hari kami tidak berkomunikasi.
Siapa bilang aku tidak kangen juga?
Bahkan mungkin rasa rinduku melebihi Nando. Sebenarnya sudah dari satu minggu setelah bertengkar aku ingin memulai kontak. Tapi terus saja rasa kesalku membawaku untuk menolaknya.Karena terlalu senang sampai aku bingung mau membalas apa.
Tidak lama kemudian Nando menghubungi via telfon.
" Minggu depan gue ke Jogja. "
Perkataan Nando yang satu itu cukup membuatku penasaran setengah mati. Sebenarnya ada apa dan kenapa. Ketika aku bertanya, seolah Nando sengaja mengajakku bermain teka-teki.
Yang membuat aku kesal, dia tidak menceritakan apa pun bahkan dia tidak mengubungiku lagi setelah menelfon itu. Menjengkelkan bukan?
Aku tidak tau apakah dia akan ke Jogja atau tidak. Sekedar mengabari ketika otw pun tidak. Mungkin memang dia hanya bercanda.
Tepat seminggu dan Nando benar-benar tidak ke Jogja.
Karena ku pikir Nando tidak datang, akhirnya aku menyetujui ajakan Mas Ilham untung ngankring di pinggir jalan kota.
Mas Ilham datang, lalu kami menuju angkringan di piggir jalan yang tepatnya dimana pertama kali aku dan Nando bertemu di Jogja.
" Ra, aku suka kamu. "
Kalimat Mas Nando di motor tadi cukup membuat aku bingung. Masalahnya Mas Ilham tidak pernah menunjukkan ketertarikannnya padaku. Entah dia yang pintar menutup-nutupi atau aku yang tidak bisa melihat itu.
Sebenarnya aku mendengar kalimat itu dengan jelas. Hanya saja karena entah aku bingung mau jawab apa, akhirnya aku berakting seolah-olah sedang mendengarkan lagu.
Sepertinya Mas Ilham kecewa karena aku tidak merespon perkataannya. Tapi akan lebih mengecewakan lagi kalau aku harus jujur mengatakan bahwa aku tidak merasakan hal yang sama.
Mas Ilham diam seolah dalam diamnya menagih jawaban itu. Karena aku tidak ingin melanjutkan perbincangan yang nantinya merusak suasana, aku mencari topik lain.
" Kamu sidang kapan, Mas? "
" Dua minggu lagi. Hmm.. Ra, kamu denger tadi apa yang aku bilang di motor? "
" Hah? Bilang apa? Soalnya aku dengerin lagu sepanjang jalan, Mas. "
Mas Ilhan tidak bisa menyembunyikan ekspresi kekecewaannya. Aku tau itu.
" Yauda aku ulang ya..? "
Mati aku. Tolong jangan, Mas.
" aku.. " dia melanjutkan kalimatnya.
" Aku suu... "
" Kamu itu kakakku, Mas."
" Ya terus kenapa? Aku gak serta merta anggap kamu adikku. Aku seneng Ra liat cara kamu memperlakukan orang lain, cara kamu berpikir, obrolan kamu, aku suka. "
" Tapi Mba Rita itu ka.."
" Ya kenapa sama Rita? Kami juga sudah tidak ada hubungan apa pun. "
" Mas! Tolong. Jangan memperkeruh suasana. Aku udah cukup nyaman dengan kamu sebagai kakakku."
" Aku kira selama ini kamu nunggu aku, Ra. Ternyata aku salah. "
" Mas. Aku minta maaf."
Setelah kami menghabisi kopi dan susu yang kami pesan, Mas Ilham mengantarku pulang. Tidak ada perbincangan lagi. Mas Ilham cukup dewasa dan mengerti serta tidak memaksa.
Aku menuju kamar. Saat aku hendak membuka pintu, tetangga kos ku keluar.
" Ra, tadi ada yang cari. "
" Siapa?"
" Gak tau, cowok. Dia titip ini. "
Dia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu yang katanya dititipkan untukku.
![](https://img.wattpad.com/cover/194294506-288-k684841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Be Yours ✅(completed)
Teen Fiction" Biarkan aku mencari cara untuk mengetahui ketulusan seseorang." - Nara