chapter 4

599 29 0
                                    

Beberapa hari kemudian...

Kennand telah kembali dari Surabaya bersama Alma, dan mereka telah bekerja di perusahaan mereka seperti hari biasanya.

Dan hari ini Nadira akan bertemu Alma untuk pertama kalinya, ia sudah memantapkan hatinya ingin magang di perusahaan milik Kennand dan Alma itu.

Sedikit nekad memang, namun itu ia lakukan karena ada suatu hal yang ingin dia rencanakan, dan jalan satu-satunya adalah ia harus mengambil resiko dengan bertemu Alma, bahkan jika dia di terima magang di perusahaan itu maka tak akan tidak mungkin ia akan bertemu dengan Alma setiap harinya.

Awalnya Kennand pun tak setuju karena sangat berbahaya untuk hubungan mereka, namun karena Nadira adalah perempuan keras kepala, apapun yang dia inginkan harus tercapai, mau di bantu oleh orang lain atau tidak pun, ia akan tetap nekad. Jadilah Kennand menginjinkannya, jika tidak maka taruhannya adalah hubungan mereka harus berakhir tanpa sebab. Sebenarnya satu sebab yang seharunya mereka berpisah, yaitu karena hubungan adalah hubungan terlarang.

**************

Di sisi lain, setelah kepergian Nadira ke kampus terlebih dahulu sebelum lanjut ke prusahaan tempat ia magang. Hilda bergegas ke kantornya untuk melakukan rutinitas sehari-harinya, yaitu bekerja sebagai CEO di perusahaan yang didirikan oleh almarhum suaminya. Memang sebelum suaminya itu meninggal Hilda sudah lama terjun di perusahaan itu, hanya membantu sang suami, namun saat suaminya meninggal semua saham diserahkan sepenuhnya kepada Hilda, mau tak mau Hilda harus menerimanya karena itu adalah amanah dari sang suami, sebelum saham itu di serahkan kepada Nadira, pewaris satu-satunya keluarga mereka.

Hilda masuk kedalam ruangan khususnya, di ikuti oleh Kerry asisten pribadinya yang selalu setia menemaninya kemanapun ia pergi.

Semua karyawan yang berpapasan dengannya saling menyapa, Hilda adalah perempuan yang ramah dan baik, namun dia juga adalah wanita yang sangat tegas, jadi semua karyawan di kantornya sangat menghormatinya.

"Apa saja jadwal ku hari ini Kerr?"Tanya Hilda kepada Kerry setelah ia duduk di kursi kebesarannya.

"Tidak terlalu padat Sis"Jawab Kerry santai. Setelah itu ia duduk di sofa ruangan itu dengan memainkan i-padnya, memeriksa semua jadwan majikannya.

"Baiklah. Aku ada tugas kecil untukmu"Ujar Hilda dengan menilap kedua tangannya di dada.

"Apa itu?"Tanya Kerry penasaran, biasanya majikannya itu akan memerintahkannya secara to the point, tidak bertele-tele.

"Aku ingin kau mengutus seseorang untuk mengawasi putri ku selama ia magang di perusahaan kekasih pertamanya Kennand itu"Jawab Hilda dengan ekspresi dingin, sebenarnya ia sudah tidak tahan dengan semua ini jika bukan karena putrinya ia ingin sekali menghabisi Kennand, tapi apa yang bisa ia perbuat jika putrinya mencintai laki-laki yang tak punya pendirian itu.

"Jika sampai terjadi sesuatu di kemudian hari, setidaknya aku sudah tau apa yang harus di lakukan"Timpalnya dengan nada sedikit emosi

"Sabar sis, kau pasti akan mendapatkan apa yang kau mau. Biarlah Dira mengikuti keinginannya, jika dia salah maka kau yang mengambil keputusan"jawab Kerry santai.

**************

Kini Nadira sudah menginjakan kakinya di perusahaan tempat ia magang, setelah tadi ia pergi ke kampus sebentar untuk memberikan tugasnya kepada dosen ia pun langsung berangkat.

Nadira memakai kemeja putih polos dan rok span hitam selutut, khas orang-orang yang akan melamar bekerja di kantoran, dengan memakai high heels 5cm, jangan heran meski Nadira tomboy ia juga perempuan pada umumnya, ia sudah terbiasa dengan sepatu heels, namun jika rok dia memang tidak biasa, jadilah ia sedikit risih memakainya, meski ini bukan pertama kalinya ia memakai rok pendek.

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang