chapter 13

426 18 2
                                    


Setelah tangis Nadira reda Kennand menyuruh wanita itu untuk berganti pakaian terlebih dahulu dan Nadira pun menurut, sekarang wanita itu sedang di lantai atas tepatnya di kamarnya.

Sedangkan Kennand masih tetap setia menunggu di bawah, yang sudah berpindah tempat ke ruang keluarga sambil menonton tv namun suara klakson mengintrupsi dirinya untuk keluar dan melihat siapa yang datang saat sudah sampai ternyata Hilda yang baru saja pulang dari kantornya, dengan segera Kennand membuka gerbangnya dengan pelan Hilda memasukan mobilnya ke garasi.

"Ouuuwwww.. Ganntteeengkuuuhhh" ucap Kerry heboh dengan menghampiri Kennand yang sudah lebih dulu masuk kedalam rumah

Kerry yang memang bersama Hilda ia lebih dulu turun dari mobil atasannya itu lalu menghampiri Kennand yang sudah duduk di soffa.

"Kamana saja ganteng? Kenapa baru kesini lagi?" Tanya Kerry lebih heboh karena ia terus menyentuh dagu Kennand

Kennand yang memang sudah biasa diperlakukan seperti itu hanya diam dan sesekali mengindari colekan didagunya karena Kerry.

"Sibuk Kerr" Jawab Kennand singkat lalu mengambil ponselnya dari saku celananya.

"Akyu kangen tau gak iihhh" seru Kerry dengan tatapan sebalnya

"Udah lama disini Kenn?" Tanya Hilda  yang baru saja datang dari kamarnya, sebelumnya ia kekamar dahulu untuk menyimpan berkas-berkas yang seharunya dibawa oleh Kerry namun bawahannya itu malah turun lebih awal dan berlari heboh mengikuti Kennand

"Udah Bu" jawab Kennand dengan mencium tangan Hilda

"Terus adek mana?" Tanya Hilda menanyakan anak satu-satunya itu

"Lagi di atas Bu"

"Oohh" Hilda mengangguk "Gimana acaranya? Seru?" Tanya Hilda lagi

"Ya kayak gitu aja Bu, seperti pesta pada umumnya, tadi Kenn sama Dira pulang duluan meski acaranya belum selesai"

"Loh kenapa?" Kali ini Kerry yang menyerobot bertanya

"Capek aja, jadi kita mutusin buat pulang duluan. Dira juga gak nyaman sama acara itu" jawab Kennand dengan menatap sekilas ke arah Hilda dan Kerry

"Gadis itu gak akan pernah nyaman sama acara kayak gituan. Sama Ibu aja minta pulang mulu katanya acaranya gak asik, mending nongkrong sama teman-temannya di banding pesta kayak gitu" ujar Hilda,  lalu menyuruh Kerry untuk mengambil ponselnya di kamarnya yang tadi tertinggal. Kini hanya mereka berdua

"Gimana perkembangan proyek yang di Bali?" Tanya Hilda lagi menanyakan bisnisnya yang memang di pegang oleh Kennand, ya mereka memang memiliki kerjasama dalam sebuah bisnis dan Kennand diutus untuk memegang usahanya yang berada di Bali meski tidak mengharuskan laki-laki itu untuk terus turun tangan dan mengurus segalanya namun Kennand dapat diandalkan dalam usahanya itu.

"Sudah menginjak dalap puluh persen"jawab Kennand sekenanya karena dia baru melihat perkembangan proyek itu dua hari lalu

"Bagus kalo gitu"

"Iya Bu"

Setelah itu susana menjadi hening beberapa saat sebelum Hilda kembali bersuara

"Dan bagaimana acara tunangan kemarin? Lancar?" Pertanyaan itu sukses membuat Kennand terkejut bukan main.  Dari mana wanita paruhbaya yang tak terlihat tua itu tau tentang pertunangannya dengan Alma.

"Dari mana Ibu tau?"Tanya Kennand masih melihatkan wajah terkejutnya

"Ibu tau kehidupan kamu selama 7 hari 24 jam Kennand, termasuk hari pertunangan kamu dan kekasih pertamamu itu yang di gelar 1 bulan yang lalu" terang Hilda dengan senyum miringnya.

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang