chapter 26

481 26 2
                                    




Nadira keluar dari gedung kantor itu sendirian setelah tadi di dalam kantor teman-temannya menanyakan kenapa berani sekali membantah perintah boss? Ia hanya menjawab "lagi males dapet kerja tambahan" yang lain pun memberi segerombol pertanyaan lagi namun semuanya terhenti ketika Arfan mengehentikan pertanyaan bertubi-tubi itu.
Setidaknya Arfan orang pertama yang tau tentang dirinya yang ingin keluar dari kantor itu, Nadira sudah cerita kepada Arfan bahwa ia akan mengakhiri kontrak kerja disana meskipun Arfan kaget tapi Nadira memberi penjelasan bahwa ia akan fokus kuliah dan Arfan percaya, padahal alasannya tidak sesederhana itu.

Saat sedang berjalan menuju halte tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepannya, dan itu membuat Nadira terkejut bahkan ponselnya terjatuh dari genggamannya.
Pengemudi mobil itu keluar dan langsung menghampiri Nadira.
Nadira yang melihat itu mentap lelaki yang sedang berjalan kearahnya namun sejurus kemudian ia mengalihkan tatapannya dan mengambil ponselnya yang terjatuh.

"Ikut aku" ucap lelaki itu yang sudah berada di hadapan Nadira lalu menarik tangannya.

"Apasih?! Lepas!" Nadira memberontak berusaha melepaskan cekalan di tangannya.

"Kita harus bicara, aku gak mau kita seperti ini terus" ucap lelaki itu yang tak lain adalah Kennand dan tak melepaskan cekalan itu

"Aku gak mau!" Tolak Nadira dengan nada tegas

"Aku mohon, Ra" ucap Kennand memohon

"Sekali gak mau tetap gak mau! Jangan paksa aku!" tolak Nadira lagi dengan menghempaskan tangannya

"Sayang please" Ucap Kennand dengan nada lembut

Hati Nadira sakit saat lelaki di hadapannya menunjukan sisi lembutnya, jika seperti ini ia akan luluh. Tapi, tidak untuk sekarang.
Ia tidak akan luluh lagi karena prilaku lelaki ini.

"Gak akan. Setelah yang kamu lakuin selama beberapa hari ini aku akan luluh? Gitu?!. Gak akan Kenn, sebelum kamu benar-benar milih antara aku sama Alma." Ucap Nadira dengan suara tegas namun ada nada gemetar menahan tangis disana.

"Beri aku waktu, sayang" ucap Kennand agar wanita dihadapnnya mengerti.
Nadira yang melihat itu teridam dengan tatapan tajamnya.

Untung suasana jalanan sepi, jadi dengan leluasa Kennand mencium bibir Nadira.
Nadira teridam mematung, air matanya yang ia tahan akhirnya luruh juga.

Kennand melepaskan ciuman itu, "Aku gak bisa kita seperti ini terus" ucap Kennand mentap Nadira dalam.

Nadira mendorong tubuh Kennand menjauh.
"Selama beberapa hari ini kamu baik-baik aja kan? Jadi, aku yang akan memutuskan hubungan ini berakhir." Ucap Nadira menyeka air matanya kasar

"Itu yang kamu lihat! Tapi jauh didalam hati aku, aku sakit Ra. Aku gak bisa jauh dari kamu, aku gak mau kehilangan kamu! Aku mohon beri aku waktu" ucap Kennand sedikit menggeram.

"Oh gitu? Oke, aku beri kamu waktu. Tapi kamu bisa jamin jika aku beri kamu waktu kamu bakalan milih aku?!" Tanya Nadira mencoba mengintimidasi tatapan laki-laki itu.
Kennand yang mendengar itu terdiam. Benar, apa bisa ia menjamin? Jawabnya tidak.

"Gakkan? Baiklah. Mari akhiri ini" Ucap Nadira akhirnya lalu melangkahkan kakinya untuk pergi, namun langkah ketiga ia berhenti dan berbalik menatap Kennand lagi
"Dan satu, aku akan mengundurkan diri dari perusahaan kamu" Ucap Nadira lalu melanjutkan langkahnya dengan hati yang sangat sakit.
Ia berusaha menahan air matanya.

"Ra??! Please, sayang jangan kayak gini!" Teriak Kennand mengejar Nadira yang mulai masuk kedalam mobil.

"Nadira? Aku mohon beri aku waktu! Aku janji gak akan ngecewain kamu." Kennand berada di depan pintu mobil dengan menggedor kaca itu, Nadira hanya meluruskan tatapannya dan tak ingin menatap Kennand lagi.

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang