Chapter 8

523 27 1
                                    


Keesokan harinya Nadira kembali bekerja, setelah kemarin merasa sangat amat kesal kepada kekasihnya itu, karena tidak membalas pesannya sama sekali.

Untung kemarin ia pergi ke kampus terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah karena ada tugas yang harus ia kumpulkan, setelah memberikan tugasnya kepada dosen ia bertemu dengan kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan Celine dan Amanda maka Nadira sedekit terhibur oleh keluakan mereka yang memang sering menghibur dirinya saat sedih.


Hari kedua magang, Nadira masih fokus mengerjakan pekerjaannya. Saat sedang fokus menatap komputernya meneliti semua tulisan di layar itu tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Astagfirullah setan!"Ucap Gadis karena kaget langsung mengatup mulutnya setelah melihat siapa yang datang.

Suasana ruangan itu sedang sepi karena terlalu sibuk dengan perkerjaannya masing-masing

Yang lain juga kaget namun tidak mengumpat seperti Gadis, setelah itu mereka berdiri bersamaan kecuali Nadira. Setelah mendapatkan kode dari Rara supaya ia juga ikut berdiri ia pun menurut.

"Selamat siang semuanya?"Sapa seorang laki-laki yang baru saja masuk itu.

"Siang Pak"jawab mereka kompak dengan tersenyum namun yang di senyumi hanya melihatkan raut wajah datar, Nadira baru tau jika laki-laki itu sendingin itu di kantornya yang tak lain adalah Kennand.

"Galang, proposal yang kemarin saya minta sudah selesai?" Tanya dia mengarah ke kubekel Galang

"Sudah Pak"jawab Galang singkat

"Ok, setelah itu berikan ke sekretaris Alma saya akan periksa setelah Alma yang memeriksa terlebih dahulu."ujarnya lagi lalu Galang mengangguk patuh "Dan kalian semua" lanjutnya menatap orang-orang di ruangan itu "lanjutkan perkerjaan kalian."perintahnya dan langsung di lakukan oleh para karyawan karyawatinya itu.

"Untuk karyawan baru yang magang disini, saya tunggu di ruangan saya"Ucap Kennand tanpa melihat kearah orang yang dia maksud lalu pergi begitu saja

Nadira yang merasa terpanggil hanya mengernyitkan matanya tak tau harus bersikap seperti apa.

"Udah Dir, turutin aja. Sana pergi."Ujar Rara yang mengerti atas kebingungan Nadira.

"Beneran mbak? Duh, kok serem yah liat mukanya?"Ucap Nadira takut-takut

Rara terkekeh "udah biasa dia kayak gitu, datar kayak tembok bangunan"

Yang lain juga ikut terkekeh lalu mengiyakan. Setelah itu Nadira menurut lalu pergi keluar ruangan menuju ruangan Bossnya itu.


Setelah sampai di depan pintu ruangan yang tergantung papan bertuliskan Ceo Room, Nadira mengelas napas dalam lalu mengetuk pintu setelah tadi ia manyakan apakah Boss nya itu memanggilnya kepada sekretaris yang berada di depan.

Setelah mendapatkan jawaban masuk ia pun memutar knop pintu besar itu, lalu membukanya perlahan.

Dalam hati ia hanya berkomat-kamit tak jelas, bukan takut untuk bertemu dengan Boss besar itu namun masih ada rasa kesal setelah kemarin ia di cuekin seharin oleh laki-laki itu.

Setelah masuk ia pun menutup pintunya perlahan

"Kunci pintunya"Ujar Kennand tanpa menoleh ka arah Nadira. Tanpa membantah Nadira pun menurut saja tanpa ingin bertanya kenapa pintunya harus di kunci.

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang