chapter 24

405 24 0
                                    

Assalamualikum😊

happy reading🧡

**************

Kali ini Nadira sedang menyibukan diri dengan kegiatan memasak, sudah lama ia tak berkecimpung di dapur lagi, terutama di rumahnya ini. selain sibuk kuliah ia juga sibuk kerja namun setelah ini ia akan memutuskan untuk mengakhiri magangnya di perusahaan itu, tak hanya itu ia akan mengakhiri hubungan dirinya dan juga kekasihnya.

Hatinya sangat sakit, tapi apa boleh buat, berani mengambil keputusan berani juga menerima resiko yang akan ia dapat nanti.

Di temani dengan beberapa para pekerja rumah dan tak lupa asisten bripadi Ibunya yang juga ikut.

"Awww,, astaga!! Minyaknya nyembur gustiiii!! Prince? Aku gak kuaattt" terikan lebay Kerry kembali terdengar saat ia di tantang memasak telur oleh Nadira.

"Alay amat sih lo!! Laki kok lembek, pantes aja jomblo karatan!" cibir Nadira lalu mematikan kompornya.

"Yey jangan gitu, akyu nih lebih tua dari kau, hormat dikit kenapa? Akye bukan jantan"

"Teruuuuss?"

"Transporter"

"Anjir!" Nadira terbahak sedangkan Kerry hanya mendengus.

"Transgender kali, bhahaha. Ih serem tau. Gak normal berarti lo" Nadira bergidik mentap Kerry

"Bodo amat!" Kerry hanya duduk manis di kursi meja makan sambil melahap buah apel.

Hilda masuk kedalam dapur dan melihat semua orang sibuk dengan perkerjaannya masing-masing.

"Kerr? Berkas kemarin udah siap?" Tanya Hilda kepada Kerry yang masih asik memakan buah apelnya

"Udah Sis" jawab Kerry singkat, Hilda mengerutkan dahinya heran, biasanya asistenya itu banyak ngomong

"Kenapa dia, Dek?" Tanya Hilda saat Nadira mengunyah keju untuk taburan cake yang ia buat.

"Hah, transporter?" Tunjuk Nadira kepada Kerry yang masih cemberut

"Jangan di denger ucapan anakmu itu, dia lagi ngayal" ujar Kerry

"Eh apaan ya? Enggak, lo sendiri yang bilang" kilah Nadira tak terima

"Prince yang mulai duluan" jawab Kerry tak mau kalah

"Enggak!! Kerry yang salah!! pokonya sal--""

"Stooopppppp!" Hilda mengehentikan pertengkaran mereka dan mentap mereka satu persatu

"Udah jangan berteman" lanjutnya

"Berantem" jawab mereka bersamaan.

Terkadang Hilda sering pusing kala asisten dan anaknya itu sering bertengkar karena hal sepele.

"Lanjutkan perkerjaan kalian" titahnya saat pertengkaran itu terjadi para pekerja yang lain menonton mereka.

Mereka pun terdiam, Nadira melanjutkan mengaduk adonan cakenya, sedangkan Kerry kembali memakan apelnya.

Hilda duduk disebelah Kerry "Kamu gak kerja, dek?" Tanya Hilda kepada Nadira

"Enggak, aku mau resign" jawab Nadira acuh lalu menyimpan adonan yang sudah ia letakan kedalam wadah untuk panggang.

Hilda mentap Nadira lekat "kenapa?" Tanyanya

"Mau fokus kuliah aja, capek juga yah kerja" jawab Nadira sekenanya

"Beneran?" Tanyanya lagi

"Iya Mami"

"Kennand kemana? Udah lama gak kerumah" Tanya Hilda lagi menatap Nadira lekat

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang