chapter 16

494 20 0
                                    

"Teh kalo dipikir-pikir A Kennand itu kayak gimna sih menurut teteh?" Tanya Kennanta kepada Nadira

Saat ini mereka sedang bertemu di sebuah mall di jakarta, Kennanta menghubungi Nadira saat dirinya sedang santai di rumah dan gadis itu meminta ingin bertemu yang katanya rindu. Karena tidak ada kegiatan akhirnya Nadira menemuinya

"Baik, terus ganteng iya, apa lagi yah?" Ucap Nadira sembari berpikir

"Menurut kamu apa Dek?" Tanya Nadira

"Menurut aku sih A Kennand itu laki-laki minus Teh" ujarnya pelan

"Lah kenapa?"

"Iya, dia itu emang ganteng dan pintar dalam berbagai hal, apalagi urusan bisnis aku udah gak kebayang seberapa banyak uang yang ia dapat dari hasil bisnisnya. Tapi hanya satu yang kurang kak" ujar Kennanta

"Apa itu?"

"Soal percintaan minus banget teh " ucap Kennanta dengan gambalang

"Dia itu laki-laki kurang ajar yang gak punya pendirian" tambahnya lagi dengan ada sedikit nada kesal, kesal karena kelakuan kakaknya itu

"Jangan bilang kayak gitu dek, gak baik. Dia itu kakak kamu tau" ucap Nadira menenangkan

"Iya aku tau teh tapi aku malu punya kakak kayak gitu, entah dia kelewat beruntung karena di dampingi dua wanita baik sekaligus atau terlalu ulung dalam masalah perselingkuhan ini" ucapan Kennanta membuat Nadira merenung jauh dalam hatinya ia sangat bersalah karena semua ini tapi apa daya cintanya yang membuat dia luluh begitu saja

"Apa teteh pergi aja yah supaya kamu gak malu punya kakak kayak gitu?" gumam Nadira namun masih bisa didengar oleh Kennanta

"Jangan teh. Ih kok malah jadi kesana sih pembahasannya? Aku kan cuman nanya tanggapan teteh tentang A Kennand. Aku cuman kasih saran aja Teh pertahankan apa yang memang harus teteh pertahankan. Aku percaya sama teteh" ujar Kennanta dengan tersenyum meyakinkan kepada Nadira

"Akan teteh pertimbangkan" jawabnya membalas senyuman adik kekasihnya itu

Mereka pun terdiam masih saling menatap, Nadira merenung apakah ia harus bertahan? Namun sampai kapan ia harus bertahan? Ia sudah lelah dengan sandiwara ini.

Sedangkan Kennanta tengah menerawang apa yang akan terjadi nantinya setelah tau bahwa Alma dan Kennand akan menikah karena yang ia dengar dari percakapan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Alma bahwa pernikahan mereka akan berlangsung beberapa bulan lagi.

"Woooyyy?" Teriak seseorang dengan menghampiri mereka yang sejak tadi diam di sebuah kaffe sedangkan makanan yang sudah mereka pesan masih belum tersentuh sama sekali

"Kampret! Berisik jingan!" Sarkas orang lainnya yang juga mengikutinya dari belakang dengan menggeplak tangan orang itu karena berteriak di depan umum hingga membuat pengunjung melihat mereka aneh.

"Ehh, maaf gaes" Ucapnya cengengesan

"Celine, Amanda? Kalian bardua pada ngapain?" Tanya Nadira setelah mereka ikut gabung dan duduk bersama Kennanta dan Nadira

"Lagi lomba marathon" Ceplos Celine dengan raut kesal dan membuat yang lain tergelak

"Ya lagian lo bego atau bodo sih? Kita lagi main lah" Ucapnya lagi dengan nada sewot

"Biasa aja tuh muka jangan sewot kek gitu Neng" ucap Amanda dengan masih tertawa

"Keselkan gue. Lagian si Dira nanya nya unfaedah banget coba!"

"Elaahhh, hapunten atuh nyai." Ucap Nadira akhirnya

"Eh, ada adiknya Kennand, apa kabar?" Sapa Amanda kepada Kennanta dengan tersenyum manis

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang