chapter 27

551 26 4
                                    

Hilda keluar dari mobilnya disusul Nadira yang mengikuti langkah dirinya. Mang Kusen sebagai supir hanya bisa berdiam di mobil karena perintah majikannya.

Setelah sampai di depan pintu yang besar dan di sambut ramah oleh para pelayan yang berdiri disisi kanan dan kiri mereka dipersilahkan masuk dengan sopan.

"Wooaahhh,, sudah datang?" Sapa seorang laki-laki paruh baya yang menghampiri mereka.

"Heemm.. apa kabar Seto?" Sapa Hilda dengan tersenyum anggun

"Kabar baik. Nadira? Kamu semakin cantik aja" puji Seto saat mentap Nadira yang rapi dengan dress merah tanpa lengannya dan tak lupa sepatu high heels berwarna senada, terlihat sangat cantik dari biasanya, karena biasanya Nadira akan berpakaian tomboy dengan kaus kemeja dan celana jeansnya.

"Makasih Om" ujar Nadira dengan tersenyum manis

"Yasudah mari masuk" ajak Seto kepada mereka.

Nadira dan Hilda duduk di kursi dengan meja yang besar dan megah, tak lupa juga makanan dan minuman yang sudah tertata rapi.

"Kemana anak-anakmu?" Tanya Hilda saat mereka sudah duduk di kursi masing-masing.

"Masih di kamarnya.", Jawab Seto lalu melirik salah satu pelayannya yang sudah berdiri di dekat meja "Panggilkan Agha dan Ara" titahnya yang mendapatkan anggukan dari pelayannya itu.

"Baik Tuan"

Setelah menunggu beberapa saat mereka pun datang, Abhighael yang melihat Nadira saat itu terkagum dengan penampilan cantik Nadira.
Sedangkan Arabella yang juga menatap Nadira tersenyum tipis, ia tak lupa kejadian kemarin saat pertemuan mereka.
Nadira juga tersenyum tipis mentap mereka.

"Tatap terooss sampe bolong tuh mata" ejek Arabella yang melihat kakaknya terus mentap Nadira

Hilda dan Seto terkekeh sedangkan Nadira dan Abhighael salah tingkah.

"Awas! Raja bucin akan beraksi", Goda Arabella lagi membuat Abhighael menatap adiknya tajam.

"Berisik!" Ucap Abhighael ketus

"Dih marah" cibir Arabella

"Sudah. Daddy pusing liat kalian berantem mulu" ucap Seto menengahi pertengkaran antar saudara itu.

"Maafkan kelakuan mereka ya Hilda? Aku selalu pusing jika mereka terus bertengkar. Padahal aku selalu heran, saat berjauhan mereka sangat akrab dan saling menyayangi tapi saat dekat entah setan dari mana mereka tak habis-habis terus bertengkar kecil seperti ini" ucap Seto tak enak kepada Hilda

"Tak apa, aku memaklumi" jawab Hilda ramah

"Nadira? Tahan-tahan yah sama kelakuannya" ucap Seto kepada Nadira dengan menunjuk kearah Putra pertamanya menggunakan dagu, hal itu membuat semua orang tertawa.

"Oh iya Om sampai lupa. Ara sama kamu belum kenalan kan?" Ucap Seto lagi mentap Nadira dan Arabella bergantian.

"Udah Dad, kebetulan Nadira magang di tempat temen aku" ucap Arabella dengan tersenyum tipis

"Benarkah? Siapa?" Tanya Seto

"Emang kamu punya temen, Dek? Abang gak percaya genderewo mana yang mau temenan sama kamu" ujar Abhighael dengan tersenyum mengejek

"Wah wah, ngajak gelud nih!" Ucap Arabella tak terima membuat semua orang kembali tertawa karena pertengkaran receh mereka.

Seto mengehentikan pertengkaran anak-anaknya itu, setelah selesai akhirnya mereka melanjutkannya dengan makan malam yang di selingi obrolan ringan, dan yang banyak bicara adalah Seto dan Hilda, obrolan mereka tidak jauh dari bisnis.

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang