Chapter 7

447 21 0
                                    

Setelah selesai makan merekapun kembali ke kantor karena waktu mulai bekerja kembali akan di mulai.

Dan pertanyaan-pertanyaan dari mereka Nadira menjawab dengan panjang lebar.

Flashback..

"Stop! Ok Dira jawab pertanyaan kalian. Tapi Dira cuman minta satu, setelah kalian tau jawabannya Dira pengen kalian simpan rahasia itu. Dira gak mau semua orang beranggapan buruk tentang Dira dan Mami Hilda, terutama Mami Hilda"jawab Nadira cepat setelah mengehentikan pertanyaan-pertanyaan dari mereka.

Setelah di jawab "ok" dari mereka Nadira pun mulai bercerita.

"Jadi gini! Satu, Nadira memang anaknya Bu Hilda mungkin kalian juga tau siapa Nadira sebenarnya bagi Bu Hilda. Dua, Dira magang disini murni keinginan Dira sendiri. Tiga, yang kalian tanyain tentang pasilitas itu bahkan Dira menerima itu lebih dari cukup tapi Dira ingin belajar mandiri tanpa capur tangan dari nama anggung Hilda Anggali. Jadi, Dira mohon sama kalian bisakan bantu Dira buat merahasiakan ini?"Tanya Nadira memohon kepada mereka bertiga

Rara menghebuskan nafas panjang dan tersenyum hangat "kamu tenang aja Dir, kita akan merahasiakan ini. Gue salut sama lo" ucap Rara .

"Iya, kamu tenang aja dari satu ruangan kita cuman Teteh, Bang Arfan sama Rara yang paling bisa di percaya. So, kamu gak salah orang buat cerita."ucap Gadis dengan tersenyum manisnya.

"Iya, percaya sama kita Dir"Timpal Arfan

"Makasih Bang."jawab Nadira dengan senyum kelegaan.

"Gue pensaran gimana bisa seorang Nadira Putri Alessa menghadapi ujian hidup menyedihkan dari masa kecilnya sampe dia bisa berdiri kokoh tanpa mendengar cemoohan banyak orang"ucap Rara kepada Nadira

Setelah itu Nadira menceritakan bagaimana kisah hidupnya mengapa ia bisa bertahan hingga ia bisa menghadapi semua kehidupan menyedihkan itu sampai di titik ia bisa seperti sekarang ini, itu semua tak luput dari perjuangannya dan juga tentunya dari semua kebaikan dan kasih sayang dari Hilda dan Rano.

Tapi, ia tak menceritakan bahwa ia adalah kekasih kedua dari pemilik perusahaan ini hanya satu dalam pikirannya.

"Berpotensi untuk menghancurkan semuanya"

Flashback off..

Dan dari sesi cerita kisah hidup Nadira itu merekapun semakin akrab, bahkan Nadira tidak merasa canggung lagi.

Jam sudah menunjukan angka 16:25 itu berarti 35 menit lagi waktu pulang. Setelah selesai berkutat dengan perkerjaannya yang lumayan sulit untuk pemula seperti Nadira tapi untungnya ia bisa mengerjakannya.

Nadira menatap ponselnya, tapi tak ada tanda-tanda dari Kennand membalas pesan singkatnya. Ia pun kembali mengetik pesan singkat untuk kekasihnya itu.

Kamu dimana?√√

Send

Ceklis dua, berarti Kennand aktif namun tak melihat pesannya. Ia menghelas napas panjang den meletakan kembali ponselnya.

Waktupun bergulir begitu cepat hingga tak sadar bahwa waktu pulang sudah tiba, Nadira membereskan mejanya lalu melihat ponselnya kembali namun tak ada balasan sama sekali dengan kesal ia memasukan ponselnya kedalam tas.

"Mau langsung pulang Dir?"tany Arfan setelah memasukan sebuah map kedalam tasnya dan menghampiri Nadira

"Eh, iya Bang"jawab Nadira agak terkejut karena Arfan tiba-tiba datang di depan kubekelnya.

"Mau bareng gak?"Tawar Arfan

"Cwitwwiiiwww... Ciaelah si bambang pepet terus"ledek Gadis yang mendapatkan respon tawa dari yang lain

"Lagu lu deketin karyawan baru, inget Fan! Dia anak kuliahan sedangkan lu udah tua"Timpal Galang tak mau kalah meledek temannya itu dan yang lain pun ikut tertawa

"SaAe lu deketinnya Fan"Rena pun ikut-ikutan

"Udah napa. Terserah gue mau deketin siapa aja kalian semua gak usah banyak bacot. Dan Galang, gue belum tua-tua amat kali" Ucap Arfan kesal karena ledekan mereka

Semua orang tertawa dan setelah itu melanjutkan aktifitas membereskan kubekelnya masing-masing.

"Gimana Dir?"Tanya Arfan lagi

"Maaf Bang, Dira di jemput"jawab Nadira dengan senyum tak enak

"Oh, yaudah gakpapa" raut wajah Arfan sedikit kecewa namun setalah itu Arfan kembali menuju kubekelnya untuk mengambil tas.

"Ciaah, ditolak. Uuuhhh kacian Arfan kita gaes hhaaa.."Celetuk Seno dengan tergelak hingga yang lain pun ikut tertawa

"Berisik lo Bang!! Gue cabut duluan!"ucap Arfan kesal lalu pergi keluar terlebih dahulu

"Iiihh Bang Seno jahat, kan Arfan-nya marah"Ucap Gadis kepada Seno

"Belain aja Dis belain"ketus Seno

"Dira duluan yah semuanya"ucap Nadira kepada yang lain

"Lo beneran di jemput Ra? Kalo enggak bareng gue sama Galang aja gimana?"Tanya Rara

"Iya Ra"Timpal Galang mengiyakan

"Gak usah Mas, Dira beneran di jemput. Makasih atas tawarannya Mbak Mas"Jawab Nadira dengan tersenyum meyakinkan

"Yaudah kalo gitu. Yok kedepannya bareng?!"Ucap Rara akhirnya "Gais!! Urang(saya) duluan yah?!"serunya kepada yang lain.

Setelah mendapatkan jawaban iya, merekapun akhirnya meninggalkan ruangan itu.

Saat sudah samapai di loby mereka tak sengaja berpapasan dengan Alma dan juga Kennand tentunya, dengan Alma yang merangkul tangan Kennand mesra dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya itu.

"Sore Pak Bu?"Sapa Galang dan juga Rara barengan, sedangkan Nadira hanya menatap mereka datar.

Mata Kennand dan juga Nadira bertemu, Kennand menatapnya datar begitupun sebaliknya, namun dalam hati Nadira ingin sekali menggeplak laki-laki itu karena seharian tak memberinya kabar. Sebenarnya ia cemburu melihatnya namun ia sadar siapa dirinya.

Nadira merogoh tasnya dan mengabil handphone nya.

Kampret!!!√√

Send.

Setelah mengirim itu diapun kembali berjalan bersama Galang dan Rara.

*************

Tbc...

See you next part.....

Published 07 February 2020

Revised 02 February 2021

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang