chapter 5

630 27 4
                                    


"Naik"ucap seseorang itu dari dalam mobil

"Ngapain?"Tanya Nadira heran

"Nyulik kamu"ceplosnya

"Busyeett.. Dedek takut ih, Om duluan aja"Ujar Nadira dengan tampang dibuat-buat imut

"Gila aja aku di sangka Om-om! Masuk yang, pegel entar kalo nunggu supir dateng. Aku anterin tapi kita Jalan dulu, aku laper"Ucapnya memaska, orang itu tak lain adalah Kennand.

Setelah Nadira pergi dari kantornya ia langsung menyusulnya,. Semenjak kepulangannya dari Surabaya mereka jarang bertemu bahkan belum bertemu mungkin, karena kesibukan masing-masing. Jadi mereka hanya bisa bertukar kabar lewat ponsel saja.

Dengan tergelak tawa, Nadira pun masuk kedalam mobil itu.

"Kemana kita?"Tanya Nadira setelah Kennand melajukan mobilnya

"Tadi kan aku udah bilang kita makan dulu, aku laper"jelas Kennand melirik Nadira sekilas lalu fokus kembali menyetir

"Kamu gak sarapan?"tanya Nadira penasaran

"Iya, tadi buru-buru langsung ke kantor. Ada meeting mendadak jadi gak sempet sarapan"jawab Kennand santai dengan membelokan stirnya ke sebuah parkiran kafe.

"Jangan dibiasain yang, entar kamu sakit. Minimal ngemil kek"Ingat Nadira dengan nada perhatiannya

"Tadi udah ngemil sandwich, tapi tetep aja roti sama nasi beda. Gak mengenyakan buat aku meski sandwichnya abis 5 potong juga"Terangnya dengan turun lebih dulu dari mobil

"Dasar maruk!"ledek Nadira dengan terkekeh lalu ikut turun dari mobil mengikuti langkah Kennand

Setelah memesan makanan dan minuman mereka pun duduk di salah satu meja yang ada di kafe itu.

"Hebat banget yah akting kamu tadi. Aku berasa orang asing banget deh pas sama kamu di sana"Ucap Nadira memulai percakapan lagi

"Biar gak curiga. Lagian semua orang di sana bilang kalo aku boss devil, saking tegasnya sama karyawan. Entar juga kamu bakalan tau sisi lain dari Kennand Dwingkara saat di kantor"Jawab Kennand polos dengan memainkan ponselnya, mengecek e-mail perusahaan! Tentu saja dia adalah laki-laki maniak pekerjaan dimnapun dan kapanpun ia harus mengawasi dengan detail pemasukan dan pengluaran kantor. Karena bukan satu perusahaan saja yang ia pegang tapi banyak perusahaan, meski masih bisa di hitung dengan jari jumlah perusahaannya.

"Kok aku jadi takut ya"ujar Nadira bergidik ngeri

"Aku gak akan ngapa-ngapain kamu kali by. Tenang aja, tegasnya masih di batas wajar"komentar Kennand dengan meminum kopi yang sudah datang pesanannya.

"Sekarang kamu bisa bilang gitu, gak tau entar kan"

Tanpa menjawab lagi Kennand hanya fokus dengan makanannya begitupun Nadira.

"Orang tua Alma pengen aku cepet-cepet nikahin Alma"Ceplos Kennand tak ada angin tak ada hujan mengatakan itu di hadapan Nadira.

Nadira yang sedang asik makan saja langsung tersedak.

"Uhuuk uhhuukk."

"Pelan-pelan by makannya"ujar Kennand dengan menyodorkan air kepada Nadira.

"Aku makan pelan, tapi ucapan kamu yang bikin aku kaget"jawab Nadira dengan nada lirihnya.

Apakah hubungan ini akan berakhir?- Batin Nadira dengan hati yang terasa sakit

"Maaf"ucap Kennand pelan dengan menatap Nadira sendu. Ia tau saat ini hati Nadira sakit tapi bukan Nadira saja dirinya juga sakit dan juga bimbang tentunya.

"Jadi?"Tanya Nadira dengan menatap kedua mata Kennand. Berharap jika Kennand akan segera mentukan pilihan. Nadira atau Alma?

"Gak tau, aku bingung mau gimna kedepannya. Karena untuk saat ini aku belum siap menentukan dan belum siap kehilangan kamu jika itu adalah kemungkinan terburuknya"jelas Kennand dengan menangkup wajah Nadira.

"Ya, untuk saat ini kamu belum siap kehilangan aku. Tapi untuk kedepannya kamu harus siap, begitupun aku"komentar Nadira dengan melepaskan tangkupan wajahnya dari Kennand, dengan kembali fokus makan.

"Jika aku milih kamu, apa kamu siap buat semuanya? Begitupun sebaliknya?"Tanya Kennand lirih dengan masih memfokuskan pandangannya ke arah Nadira yang tampak acuh

"Kamu lebih tau segalanya hati aku Ken. Aku cinta kamu, apapun itu asalkan kamu sama aku terus, aku yakin aku bisa kuat ngadepin semuanya. Ngadepin cemoohan orang-orang di luar sana tentang aku yang merebut kakasih wanita lain. Setelah mereka yang tau bahwa aku adalah anak dari seorang pe**cur dengan semua kata-kata kasarnya itu, aku sudah terbiasa Ken! Tapi apa kamu juga tega melihat wanita yang kamu kasih cinta dan harapan jauh sebelum kamu kenal sama aku?! Dan aku katakan bahwa semua ini adalah kesalahan! Semuanya akan hancur Ken, dan itu adalah ulahku!"ucap Nadira dengan berurai air mata yang entah sejak kapan keluar dari matanya.

"Please Ra! Aku juga salah. Dan kalau Ada yang harus di salahkan, itu adalah aku! Aku adalah awal dari kesalahan ini!"Dengan nada penuh pekanan Kennand berucap lirih. Ia memeluk tubuh Nadira erat tak peduli dengan beberapa pengunjung yang ada di sana, meski hanya sedikit orang yg berada di kafe itu.

"Apakah kesalahan ini akan berakhir sekarang?"Tanya Nadira di dalam dekapan Kennand

"Gak. Aku gak mau kehilangan kamu Ra."jawab Kennand tegas.

"Lalu? Kamu akan meninggalkan dia?" Tanya Nadira lagi

"Akan ku pikirkan nanti"jawabnya singkat dengan terus membelai rambut Nadira

Setelah beberapa saat mereka terdiam dengan masih berpelukan tiba-tiba saja ada seseorang yang memangagetkan mereka

"Lah anjay:v pacaran gak liat tempat amat kalian"Dengusnya lalu tanpa permisi duduk di antara keduanya

"Nanta?"Seru mereka bersama.

Kennanta, atau yang sering di panggil Nanta itu hanya nyengir tanpa dosa berada di tengah-tengah mereka.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Kennand ketus

"Beli batu bata"Ceplos Kennanta dengan mendelik ke arah kakaknya itu.

"Kamu salah tempat dek"jawab Kennand tak mau kalah

"Ya lagian pake nanya lagi, mau makan lah abis mau ngapain lagi aku kesini?"ucap Kennanta emosi.

"Kali aja mau renang"ceplos Kennand lagi acuh

"Serahmu mas"jawab Kennanta ketus

"Ganggu tau gak!"ujar Kennand yang masih tak suka atas keberadaan adiknya itu.

"Aku tuh adiknya Aa lho, kok gitu amat sih?"Tanya Kennanta tak habis pikir

"Iya, semua orang juga tau kamu tuh adiknya Aa tap......"

"Stooppp!!. Please deh, kalian tuh udah gede, masih aja pada ribut. Heran aku"potong Nadira saat Kennand tak berhenti mengoceh.

"Hehe, jangan salahin aku kak, A Kennand aja tuh yang ngeselin"ujar Kennanta dengan melihatkan cengirannya.

"Dih, kok malah Aa sih yang di salahin"ucap Kennand tak terima

"Udaaahh iiihh. Kalo kalian terus berantem aku pulang nih"ucap Nadira sedikit emosi.

Heran sama kelakuan kakak beradik ini, padahal jika sedang akrab mereka dekat sekali bahkan tak sungkan memperlihatkan kasih sayang sorangan kakak adik, namun jika sedang ribut bikin yang mendengarnya pusing minta ampun.

"Jangan!"ucap mereka barengan

"Heemmm, yaudah jangan berantem terus"ujar Nadira dan terus melanjutkan makannya.

"Oh ya, kapan kalian nikah? Aku udah gak sabar liat A Kenn ucapin ijab kabul dengan ekspresi tegangnya. Haha pasti lucu deh"

"........"

*************

Bersambung.,...

Tbc.

See you next part 😊

KEKASIH KEDUA #[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang