🍁 Garbera - Satu 🍁

523 42 1
                                    

" disaat diam menjadi lebih baik dan disaat menunduk menjadi lebih lega ... walaupun rasa sesak ini masih bertahan ... ditempatnya, dalam diam "

_________________________________________

Lisa membeku, matanya hanya menatap satu objek yang tidak jauh darinya. Menatap betapa intensnya mereka, lelaki itu membuka pintu mobil miliknya dan mempersilahkan wanita itu untuk keluar. Bahkan tidak lama, terlihat jelas dimatanya bagaimana saat tangan lelaki itu mengelus puncak kepala wanita yang ada dihadapannya. Senyuman itu ... senyuman yang tidak pernah ada untuknya, senyuman yang bisa diberikannya pada semua orang - tapi tidak untuknya.

Sorot matanya terus melihat bagaimana dekatnya interaksi mereka berdua, punggung lebar yang perlahan menjauh. Punggung yang dulu menjadi tempatnya bersandar, tapi seakan terus diperhatian ... hanya menatap punggungnya saja dapat membuatnya sesak. Dadanya benar-benar sesak.

Semuanya gelap, telapak tangan besar menutup kedua matanya. Telapak tangan yang selalu membuatnya tidak melihat apa-apa, gelap ... sunyi ... dan itu perlahan membuatnya tersenyum kecil. Dia tahu pemilik telapak tangan itu, aroma badannya saja sudah membuatnya hapal mati.

" Jangan dilihat "

" Terlambat, Erick " Lisa menurunkan Erick, berbalik dan tersenyum tulus pada lelaki yang ada dihadapannya itu.

Tanpa berkata apapun, Erick merangkul Lisa dan mengantarnya ke gedung B yang merupakan gedung Fakultas Arsitek. Dia tidak ingin tahu lebih banyak tentang apa yang dirasakan oleh wanita yang ada dalam rangkulannya ini. Tanpa kata apapun, hanya dengan sorot matanya sudah dapat terlihat jelas. Betapa terlukanya wanita itu.

" Nanti mau makan di kantin ? Pak Umun sudah jualan siomay lagi " Sahut Erick sambil memainkan rambut panjang milik Lisa, entahlah tangannya begitu gatal dan yang menjadi pelampiasannya adalah rambut coklat panjang milik wanita ini.

" Seriusan ? Boleh deh, abis MK ya " membayangkan betapa enaknya siomay milik Pak Umun, apalagi jika ditambah sambal dan minumnya es teh. Sudah hampir 2 minggu dia tidak merasakan makanan favoritnya itu, Pak Umun sempat pulang kampung ke Blitar karena anaknya sakit.

" Tapi ingat, jangan sampe 3 porsi loh "

Lisa menoleh dan menatap datar Erick, semenjak ketahuan dia pernah makan siomay pak umun sampai 3 porsi. Tapi mengingat itu, tentu membuatnya ikut mengenang kejadian beberapa bulan yang lalu.



♧♧♧♧♧



Memandang keluar jendela, siang telah berganti sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memandang keluar jendela, siang telah berganti sore. Matahari seakan bersiap-siap untuk tenggelam dan digantikan sinar rembulan. Suasana hatinya begitu baik, bagaimana tidak ... Aldo mengajaknya keluar, katanya hanya sekedar makan dan itupun Tante Delice - Mama Aldo yang menyuruhnya, karena hari ini kedua orang tuanya tengah melakukan perjalanan bisnis sedangkan Lion masih berada di Singapore dan lusa baru pulang.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang