Mulut bisa berbohong, tapi tubuh tidak. Karena tubuh kita yang tahu betul bagaimana hati kita. Terkadang hati dan mulut berkata tidak, tapi tanpa kita sadari ... tubuh kita berkata lain.
_________________________________________
Erick
Gue baru saja keluar dari mobil saat kedua kakak-beradik kampret ini langsung menarik kedua tangan gue, saling berebut - ah direbutin memang banyak yang meninginginkannya. Tapi please ... gue juga masih normal, dan menjadi objek kegiatan merebut - direbut seperti ini membuat gue menatap kesal Kharel dan Danu tentunya dengan tatapan tajam yang selalu gue banggakan.
Katanya sih tatapan tajam gue benar-benar menakutkan - bagi yang tidak mengenal dekat gue.
" Sekarang apa lagi ? " Gue menghempaskan kedua tangan mereka yang memegang masing-masing tangan gue, berjalan melewati kedua lelaki yang sikapnya mampu membuat gue emosi sampai mencapai titik 3000°C bahkan lebih.
" Kalian berdua lagi taruhan, siapa yang paling cepat dapat kontak wanita dari gue, itu pemenangnya ? "
" Atau kalian mau gue jadi bodyguard kalian saat kalian sedang foreplay dengan wanita random yang kalian temui di club ? "
" Dan jangan bilang kalian adu masak seperti minggu lalu, dan menyuruh gue untuk memilih makanan mana yang paling enak ? "
Damn ! Shit !
Sepertinya tebakan gue yang terakhirlah jawaban atas semuanya, Kharel dan Danu langsung menghadang jalan gue, menunjukkan tatapan puppy gaze pada gue.
Percayalah, lebih baik kalian semua suruh gue untuk lari keliling lapanan bola sebanyak 25 kali atau kalian bisa suruh gue untuk menabuk perut bulat besar Pak Didik yang seperti gendang itu - daripada harus menghadapi hidangan yang ... ah menyebutnya aja gue benar-benar mau muntah.
" Jangan gue, lo bisa minta sama Aldo "
" Minta sama dia ? Yang ada malah kita bakalan jadi sasaran latihan tembaknya seperti waktu itu "
" Gue juga masih sayang sama nyawa gue, lagipula kasihan Vallery jadi janda kalau gue metong "
" Lo sayang sama nyawa lo, terus maksud lo nyawa gue gak ada artinya gitu ?! " Teriak gue nyaring tepat ditelinga Kharel, yang gue sangat yakin gendang telinganya itu bakalan bergetar hebat akibat suara meleking gue. Bahkan Danu sempat memilih mundur sambil mengelus kedua telinganya.
" Makanan gue gak bakal bikin lo mati, Erick. Tapi gak tahu makanan Danu, paling lo cuma koma seminggu "
" Loh kok gue sih ? Makanan lo yang lebih parah dari gue, tanpa gue rasain juga udah bisa bikin anak orang mati ... walaupun cuma nyium baunya "
KAMU SEDANG MEMBACA
GARBERA
FanfictionIni bukan kisah yang romantis dan penuh dengan adegan-adegan yang kalian gandrungi. Tapi ini hanya kisah antara berjuang dan melepaskan, hanya kisah antara bertahan dan meninggalkan dan hanya kisah antara .... Benci dan cinta ... • Aldo Leandre Edga...