🍁 Garbera - Dua puluh tujuh 🍁

114 11 0
                                    




Perpisahan memang menyakitkan, tapi ada yang paling menyakitkan daripada sebuah perpisahan. Yaitu pergi tanpa sepenggal kata, membawa semua luka yang perlahan terasa sesak


 Yaitu pergi tanpa sepenggal kata, membawa semua luka yang perlahan terasa sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧


Bisakah saat ini Lion merasa ada yang aneh pada diri Devina? Pasalnya dari tadi pagi, wanita itu melakukan segala hal yang dia sukai. Seperti Devina yang mau menemaninya gym, padahal dia sangat tahu bahwa Devina akan merasa risih jika menemaninya gym ditempat umum. Devina juga memakai pakaian yang tertutup seperti dress yang melewati lutut, atau bahkan celana panjang dengan kemeja - seperti kemauannya. Devina juga rela menyibukkan diri didapur untuk membuatkannya makanan dan beberapa dessert dan yang paling aneh untuknya adalah Devina yang terus memeluknya, mengucapkan ' I love you ' berulang kali.

Ya meskipun dibagian terakhir itu merupakan hal yang sangat dia sukai.

Tapi perubahan signifikat itu membuatnya merasa aneh dan asing.

Lion berjalan mendekati Devina yang sedang berdiri dibalkon kamar hotel, memandang pemandangan Malbourne dimalam hari yang banyak dipenuhi gemerlapnya gedung bertingkat serta lalu lintas kota Malbourne.

" Sedang apa? " Tanya Lion sambil memeluk erat Devina dari belakang. Melingkarkan kedua tangannya pada perut ramping Devina.

Devina tersentak, kemudian sedikit menoleh kebelakang. Tersenyum pada Lion, sebelah tangannya menyentuh lembut pipi Lion membuat lelaki itu memejamkan matanya merasakan sentuhan halus Devina.

" Kamu mau tau kenapa aku suka sama bintang?" Devina menoleh, mendongakkan kepalanya menatap hamparan langit berwarna gelap yang dipenuhi banyak bintang dan bulan. Tangannya kembali menyentuh tangan Lion yang ada diperut rampingnya.

" Bintang itu cantik, terlebih lagi karena Allycia juga menyukai bintang " Lion masih ingat alasan kenapa Devina selalu menyembatkan diri berdiri dibalkon saat tengah malam hanya untuk melihat bintang. Entah dibalkon kantornya, apartemen ataupun hotel saat perjalanan bisnis.

Bahkan Devina bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk melihat bintang.

Devina menganggukkan kepalanya, itu salah satu kenapa dia sangat menyukai bintang. Tapi ada satu alasan utama dibalik dia yang menyukai bintang.

" Bintang terlihat sangat kecil, dia bersinar digelapnya langit malam. Meskipun semua orang tidak selalu memperhatikan kehadirannya. Tapi bintang akan selalu ada, ditempatnya ... untuk menghiasi langit malam dan menemani bulan. Aku cuma ingin seperti bintang, tidak terlihat, tapi selalu ada. Tidak terasa dan dirasakan, tapi selalu ditempatnya. Dengan sinar kecilnya " Devina berbalik, menghadap Lion. " Jadi meskipun aku gak ada bersamamu, menemanimu ... kamu harus tahu, dimanapun aku berada, aku akan selalu untukmu. Tempatmu akan selalu disini " Devina menunjuk dadanya. " Dihatiku ".

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang