🍁 GARBERA - Sembilanbelas 🍁

124 14 0
                                    

Aku tidak tahu, bagaimana bisa aku mendapatkanmu. Keberuntungan apalagi ini, bertemu denganmu, menyayangimu, adalah hal terindah dalam hidupku

--------------------------

Neraka bagi seorang Lion Alexio Clairain baru saja dimulai. Mulai dari tadi saat pesawat yang dia tumpangi take off, Lisa sudah menyambutnya dengan tendangan super maut milik adiknya itu ditulang kering nya. Menyuruhnya membawa semua koper yang berjumlah 5 koper besar, tanpa dibantu oleh siapapun. Menyuruhnya menyetir mobil dengan kecepatan yang adiknya itu inginkan. Dan yang paling terakhir dan paling menyiksanya adalah membersihkan apartemen milik Vallery yang melebihi kapal pecah, bungkus snack berceceran dilantai, cucian piring yang kotor, bajunya yang bertumpuk dan berjejer berantakan dilantai ditambah kamar mandi yang ... dia saja sampai bingung, wanita cantik seperti Vallery tapi malesnya melebihi siapapun.

" Bawa semua koper, jangan ada yang bantu ! "

" Lo yang harus nyetir mobil, gak ada alasan capek atau apa. Gak peduli gue "

" Ini pelan banget sih mobilnya "

" WOI PELAN-PELAN ! LO MAU BIKIN KITA SEMUA MATI KECELAKAAN ?! "

" ASTAGA LION !!!! BAWA MOBILNYA JANGAN KAYAK SIPUT GINI "

" INI KELAJUAN BEGO !!!! "

" Bersihin apartemen Vallery, kita semua mau keluar "

" Oh dan satu lagi, siapin baju yang akan kita bawa ke Jakarta "

" Dan lagi booking tiket pesawat, gue mau lo sendiri yang booking tanpa lo suruh asisten lo itu "

Lion rasanya ingin menjedotkan kepadanya ke dinding sekarang. Inilah akibatnya kalau membuat Lisa marah seperti sekarang, jiwa bossy wanita itu langsung keluar. Dia bahkan lebih bossy jika dibandingkan dirinya.

" Disaat ini gue mempertanyakan, dosa apa gue dapat adik kayak lo " Lion mendumel sambil mengumpulkan semua bungkus-bungkus snack kedalam plastik sebelum akhirnya membuatnya ketempat sampah didekat dapur.

" Dan apa booking tiket pesawat? Dia harus naik pesawat umum lagi? Terus gunanya jet pribadi miliknya apa? "

Terkadang adik satu-satunya itu kadar kebodohannya semakin akut.

Dia tersenyum sambil menyeka keringat dikeningnya, apartemen Vallery besar - meskipun tidak sebesar miliknya tapi tetap saja membersihkan apartemen ini sangat menguras tenaganya. Terlebih ini pertama kalinya dia membersihkan apartemen, karena biasanya dia akan memperkerjakan orang untuk membersihkan apartemennya.

" Aahh lega nya " Lion merebahkan pantat nya diatas sofa empuk diruang tengah, merentangkan kedua tangannya dan menyandarkan punggungnya. Sumpah dia sangat lelah.

Apalagi besok mereka semua harus ke Jakarta.

Tunggu ... Jakarta?


" OH ASTAGA ... kingkong satu itu bakalan ngamuk " Lion langsung loncat dari sofa dan berlari menuju kamar Vallery.

Seketika dia melongo, semua koper terbuka lebar dan barang-barangnya sangat berantakan. Dia mendengus sebal, kalau dia tidak ingin Lisa tidak marah padanga sudah dapat dipastikan dia akan membuang dan membakar semua koper ini - terkecuali miliknya dan milik Liana.

" Untung adik, untung sayang, untung cantik " Lion kembali mendumel saat merapikan koper milik Danu. Melipat pakaian bertelinga lebar itu dan menatanya kembali kedalam koper.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang