🍁 Garbera - Dua puluh enam 🍁

110 11 0
                                    

HAPPY READING :)

" Ingatan dari memori otak itu bisa hilang dan terlupakan, tapi tidak dengan ingatan dari tubuh. Karena tanpa disadari, tubuh akan bergerak sesuai yang diingatnya " - Roger

♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧


Setelah dengan semua kekacauan dan kesedihan yang dia rasakan kemarin, pesan yang dikirimkan oleh Devina yang menghantarkannya disini. Disebuah restaurant didepan apartemen Jefri, dengan Devina yang duduk dihadapannya. Wanita itu tampak gugup, bahkan sesekali pandangan matanya kosong. Suasana restaurant tampak sangat ramai, mengingat ini sudah tengah hari dan jamnya makan siang. Tapi berbeda dengan mereka berdua, suasana tampak sangat canggung.

Mata bulat warna coklat terang miliknya itu terus menelisir Devina, yang sepertinya masih memilih diam padahal ini sudah 9 menit sejak kedatangannya disini.

" Mungkin lo masih kaget dengan semuanya " Devina memberanikan diri menatap Lisa, dia sudah mengumpulkan keberanian hanya untuk mengatakan ini. " Rasa terkejut karena fakta munculnya Aldo dan kondisinya, pasti masih sangat mengusik lo. Belum selesai semuanya, dan sekarang lo harus tahu hubungan gue dan Lion " Lanjut Devina.

" Jangan berbelit, Kak. To the point " Sejujurnya Lisa sedikit jengah, dia belum terbiasa dengan suasana seperti ini. Terlebih lagi dengan Devina. Dia belum siap bertemu kakak dari Aldo setelah fakta mengejutkan yang baru dia ketahui.

Devina tersenyum kecil, dia tahu pasti Lisa sangat jengah bertemu dengannya. Dia adalah orang ketiga di hubungan Lion dan Liana, dan kadang dia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Dia tidak menyalahkan cintanya pada Lion, dia juga tidak menyalahkan cinta Lion padanga, tapi dia hanya menyalahkan dirinya sendiri. Karena dia ... wanita tidak bersalah seperti Liana akan terluka.

" Lo berhak kecewa dan marah sama gue, tapi jangan sama Lion " Karena Devina sadar, dia yang salah. Jika dia tidak bertemu Lion, menjelaskan semua kesalahpahaman diantara mereka ... kejadian ini ... hubungannya dengan Lion tidak akan kembali bersama.

" Jadi kak Devina menyalahkan diri sendiri hanya untuk menyelamatkan Kak Lion? Sungguh pengorbanan yang mengagumkan " Cibir Lisa sambil mengepalkan kedua tangannya yang ada dibawah meja. Ini pertama kalinya dia bersikap kasar pada Devina.

" Lo benar, tapi inilah faktanya, Lis. Andai saja gue gak bertemu Lion dan menjelaskan semua kesalahpahaman diantara kita, hubungan terlarang ini gak mungkin ada. Seharusnya Lion tetap membenci gue, seperti yang sudah terjadi 7 tahun ini " Jeda Devina. Meredakan rasa sesak yang perlahan menghimpit rongga hatinya. " Gue cuma minta bantuan lo, dan semuanya akan berakhir " Lanjutnya memohon.

Entah hanya perasaannya saja atau bukan, sorot mata dan perkataan Devina seakan menunjukkan sesuatu yang akan membuat Lion terluka.

" Kak Devina minta tolong apa? " Sahut Lisa sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

" Gue akan menjauh, menghilang dari hidup Lion. Setelah kalian semua kembali ke Korea, saat itulah hubungan terlarang ini akan gue akhiri ... gue minta lo untuk selalu ada disisi Lion, memastikannya baik-baik saja dan jangan biarkan Lion mencari gue "

Lisa tersentak. Devina mengatakan itu semua sambil tersenyum, tapi sorot matanya menjelaskan semuanya. Sorot mata yang terluka dan tersakiti. Devina memang tampak kuat, tapi jauh didalam lubuk hatinya ... wanita itu terluka.

" Lo yakin, Kak? " Pertanyaan bodoh apa itu? Dasar bodoh.

Dia sangat yakin, meskipun keputusannya ini akan melukai Lion dan dirinya. Mungkin setelah inipun, dia akan membunuh hatinya seumur hidup. Karena dia hanya akan mencintai satu lelaki, seumur hidupnya. Lion Alexio Clairain.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang