Happy Reading ...Dia terus tertidur, wajahnya begitu damai
Beberapa alat menempel ditubuh kekarnya
Menunjang kehidupannyaHanya bisa diam, menatap tanpa berkata apapun
Hanya berharap, sepasang mata tegasnya kembali terbuka ...
menatapku penuh rasa>><><><><><>><<><><><><><<
•
•Ruangan itu penuh dengan alat-alat medis, berbagai menitor terpasang. Beberapa dokter dan perawat berusaha menyelamatkan kedua nyawa yang tengah terbaring damai di meja operasi.
Semua orang menatap cemas pada sepasang pintu berwarna hijau, lampu merah menyala yang menunjukkan sedang ada operasi dibalik pintu tersebut.
Lion terduduk lemas, menatap kedua tangannya yang terdapat darah adiknya dan juga Aldo. Wajah lelaki 25 tahun tersebut menunduk lesuh. Pakaiannya berantakan, bahkan noda darah dipipi nya belum dibersihkan.
Lion sempat tersentak saat merasakan pipinya yang basah, disamping kanannya ada Liana yang mengelap wajahnya menggunakan tisu basah. Membersihkan noda darah diwajahnya. Untuk tersenyum saja dia tidak bisa, tapi genggaman tangan Liana seakan menguatkannya. Padahal dia tahu, wanita itu juga sama hancurnya seperti dirinya. Sahabat terdekatnya tengah bertarung nyawa dibalik pintu hijau tersebut.
Lian berusaha menenangkan Luna yang terus saja menangis semenjak istrinya itu datang kerumah sakit. Tangannya mengelus punggung Luna, menenangkan istrinya itu. Tapi tatapan matanya tidak pernah lepas dari pintu berwarna hijau yang tidak jauh dari dirinya. Banyangan wajah anaknya yang berlumuran darah terus menghantui pikirannya.
Maria dan Vallery yang duduk tidak jauh dari Lion, mereka terus memanjatkan doa untuk keselamatan sahabatnya dan juga Aldo. Tidak jarang kedua bahu wanita cantik itu bergetar, menahan tangisan. Kharel menggenggam erat tangan Vallery, sedangkan Danu mengusap punggung Maria.
PLAK
Suara tamparan yang begitu nyaring pun menarik perhatian mereka semua. Lelaki yang sepertinya seusia Lian tengah menampar pipi Roger, wajah lelaki itu begitu menyeramkan. Menunjukkan bahwa dia tengah marah. Sedangkan wanita disampingnya yang seusia Luna tengah dipeluk wanita yang wajahnya sekilas mirip dengan Aldo.
(Abaikan ekspresi mereka, anggap aja mereka gak senyum)
" Saya menempatkan kamu disisi anak saya untuk menjaganya, memastikan keamanannya. Tapi ini apa?! Anak saya malah tengah berada diruang operasi ! "
" Dad, tenang. Kita lagi dirumah sakit "
" Kamu diam, Devina! Daddy tidak pernah mengajarkanmu untuk menyela perkataan orang tua! "
KAMU SEDANG MEMBACA
GARBERA
FanfictionIni bukan kisah yang romantis dan penuh dengan adegan-adegan yang kalian gandrungi. Tapi ini hanya kisah antara berjuang dan melepaskan, hanya kisah antara bertahan dan meninggalkan dan hanya kisah antara .... Benci dan cinta ... • Aldo Leandre Edga...